Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menggagas Sound of Borobudur Mementaskan "Campursari Kolosal" Alat Musik dari Seluruh Dunia

11 Mei 2021   13:40 Diperbarui: 11 Mei 2021   14:04 1301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alat Musik Tradisional Sape' atau Sapek | timesmedia.co.id 

Borobudur Pusat Musik Dunia

Artefaktual relief Candi Borobudur yang didirikan sejak abad ke-7 pada masa pemerintahan Mataram Kuno yang saat itu di bawah kekuasaan Wangsa Syailendra, memvisualkan lebih dari 40 macam instrumen alat musik di dunia dari 4 (empat) kategori alat musik berbeda, yaitu kordofon (petik), aerofon (tiup), idiofon (pukul) dan membranofon (membran) yang sampai sekarang masih banyak dimainkan di lebih 40 negara, termasuk di 34 propinsi Indonesia. 

Sebur saja, Ranat Ek (Thailand), Balafon (Gabon), Marimba (Congo/Tanzania), Garantung (Indonesia), Mridagam (India), Ghatam (India), Udu (Nigeria), Bo (China), Bhusya (Nepal), Darbuka (Egypt), Tifa (Indonesia), Small Djembe (Mali/West Africa), Traditional Drum (Srilanka), Muzavu (Tamil), African Drums, Tabla (India), Kendang (Indonesia), Conga (Latin America), Pipa (China), Setar (Iran), Oud (Saudi Arabia), Biwa (Japan), Lute (English), Ud (Turkey).

Alat Musik Tradisional Sape' atau Sapek | timesmedia.co.id 
Alat Musik Tradisional Sape' atau Sapek | timesmedia.co.id 

Selanjutnya ada Bowed String (Italia), Dombra (Kazakhstan), Saung Gauk (Myanmar), Ngobi (Algeria), Sakota Yazh (Tamil), Kora (Gambia), Ekidongo (Uganda), Harp, Zeze/Lunzenze (Kenya), One String Zither (Peru), Kse Diev (Cambodia), Kwere (Tanzania), Sheng (China), Saenghwang (Korea), Keledik/Kedire (Indonesia), Sape' (Indonesia), Shio (Japan), Traditional Flute (Europe), Bansuri (India), Medieval Flute (Germany), Daegum (Korea), dan Suling atau seruling (Indonesia).

Secara de facto, ini jelas menunjukkan peran sentral Borobodur sejak 13 abad yang lalu sebagai salah satu pusat budaya dunia, khususnya seni musik, apalagi sejauh ini belum ditemukan situs-situs lain di dunia yang se-era dengan Borobudur, menampilkan relief alat musik sebanyak Candi Borobudur.

Mengacu pada temuan penting berupa relief alat musik dari berbagai belahan dunia tersebut, sepertinya bukan isapan jempol semata jika situs konstruksi mandala raksasa, Candi Borobudur tersebut sejak 13 abad silam telah didedikasikan sebagai pusat atau induk dari ensiklopedi musik dunia alias Borobudur pusat musik dunia.

Revitalisasi : Rekonstruksi-Reinterpretasi-Reaktualisasi | japungnusantara.org 
Revitalisasi : Rekonstruksi-Reinterpretasi-Reaktualisasi | japungnusantara.org 

Sound of Borobudur Movement 

Dokumentasi temuan spektakuler relief alat musik di Candi Borobudur yang sejatinya sudah terjadi sejak jaman penjajahan Belanda tersebut, ternyata memicu tantangan kreatif untuk "membunyikan borobudur" atau kalau diinggriskan kira-kira menjadi  sound of Borobudur.

Dimotori tiga musisi senior yang juga sekaligus pengampu utama dari gerakan sound of Borobudur, bersama beberapa elemen masyarakat lainnya mereka berusaha "memantik" kembali rasa bangga bangsa Indonesia terhadap kekayaan budaya leluhur, sekaligus sebagai media untuk menemukan formulasi terbaik  pembedayakan semua potensi yang ada agar bisa memberi manfaat semaksimal mungkin bagi masyarakat, khususnya warga di sekitar candi Borobudur.  

Sape' dan Instrumen dawai dari Intrepretasi Relief Karmawibhangga | japungnusantara.org-indro kimpling 
Sape' dan Instrumen dawai dari Intrepretasi Relief Karmawibhangga | japungnusantara.org-indro kimpling 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun