Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menggagas Sound of Borobudur Mementaskan "Campursari Kolosal" Alat Musik dari Seluruh Dunia

11 Mei 2021   13:40 Diperbarui: 11 Mei 2021   14:04 1301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengenalan Sape', Keledi dan Instrumen Lain ke Publik | japungnusantara.org 

Berawal dari gelaran Borobudur Cultural Feast 2016 yang di dalamnya juga terjadi proses diskusi antar elemen seni danjuga senimannya, akhirnya lahir gagasan untuk menghadirkan kembali alat-alat musik yang tergambar pada relief Karmawibhangga di Candi Borobudur dalam wujud fisik serta membunyikannya kembali. 

Ditahap awal, ditandai dengan lahirnya 3 instrumen musik dawai yang bentuknya diambil dari relief Karmawibhangga nomor 102, 125, dan 151 yang kelak salah satunya dikenal sebagai alat musik tradisioal masyarakat Dayak di Kalimantan yang dikenal sebagai sape' atau sampeq. 

Luar biasanya, ketiga alat musik tersebut berhasil dimainkan secara sempurna untuk mengiringi 3 komposisi sekeligus oleh beberapa musisi dalam launching-nya pada  pembukaan Borobudur Cultural Feast pada tanggal 17 Desember 2016, di lapangan Lumbini yang berada di area Candi Borobudur.

Baca Juga :  Mengenal Alat Musik Dayak Sape' dan Keledi, Instrumen "Sound of Borobudur" dari Kalimantan

Keberhasilan mewujudtampakkan sekaligus membunyimusikalkan 3 instrumen musik dawai dari relief Karmawibhangga, layaknya candu bagi para penggiat sound of Borobudur untuk terus mengeksplorasi, meriset, mewujudkan, dan membunyikan kembali berbagai alat musik yang tepahat di relief-relief Karmawibhangga, Jataka, Lalitavistara, Avadana, dan Gandavyuha di candi Borobudur. 

Salah satu temuan sekaligus rumusan penting dalam eksplorasi berikutnya adalah fakta temuan lebih dari 40 jenis instrumen alat musik berikut sebarannya di seluruh dunia seperti tersebut diatas dalam 200 relief yang terdapat di 40 panel candi dan juga keberhasilan rekonstruksi terhadap 18 instrumen dawai dari kayu, 5 instrumen berbahan gerabah, dan satu instrumen idiophone dari besi.

Pengenalan Sape', Keledi dan Instrumen Lain ke Publik | japungnusantara.org 
Pengenalan Sape', Keledi dan Instrumen Lain ke Publik | japungnusantara.org 

Setelahnya, secara berturut-turut Sound of Borobudur tampil dalam beberapa even, seperti Explore Borobudur (Januari, 2017), Borobudur International Festival 2017 (Juli,2017), Festival Pamalayu di Dharmasraya, Sumatera Barat (2020) dan yang paling anyar sekaligus menjadikan sound of Borobudur menjadi perbincangan di seluruh penjuru nusantara adalah penampilannya secara live dalam Seminar dan Lokakarya secara daring Borobudur sebagai Pusat Musik Dunia”, tanggal 7-9 April 2021 yang lalu yang menampilkan tiga komposisi, “Jataka” (cipt. Dewa Budjana), “Lan e Tuyang” (lagu Dayak Kenyah) dan “lndonesia Pusaka” (ciptaan Ismail Marzuki),

Sebagai wujud keseriusan, agar gerakan Sound of Borobudur mempunyai sistematika manajemen yang lebih efektif, efisien, dan terukur, maka Sound of Borobudur dikelola badan pengelola berbentuk yayasan dengan nama Padma Sada Svargantara.


Menggagas Pentas "Campursari Kolosal"  

Masyarakat nusantara tentu sudah sangat familiar dengan jenis musik campursari, jenis musik yang kelak juga melambungkan nama Didi Kempot, The Godfather of Broken Heart!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun