Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Alat Musik Dayak Sape' dan Keledi, Instrumen "Sound of Borobudur" dari Kalimantan

5 Mei 2021   13:18 Diperbarui: 5 Mei 2021   13:21 2845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengenalan Sape', Keledi dan Instrumen Lain ke Publik | japungnusantara.org

Keledi atau Kledik khas dari Kabupateng Sintang atau tepatnya dari Desa Nanga Tebidah, Kecamatan Kayan Hulu, telah mendapatkan pengakuan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) pada 20 Oktober 2015

Keledi dalam Desain Perangko Lama | old-stamps.com
Keledi dalam Desain Perangko Lama | old-stamps.com

Jika menarik data dari fakta visualisasi keledi di dalam relief Candi Borobudur yang diperkirakan berdiri lebih dari 13 abad silam atau lebih dari 1300-an tahun, keterangan dari beberapa sumber yang menyatakan perkiraan usia alat musik keledi ini mencapai 3000-an tahun sepertinya bukan isapan jempol semata. 

Itu artinya, Keledi merupakan instrumen organ tertua di Indonesia bahkan bisa jadi di level dunia, karenanya banyak yang menduga, organ mulut khas masyarakat Dayak ini merupakan salah satu inspirasi dan juga cikal bakal terciptanya alat musik organ modern.

Untuk membuat Keledi yang sangat unik dan eksotik, yakni berupa susunan sejumlah tabung/ruas bambu dengan panjang berbeda yang dihubungkan dengan sebuah labu, dibutuhkan bahan buah labu tua berumur sekitar 5-6 bulan yang dibuang isinya, direndam satu bulan dan selanjutnya dikeringkan, serta beberapa ruas batang bambu kecil.

Memainkan Keledi | haipedia.com
Memainkan Keledi | haipedia.com

Untuk menyatukan buah labu dan batang-batang bambu digunakan perekat dari sarang kelulut (sejenis lebah hutan penghasil madu yang berukuran lebih kecil). Sedangkan tabung ruas bambu disatukan dengan ikatan tali. Fungsi dari tabung dari ruas-ruas bambu ini adalah untuk menghasilkan nada-nada pentatonik dari yang paling tinggi sampai yang paling pendek.

Cara memainkan keledi juga mirip dengan harmonika, jadi tidak hanya sekedar ditiup saja, tapi juga ada bagian nada yang untuk mendapatkannya harus dihisap. Untuk itu, sebagaimana layaknya para pemain alat musik tiup lainnya, untuk bisa memainkan keledi dengan baik harus mempunyai nafas yang relatif panjang dan juga kemampuan untuk mengatur nafasnya, biar tidak ngos-ngosan!

Lazimnya, Keledi dimainkan saat berlangsung ritual adat suku Dayak, iringan tari-tarian tradisional, nyanyian dan teater tutur khas Dayak. Sayang, eksistensi Keledi terus menurun, keberadaanya masih kalah populer dengan alat-alat musik tiup modern, termasuk pianika saudara mudanya.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun