"Ya Rasulullah, suatu hari saya pernah terlambat pulang ke rumah setelah shalat Subuh berjamaah di masjid. Ternyata, anak-anak sudah terbangun dan menemukan kurma tetangga yang telah kami kumpulkan tersebut. Karena belum berakal, mereka langsung memakan kurma-kurma tersebut sampai habis.
"Ya Rasulullah, saya tidak bisa membayangkan seperti apa siksaan Allah SWT karenanya, terlebih untuk saya orang tua pengampu mereka!? Karenanya, ketika melihat itu, saya langsung berusaha mengeluarkan kurma-kurma tersebut dari perut anak-anak saya dengan memasukkan jari-jari tangan saya ke dalam mulut anak-anak itu, sampai mereka muntah dan mengeluarjkan semua kurma yang telah dimakannya,"Â
"Ya Rasulullah, dari air matanya saya tahu mereka sedang lapar, tapi saya lebih tidak rela membiarkan ada barang haram di perut mereka yang kelak justeru menjadi asbab siksaan yang sangat pedih. Selama saya masih ada, saya akan keluarkan dan kembalikan kurma haram dalam perut mereka bersama kurma-kurma yang lain kepada pemiliknya'." Sambil berurai air mata dari keteguhan hatinya, Abu Dujana menceritakan semua yang terjadi dalam keluarganya.
Baca Juga : Â Kisah Jail Nu'aiman, "Ngeprank" Para Sahabat dan Juga Rasulullah SAW
Demi mendengar pengakuan Abu Dujana, seketika mata Rasulullah berkaca-kaca, hingga akhirnya butiran-butiran airnya berderai begitu deras membasahi pipi beliau.
Sejak itu, Rasulullah SAW meminta sahabat yang lain mencari tahu siapa pemilik pohon kurma yang diceritakan oleh Abu Dujana tersebut, sekaligus mengundangnya ke rumah.Â
Awalnya, Rasulullah menawarkan kepada si-fulan pemilik pohon kurma tersebut dengan imbalan surga dengan beragam pernak-perniknya senila 10 kali lipat dari harga normal pohon kurma tersebut, jika dia mau mengikhlaskan pohon kurmanya untuk Abu Dujana. Â Tapi si-fulan dengan tegas menolak tawaran Rasulullah dan mengatakan, hanya akan menjualnya dengan bayaran uang tunai.Â
Mendengar permintaan si-fulan, sahabat Abu Bakar yang baru saja datang, langsung membayar tunai permintaan si-fulan untuk harga pohon kurma tersebut. Abu bakar benar-benar membayar pohon kurma itu 10 kali lipat dari harga normalnya.
Si-fulan begitu kegirangan mendapatkan uang tunai 10 kali lipat lebih mahal dari Abu Bakar. Sambil menyerahkan secara simbolik pohon kurma kepada Abu Bakar yang selanjutya menyerahkannya kembali kepada Abu Dujana, dalam hati si-fulan berkata, "Hari ini aku mendapatkan untung banyak. Dengan uang ini aku bisa membeli sepuluh pohon kurma lagi yang jauh lebih bagus. Selain itu, pohon kurma yang kujual tetap tidak akan kemana-mana, masih tetap di berdiri di tanah milikku. Artinya, aku tetap bisa mengusainya!Â
Baca Juga : Â Saatnya Memunculkan Kategori "Article of The Year" di Kompasianival 2021
Setelah akad jual beli selesai dan si-fulan pulan ke rumah, Rasulullah SAW berseru kepada Abu Bakar, "Hai Abu Bakar, aku yang menanggung gantinya untukmu."Â Mendengar seruan Rasulullah, Abu Bakar dan Abu Dujana sama-sama bergembira, hingga langsung mengucap syukur kepada Allah SWT.