Baca Juga : Â Kisah "Baliman" yang Menghilang, Setelah Kojima Datang!
Demam kopiah pakol juga melanda Indonesia sejak beberapa tahun silam, melengkapi beragam tren fashion penutup kepala alias kopiah yang sebelumnya  lebih dulu sempat mondar-mandir dikalangan masyarakat muslim Indonesia. Termasuk dilingkungan Urang Banjar di Kalimantan Selatan.
Hanya saja, kopiah pakol yang banyak berada di pasaran Indonesia sebagian besar sudah buatan dalam negeri bukan kopiah pakol asli dari Afghanistan atau Pakistan. Diantara kopiah pakol asli dari daerah asalnya dengan yang desain perajin lokal di Indonesia, meskipun selintas relatif mirip, tapi kalau diperhatian dengan seksama akan terlihat beberapa perbedaan yang cukup sgnifikan di antara keduanya.
Selain bahan buatan lokal dari kain khusus mirip beludru, bukan dari bahan wol baik dari bulu domba atau unta seperti aslinya, desain kopiah pakol buatan perajin Indonesia sebagian besar bagian bawahnya bukan digulung, tapi lebih simpel, yaitu dengan cara dilipat separuh, artinya panjang tutupan kepala kebagian bawah maksimalnya 2 kali tutupan normal.
Baca Juga : Â Cara "Modern" Mendidik Anak Menjadikan Setiap Detik Waktunya Bernilai Ibadah
Biasanya, bagian bawah kopiah pakol ini dibuka seluruhnya kalau cuaca cukup dingin, sehingga bisa menutupi area telinga yang biasanya menjadi titik sensitif di suhu dingin. Tapi, tidak menutup kemungkinan untuk dimanfaatkan juga kerika keadaan sedang panas terik, sehingga bisa melindungi bagian bawah kepala sampai leher belakang dari sengatan matahari.
Lebaran sebentar lagi, kopiah pakol inilah kado lebaran kami sekeluarga tahun ini. Kecuali mamanya anak-anak, makhluk paling cantik dirumah alias satu-satunya perempuan dirumah, 5 cowok ganteng lainnya anggota geng pandawa lima dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas ini akan mendapatkan kopiah pakol dengan warna sesuai selera masing-masing.
Baca Juga : Â Shalat di Masjid Kayu Tertua di Kota Banjarmasin Ini Bikin Adem Lahir-Batin!
Sepertinya, antara kopiah pakol asli dari daerah asalnya di Aghanistan dan Pakistan sana dengan kopiah pakol buatan perajin lokal di Indonesia, dijembatani oleh pilihan warna yang sama-sama mempunyai kecenderungan mengarah ke warna-warna kalem atau yang soft, seperti abu-abu, cokelat, hitam, marun, tosca dan dongker.