Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kisah Hikmah Luqman Al Hakim dan Keledai Tunggangannya

30 April 2021   22:04 Diperbarui: 30 April 2021   22:09 40057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama Luqman Al Hakim tentunya sangat familiar bagi seluruh umat Islam, selain karena Allah SWT mengabadikan namanya menjadi nama salah satu surah dalam Alquran, yaitu surah Luqman yang menempati urutan ke 31 dalam Alquran, nasihat-nasihat bijaksananya kepada sang anak yang bersumber dari ilmu hikmah dari Allah SWT juga diabadikan Allah SWT pada rangkaian ayat di dalam QS Luqman ayat 12-19.

Salah satu kisah hikmah dari Luqman yang cukup temasyhur adalah kisahnya saat menunggangi keledai dengan sang anak putra yang memberikan pelajaran penting bagaimana hidup sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial disaat yang bersamaan. Simak kisah inspiratifnya!

Baca Juga :  KH Zainudin MZ, Anekdot "Sholat Itu Nomor 2" dan Doa Sapu Jagat

Suatu hari, Luqman berkata "Wahai putraku! Berusahalah melakukan hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi agama dan duniamu. Terus berusahalah hingga kau mencapai puncak kebaikan. Jangan pedulikan apapun kata orang! Karena memang tidak akan pernah ada jalan untuk memuaskan dan melegakan semua orang. Tidak akan ada juga cara untuk menyatukan hati  dan pikiran mereka. Itulah fakta hidup ditengah orang banyak dengan berbagai kepentingannya masing-masing"

"Mari kita buktikan!" Kata Luqman sambil menarik tali kekang keledainya.

Awalnya, Luqman menaiki keledai, sedangkan anaknya disuruhnya untuk berjalan sambil memegang tali keledai. Benar saja, tidak lama kemudian orang-orang yang mereka temui berkomentar "Anak kecil itu menuntun keledai, sedang orang tuanya duduk nyaman di atas keledai. Sungguh bodoh dan egois orang tua itu, masak anak kecil dibiarkannya berjalan kaki sementara dia menunggangi kuda!"  

Baca Juga :  Saatnya Memunculkan Kategori "Article of The Year" di Kompasianival 2021

Mendengar komentar orang-orang disepanjang jalan tersebut, Luqman-pun berkata kepada anaknya, "Puteraku, coba kau dengar, apa yang mereka katakan tentang kita!"

Setelah berkata begitu, Luqman meminta anaknya untuk bergantian posisi. Sekarang Luqman yang menuntun keledai, sedangkan sang anak naik di punggung keledai. Ditengah perjalanan, mereka kembali menjadi omongan orang.

"Sungguh buruk perangai dan akhlak anak itu, masak orangtua dibiarkannya berjalan menuntun keledai, sementara dia duduk manis di punggung keledai." Mendengar komentar orang-orang dijalan,  Luqman-pun kembali berpesan  kepada anaknya, "Anakku, dengarlah sekali lagi, apa saja yang mereka katakan."

Baca Juga :  Kisah "Dilema Delima" Ali bin Abi Thalib, Mengungkap Keajaiban Sedekah

Setelah melewati orang-orang tadi, sekarang Luqman meminta anaknya untuk ikut naik ke punggung keledai. Jadi, sekarang keduanya sama-sama duduk diatas punggug keledai yang terlihat kecil dan kurus tersebut. Di tengah perjalanan, mereka kembali menjadi omongan orang-orang yang mereka temui di sepanjang perjalanan. 

"Betapa dungu dan egois bapak dan anak itu! kasihan sekali keledai tunggangan mereka yang kecil dan kurus begitu dinaiki berdua" .  Mendengar komentar orang-orang dijalanan, kembali Luqman menita anaknya untuk mendengar dengan baik komentar orang-orang tersebut.

"Dengar dan perhatikan dengan seksama, apa yang mereka katakan, anakku!" Kata Luqman lembut kepada anaknya.

Setelah berkata begitu, lantas Luqman mengajak anaknya turun dari punggung keledai, sekarang mereka berdua sama-sama berjalan menuntun keledainya. Ditengah perjalanan, mereka kembali bertemu dengan orang-orang yang masing-masing mempunyai ekspresi berbeda demi melihat perilaku Luqman dan anaknya.

Baca Juga :  Kisah Mubarak, Gagal Memilih Anggur Manis yang Berbuah Bidadari

"Sungguh dungu bapak dan anak itu! Sama-sama berjalan menuntun keledai, kenapa keledainya tidak dinaikki saja biar perjalanannya tidak melelahkan!? Atau setidaknya si anakkah yang dinaikkan , biar bapaknya yang menuntun keledainya."

"Anakku, kau dengar sendiri bukan, semua perkataan mereka kepada apa yang kita lakukan dari awal!? Dimata mereka, tidak ada satupun tindakan kita yang benar. Semua salah!" Kata Luqman kepada anaknya.

"Karena itu, dalam hidup ini kita harus punya prinsip, pendirian yang kuat dan harus tegas. Lakukan saja apa yang bermanfaat bagimu dan agamamu, jangan terlalu ambil pusing dengan perkataan orang lain. Aku berharap kau bisa mengambil sendiri pelajaran berharga dari perjalanan kita dengan keledai ini," kata Luqman sambil mengikat keledai pada sebuah tiang.

Semoga Bermanfaat!

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan  Bungas!

Kisah Inspiratif Lainnya : 

1.   Kisah "Rekening Abadi Berusia 1400 Tahun" Milik Khalifah Utsman

2.   Kisah Qadi Abu Bakar Berjodoh dengan Pewaris Berlian Temuannya

3.   Kisah Penjual Susu, Pewaris Kesalehan Khalifah Umar bin Abdul Aziz

4.   Kisah "Dilema Delima" Ali bin Abi Thalib, Mengungkap Keajaiban Sedekah

5.   Kisah Kecerdikan Utsman bin Affan "Mengakuisisi" Sumur Yahudi

6.   Kisah Tsa' labah Melihat Perempuan Mandi yang Berbuah Surga

7.   Meluruskan Kekeliruan Massal "Umat Muslim"

8.   Kisah Goresan Pedang di Tulang Busuk, Saksi Adilnya Umar bin Khattab

9.   Kisah Dahsyatnya Istighfar Tukang Roti Membongkar Kemustahilan Rizki

10. Kisah Tragis Sahabat Qotzman yang Akhirnya Terlempar ke Neraka

11. Kisah Ali bin Abi Thalib Menjadikan Shalat sebagai Obat Pembius (Anestesi)

12. Kisah Al-Ushairim Meraih Surga Tanpa Beribadah Sekalipun

13. Kisah Ketampanan Nashr bin Hajjaj yang Sempat Merepotkan Khalifah Umar                  

                  

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun