Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Shalat di Masjid Kayu Tertua di Kota Banjarmasin Ini Bikin Adem Lahir-Batin!

30 April 2021   10:06 Diperbarui: 30 April 2021   18:02 3021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Kayu Sultan Suriansyah | @kaekaha

Bagi Urang Banjar, rasanya memang belum sah mengaku warga Kota 1000 Sungai jika belum merasakan ademnya melaksanakan ibadah shalat di masjid Sultan Suriansyah, masjid tua dan bersejarah yang menjadi saksi beridirinya Kota Banjarmasin sejak lima abad yang lalu. 

Baca Juga: Syahdunya Lantunan Tarhim Syaikh Mahmoud Al-Hussary Memang Ngangeni

Ini juga berlaku bagi para pelancong! Belum sah mengaku pernah berkelana ke Kota 1000 Sungai, jika belum sempat bersujud dengan meletakkan kepala sejajar dengan kaki di lantai kehitaman berbahan kayu besi mengkilat, sambil memuji-muji keagungan nama-Nya dengan Khusyuk!

Karena dari tempat inilah Kota Banjarmasin bermula, dari tempat inilah Islam di bumi Kota 1000 Sungai dan Kalimantan bermula, dari masjid ini pula keterikatan budaya Banjar dan budaya Islam bermula hingga menjadi identitas komunal yang saling mengikat.

Baca Juga: Kisah Orang-orang Rawa Menyeimbangkan Hidup dan Kehidupan di Bulan Ramadan

Ademnya saalat di masjid yang seluruh materi pembangunannya menggunakan kayu besi atau kayu ulin (Eusideroxylon zwageri ) ini, tidak hanya membuat kita betah dan berlama-lama untuk duduk bertaffakur mengagungkan kebesaran-Nya saja, tapi juga membawa suasana ruang hati dan pikiran jauh lebih adem dan fresh juga.

Interior Masjid Sultan Suriansyah | @kaekaha
Interior Masjid Sultan Suriansyah | @kaekaha
Uniknya lagi, berada di dalam rangkaian interior klasik serba kayu dari bangunan yang telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya ini, kita seperti berada di dalam lorong waktu yang membawa kita kembali ke romansa masa lalu di awal berdirinya kesultanan Banjar di abad 16. Beneran!

Masjid Sultan Tampak Bernda Depan | @kaekaha
Masjid Sultan Tampak Bernda Depan | @kaekaha
Jika tidak terlihat elemen benda modern seperti jam dinding, mikrofon dan kipas angin plus deru suara kendaraan bermotor baik yang lalu lalang di sungai depan masjid maupun di jalan raya, maka arsitektur kuno masjid yang mirip dengan masjid-masjid kuno di tanah Jawa ini pasti akan sukses membawa kita menelusuri Banjarmasin di masa lampau.

Baca Juga: Kojima Solusi Praktis Gaya Hidup Sehat ala Rasulullah

Bagaimana tidak, coba perhatikan semua panel pintu, dinding, jendela, atap, lantai sampai pagar yang kesemuanya terbuat dari kayu ulin yang sangat kuat, benar-benar membangun kesan tua tapi kokoh dan meneduhkan, terlebih jika meresapi dengan hati warna hijau segar yang mendominasi sebagian besar ornamen masjid.

Pagar Beranda Masjid | @kaekaha
Pagar Beranda Masjid | @kaekaha

Menurut sejarahnya, pembangunan masjid ini tidak terlepas dari peranan Kerajaan Demak, melalui utusannya Khatib Dayyan, mubaligh yang juga panglima perang Kesultanan Demak yang ditugaskan oleh Sultan Trenggono untuk membantu Pangeran Samudra mempertahankan diri dari serangan pamannya sendiri, Pangeran Tumanggung dari Kerajaan Daha. 

Panel Pintu Masjid Sultan | @kaekaha
Panel Pintu Masjid Sultan | @kaekaha
Luar biasanya, atas izin Allah SWT, kehadiran Khatib Dayyan justru mendatangkan berkah, karena peperangan antara paman dengan kemenakan urung terjadi, bahkan keduanya sepakat untuk berdamai, bahkan sang paman Pangeran Tumanggung juga mengakui kedaulatan Kesultanan Banjar yang dipimpin oleh kemenakannya, Pangeran Samudra. 

Peristiwa yang menurut penelitian diperkirakan terjadi pada tanggal 24 September 1526 ini, akhirnya diabadikan sebagai hari jadi Kota Banjarmasin.

Pasca Kesultanan Banjar resmi berdiri dan Pangeran Samudera juga resmi diangkat menjadi raja dan berganti nama menjadi Sultan Suriansyah, setelah resmi memeluk agama Islam, berikut seluruh rakyatnya, maka untuk keperluan beribadah sholat 5 waktu berjamaah di lingkungan istana, akhirnya Sultan Suriansyah memutuskan untuk mendirikan masjid di kotaraja atau ibu kota yang sekarang lebih dikenal sebagai kampung Kuin.

Masjid yang secara fisik dibangun dengan referensi model, bentuk dan gaya arsitektur yang identik dengan masjid Agung Demak yang diperkenalkan oleh Khatib Dayyan inilah yang sekarang kita kenal dengan nama Masjid Sultan Suriansyah.

Baca Juga: Saatnya Memunculkan Kategori Penghargaan "Article of The Year" di Kompasianival 2021

Selain interior masjid yang penuh dengan ukiran bermotif stylish (teknik penggayaan obyek gambar/ukiran sehingga tidak menyerupai bentuk aslinya, karena Islam melarang ornamen menyerupai makhluk bernyawa) dari beragam tanaman dan buah-buahan plus sebagian kecil elemen fauna, bentuk pola lantai dari balok kayu ulin yang disusun begitu cantik juga menjadi sisi estetis nan unik dari masjid tua ini. 

Melihat susunan batang kayunya yang unik, sepertinya akan membuat kening siapapun yang melihatnya akan berkerut, betapa cerdas orang-orang tua jaman dulu.

Lantai Kayu Ulin nan Cantik | @kaekaha
Lantai Kayu Ulin nan Cantik | @kaekaha
Keunikan Masjid Sultan Suriansyah tidak hanya ada pada interior dan eksteriornya saja, tapi juga lingkungannya yang masih sangat kental dengan budaya sungai khas ala Urang Banjar. Maklum, karena kawasan ini dulunya memang Kotaraja alias ibu kota Kesultanan Banjar. 

Dermaga Sungai Masjid Sultan | @kaekaha
Dermaga Sungai Masjid Sultan | @kaekaha
Elemen yang paling mudah terlihat adalah Jembatan kayu tua di sisi belakang masjid dan juga keberadaan dermaga kecil di tepian Sungai Kuin yang mengarah tepat ke arah pintu samping kanan masjid. 

Desain dermaga semi modern yang memadukan konstruksi kayu dan beton dengan ornamen khas kerajaan Banjar tempo dulu ini menjadi akses warga sekitar di seberang sungai dan beberapa kawasan di sekitarnya untuk menuju masjid melalui jalur sungai. Konon dermaga tua yang telah beberapa kali mengalami renovasi ini dibangun beriringan dengan bangunan utama masjid Sultan. 

Jembatan Kayu Tua Belakang Masjid Sultan | @kaekaha
Jembatan Kayu Tua Belakang Masjid Sultan | @kaekaha
Sedangkan untuk jembatan kayu ulin yang usianya konon juga setua bangunan Masjid Sultan meskipun desainnya tampak tua tapi kesan kokoh dan kuat masih nampak jelas dari warna hijau dan kuning yang melumuri batang-batang tiang dan ornamennya, senada dengan warna cat Masjid Sultan dan dermaga tua di sampingnya!

Baca Juga: Meluruskan Kekeliruan Massal "Umat Muslim"

Inilah Masjid Sultan Suriansyah, Masjid tua dan tertua di Kota 1000 Sungai yang terbuat dari kayu, sehingga siapapun yang shalat di dalamnya akan merasa adem lahir dan batin. 

Inilah masjid yang menjadi favorit sekaligus kebanggaan saya dan juga seluruh masyarakat Kota 1000 Sungai. Mana Masjid kebangganmu?
Semoga Bermanfaat!

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasinnan Bungas

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun