Nama Luqman Al Hakim tentunya sangat familiar bagi seluruh umat Islam, selain karena Allah SWT mengabadikan namanya menjadi nama salah satu surah dalam Alquran, yaitu surah Luqman yang menempati urutan ke 31 dalam Alquran, nasihat-nasihat bijaksananya kepada sang anak yang bersumber dari ilmu hikmah dari Allah SWT juga diabadikan Allah SWT pada rangkaian ayat di dalam QS Luqman ayat 12-19.
Salah satu kisah hikmah dari Luqman yang cukup temasyhur adalah kisahnya saat menunggangi keledai dengan sang anak putra yang memberikan pelajaran penting bagaimana hidup sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial disaat yang bersamaan. Simak kisah inspiratifnya!
Baca Juga : Â KH Zainudin MZ, Anekdot "Sholat Itu Nomor 2" dan Doa Sapu Jagat
Suatu hari, Luqman berkata "Wahai putraku! Berusahalah melakukan hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi agama dan duniamu. Terus berusahalah hingga kau mencapai puncak kebaikan. Jangan pedulikan apapun kata orang! Karena memang tidak akan pernah ada jalan untuk memuaskan dan melegakan semua orang. Tidak akan ada juga cara untuk menyatukan hati  dan pikiran mereka. Itulah fakta hidup ditengah orang banyak dengan berbagai kepentingannya masing-masing"
"Mari kita buktikan!"Â Kata Luqman sambil menarik tali kekang keledainya.
Awalnya, Luqman menaiki keledai, sedangkan anaknya disuruhnya untuk berjalan sambil memegang tali keledai. Benar saja, tidak lama kemudian orang-orang yang mereka temui berkomentar "Anak kecil itu menuntun keledai, sedang orang tuanya duduk nyaman di atas keledai. Sungguh bodoh dan egois orang tua itu, masak anak kecil dibiarkannya berjalan kaki sementara dia menunggangi kuda!" Â
Baca Juga : Â Saatnya Memunculkan Kategori "Article of The Year" di Kompasianival 2021
Mendengar komentar orang-orang disepanjang jalan tersebut, Luqman-pun berkata kepada anaknya, "Puteraku, coba kau dengar, apa yang mereka katakan tentang kita!"
Setelah berkata begitu, Luqman meminta anaknya untuk bergantian posisi. Sekarang Luqman yang menuntun keledai, sedangkan sang anak naik di punggung keledai. Ditengah perjalanan, mereka kembali menjadi omongan orang.
"Sungguh buruk perangai dan akhlak anak itu, masak orangtua dibiarkannya berjalan menuntun keledai, sementara dia duduk manis di punggung keledai." Mendengar komentar orang-orang dijalan,  Luqman-pun kembali berpesan  kepada anaknya, "Anakku, dengarlah sekali lagi, apa saja yang mereka katakan."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!