Bagi generasi awal pengguna handphone jaringan GSM, di akhir 90-an atau awal-awal 2000-an tentu tidak akan pernah lupa "mahalnya" harga untuk mendapatkan starter pack kartu perdana yang saat itu, kalaupun ada dan tersedia di outlet pilihannya-pun juga tidak banyak seperti sekarang, hanya satu atau dua nomor saja, itupun hanya dari dua operator saja yang ada, si-merah dan si-biru, baru berikutnya si-kuning lahir ke dunia.
Harga mahal starter pack pada masa itu sebenarnya wajar saja sih, karena sudah include pulsa senilai 150-500 ribu yang bisa langsung di input ke nomor yang sudah diaktivasi.Â
Oya, Aktivasi nomor hanphone saat itu tidak perlu nomor KK, KTP dan lain-lainnya seperti sekarang, hanya perlu memasukkan kartu chip kecil ke slot kartu yang tersedia di dalam handphone dan setelah itu langsung menghidupkannya. Rata-rata, handphone era itu yang didominasi oleh produk dari pabrikan asal Kota Espoo Finlandia yang sekarang sudah almarhum, bernada dering monophonic yang pastinya sudah sangat keren pada saat itu.
Selain, nostalgia dengan dering monophonic, game ular-ularan dan balok tetris, era awal penggunaan handphone juga mengakrabkan kita dengan istilah voucher pulsa berikut romansa memburunya dengan harga yang "murah", karena harganya selisih kurang sekitar 2000-an, beda dengan sekarang yang harga pulsanya selisih lebih rata-rata 2000-an juga.
Baca Juga : Â Game Jadul Ular-ularan Sang Penghibur Sejati
Maksudnya, kalau dulu beli pulsa voucher isi 100 ribu, biasanya harga jualnya 98-ribuan saja, kalau pulsa isi 50 ribu bisa 49 sampai 51 ribuan, pulsa 20-25ribu biasanya nambah seribuan. Itu dulu! Kalau sekarang, isi berapapun pasti nambah minimal 2000-an. Satu lagi, jaman dulu nggak ada yag jual kuota internet seperti sekaramg, karena  handphone jaman itu hanya bisa untuk nelpon sama SMS saja.   Â
Oya, waktu itu voucher pulsa masih banyak didominasi oleh voucher pulsa fisik alias voucher pulsa yang menggunakan media plastik maupun kertas dengan spesifikasi bentuk dan ukuran kurang lebih seukuran dengan kartu KTP/SIM. Berbanding terbalik dengan sekarang, yang semuanya serba voucher pulsa elektrik, tanpa kertas lagi.
Untuk mengisi nominal pulsa dari voucher fisik, harus terlebih dulu menggosok segel penutup dibagian belakang kartu voucher. Setelah digosok, maka  yang tertutup segel, setelah digosok akan kelihatan sebaris angka yang harus diinput ke dalam handphone dengan cara yang biasanya berbeda-beda antar operator.Â
Proses inilah yang sepertinya dinilai tidak efektif dan merepotkan, sehingga akhirnya voucher pulsa fisik lambat laun tidak lagi dipergunakan lagi, semua beralih ke transaksi ke sistem voucher elektronik, termasuk mulai bisa melalui ATM.
Dulu, ketika masih musim megisi pulsa pakai voucher kartu atau voucher fisik, saya mempunyai kebiasaan untuk tidak membuang plastik/kertas voucher pulsa fisik bekas tersebut dan lebih memilih mengumpulkannya dalam sebuah kotak, karena menurut saya selain desain gambarnya yang bagus-bagus, biasanya juga berisi informasi yang bermanfaat juga untuk nambah wawasan.
Sampai sekarang jumlah kartu voucher fisik koleksi saya jumlahnya lumayan banyak dan masih terpelihara dengan baik meskipun saya relatif sangat jarang mengurusnya. Kecuali kalau ada teman yang mencari seri-seri tertentu dan ingin barter atau membelinya , baru saya membongkar-bongkarnya lagi.
Meskipun penggemarnya masih kalangan yang relatif terbatas, Alhamdulillah kartu-kartu voucher pulsa bekas ini lumayan ngrejekeni lho! Ada saja pokoknya yang nyari ...
Kebetulan, karena dulu tugas kantor mengharuskan saya blusukan ke berbagai daerah, juga mengharuskan saya  memakai operator seluler yang berbeda-beda di tiap daerahnya untuk berkomunikasi menjadikan koleksi voucher pulsa fisik saya menjadi semakin beragam, apalagi desain dan informasi yang ada didalamnya.
Informasi dalam kartu voucher sangat beragam, mulai dari peringatan hari-hari bersejarah, seperti edisi 100 tahun Bung Karno diatas, ada juga edisi peringatan hari-hari besar agama, seperti hari Idul Fitri, Natal dan lain-lainnya.Â
Selain itu ada juga edisi musisi, baik dalam maupun luar negeri. Ada juga seri olahragawan, lukisan, batik, jenis-jenis kesenian daerah, kartun, animasi, film dan banyak lagi yang lainnya. Keren kan?
Semoga Bermanfaat!
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI