Baca Juga : Â Kisah "Dilema Delima" Ali bin Abi Thalib, Mengungkap Keajaiban Sedekah
Setelah melewati orang-orang tadi, sekarang Luqman meminta anaknya untuk ikut naik ke punggung keledai. Jadi, sekarang keduanya sama-sama duduk diatas punggug keledai yang terlihat kecil dan kurus tersebut. Di tengah perjalanan, mereka kembali menjadi omongan orang-orang yang mereka temui di sepanjang perjalanan.Â
"Betapa dungu dan egois bapak dan anak itu! kasihan sekali keledai tunggangan mereka yang kecil dan kurus begitu dinaiki berdua" . Â Mendengar komentar orang-orang dijalanan, kembali Luqman menita anaknya untuk mendengar dengan baik komentar orang-orang tersebut.
"Dengar dan perhatikan dengan seksama, apa yang mereka katakan, anakku!" Kata Luqman lembut kepada anaknya.
Setelah berkata begitu, lantas Luqman mengajak anaknya turun dari punggung keledai, sekarang mereka berdua sama-sama berjalan menuntun keledainya. Ditengah perjalanan, mereka kembali bertemu dengan orang-orang yang masing-masing mempunyai ekspresi berbeda demi melihat perilaku Luqman dan anaknya.
Baca Juga : Â Kisah Mubarak, Gagal Memilih Anggur Manis yang Berbuah Bidadari
"Sungguh dungu bapak dan anak itu! Sama-sama berjalan menuntun keledai, kenapa keledainya tidak dinaikki saja biar perjalanannya tidak melelahkan!? Atau setidaknya si anakkah yang dinaikkan , biar bapaknya yang menuntun keledainya."
"Anakku, kau dengar sendiri bukan, semua perkataan mereka kepada apa yang kita lakukan dari awal!? Dimata mereka, tidak ada satupun tindakan kita yang benar. Semua salah!"Â Kata Luqman kepada anaknya.
"Karena itu, dalam hidup ini kita harus punya prinsip, pendirian yang kuat dan harus tegas. Lakukan saja apa yang bermanfaat bagimu dan agamamu, jangan terlalu ambil pusing dengan perkataan orang lain. Aku berharap kau bisa mengambil sendiri pelajaran berharga dari perjalanan kita dengan keledai ini," kata Luqman sambil mengikat keledai pada sebuah tiang.
Semoga Bermanfaat!
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan  Bungas!