Baca Juga : Â Kojima Solusi Praktis Gaya Hidup Sehat ala Rasulullah
Artinya, jika kita ingin mulai menanamkan semangat menjadikan setiap detik waktu anak-anak kita juga bernilai ibadah, maka kita para orang tua juga harus nyetel di frekuensi yang sama, menerapkan pola hidup yang ramah pada sunnah-sunnah Rasulullah guna bisa menjadikan setiap detik waktu kita juga bernilai ibadah, sebagai teladan dan contoh terbaik bagi anak-anak, buah hati kita.
Merekalah yang kelak mewarisi amalan ilmu yang bermanfaat, sekaligus amalan anak saleh, dua dari tiga amalan yang tidak akan terputus dengan kita, meskipun kita sendiri sudah dipanggil menghadap-Nya. Inilah salah satu hikmah dari kewajiban kita para orang tua perlu mendidik anak-anak kita sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Setelah kita dalam satu keluarga, sama-sama nyetel dalam frekuensi yang sama, langkah selanjutnya adalah action dengan cara yang menyenangkan! Mulai saja dari aktifitas yang paling mudah, seperti melafalkan Basmallah setiap memulai aktifitas apa saja dan mengakhirinya dengan bacaan Alhamdulillah. Termasuk sering-sering menyebut asma Allah ketika bersin, menguap, terkejut atau kaget, melihat seuatu yang indah atau juga menyenangkan dan begitu juga sebaliknya.Â
Ini penting! Selain sebagi contoh aplikatif sekaligus pembiasaan mendengar asma Allah sehingga terekam dalam alam bawah sadar anak. Khusus untuk melafalkan Basmallah dan Alhamdulillah, keduanya merupakan dasar dari semua doa sebelum dan sesudah beraktifitas apapun, menerapkannya juga melatih anak-anak untuk cermat, sekaligus konsisten melibatkan Allah SWT dalam setiap aktifitasnya secara proporsional dari awal waktu.Â
Baca Juga : Â Kisah Penjual Susu, Pewaris Kesalehan Khalifah Umar bin Abdul Aziz
Agar siklus pembelajaran berjalan secara natural tapi tetap efektif, kuncinya adalah konsistensi! Jadi, untuk hasil efektif semua elemen dalam rumah harus konsisten untuk selalu menjadikan setiap aktifitasnya, berorientasi pada ibadah.
Setelah konsep dasar berikut amalannya mulai berjalan, sambil terus memotivasi anak untuk terus berusaha belajar dengan cara menyenangkan dan juga memantau perkembangannya, proses pembelajaran selanjutnya bisa diselingi dengan pendekatan literasi yang tentunya disesuaikan dengan usia anak.Â
Sebagai fasilitator, disini orang tua harus berusaha semaksimal mungkin menghadirkan cinta dan kasih sayang dalam membimbing anak-anak dalam memahami proses yang sedang berlangsung. Sehingga, tujuan menambahkan materi literasi untuk menambah wawasan keagamaan sekaligus menyempurnakan pemahaman anak terhadap amalan dasar yang sudah diajarkan sebelumnya, bisa benar-benar memberi manfaat.Â
Baca Juga : Â Kisah Hikmah Luqman Al Hakim dan Keledai Tunggangannya