Artikel ini merupakan sekuel atau kelanjutan dari artikel Kisah Kecerdikan Utsman bin Affan "Mengakuisisi" Sumur Yahudi  yang secara garis besar mengisahkan kecerdikan Khalifah Utsman yang tetap mamanusiakan "lawan", untuk sama-sama mendapatkan manfaat dari satu-satunya sumur di Madinah yang masih mempuyai sumber air terbaik, ketika Madinah dilanda kekeringan hebat, pasca kedatangan kaum Muhajirin dari Makkah yang berhijrah bersama Rasulullah. Kalau belum baca atau sekedar masih penasaran dengan kisahnya, silakan klik pada tautan artikel diatas ya!
Berawal dari akuisi Sumur Bi'ru Raumah oleh sahabat Utsman bin Affan, sahabat sekaligus menantu Rasulullah yang juga dikenal sebagai saudagar kaya raya yang dermawan, di sekitar sumur yang kemudian diwakafkan untuk kepentingan semua warga Madinah tersebut menjadi kebun kurma yang sangat subur.
Setelah beberapa waktu kemudian, pohon kurma yang tumbuh dan ditanam dikebun semakin banyak, sehingga hasil kebunnya juga menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat Madinah.Â
Baca Juga : Â Gibraltar Monumen Abadi Keperkasaan Thariq bin Ziyad di Pintu Masuk Benua Biru
Pada masa pemerintahan Daulah Utsmaniyah (Turki Utsmani), kebun yang masih diregistrasi atas nama Khalifah Utsman bin Affan ini tetap dikelola dengan baik, sehingga dari waktu-ke waktu semakin berkembang. SetelahDaulah Utsmaniyah tumbang, pengelolaan kebun kurma untuk selanjutnya dikelola oleh pemerintahan Kerajaan Saudi Arabia, melalui Departemen Pertaniannya.
Dipegang Kerajaan Saudi, asset kebun Khalifah Utsman tetap dipelihara dengan baik, bahkan untuk mendapatkan hasil panen terbaik berbagai teknologi canggih juga diterapkan di kebun yang mempunyai asset tanaman kurma terbaik sampai berjumlah ribuan pokok.
Baca Juga : Â Kisah Dahsyatnya Istighfar Tukang Roti Membongkar Kemustahilan Rizki
Tidak hanya asset kebun yang dikelola secara profesional oleh Pemerintah Arab Saudi, tapi juga dana hasil dari penjualan panen kurmanya. Menurut laporan pemerintah Arab Saudi, setiap tahunnya dari total keuntungan yang didapat, setengah disalurkan untuk zakat, anak-anak yatim, fakir miskin dan semua yang membutuhkan.
Untuk, setengah keuntungannya lagi dikelola oleh kementerian wakaf dengan ditabung atau disimpan ke rekening khusus atas nama Utsman bin Affan radhiyallahu anhu.Â
Dana yang disimpan ini juga difungsikan untuk beberapa keperluan, selain sebagai dana deposit dan untuk keperluan kebun, seperti untuk biaya perawatan kebun, modernisasi alat perkebunan, termasuk juga peremajaan tanaman, juga diinvestasikan dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah masjid dan hotel mewah bintang 5, dengan nama Hotel Utsman bin Affan.
Khusus untuk hotel bintang 5 hasil investasi dari kementerian wakaf Kerajaan Arab Saudi, lokasinya di kawasan premium Kota Madinah yaitu di Markaziyah atau tepat di samping Masjid Utsman bin Affan yang tidak jauh dari Masjid Nabawi.Â
Hotel super mewah bintang 5 yang dibangun setinggi 15 lantai dengan total 210 kamar, plus 30 kamar khusus yang dilengkapi dua restoran besar dan 6 unit perbelanjaan ini, keseluruhan modalnya diambil dari aset rekening khusus Utsman bin Affan. Masha Allah!
Baca Juga : Â Menjadikan Setiap Detik Waktu Kita Bernilai Ibadah
Pengelolaan hotel juga diperlakukan kurang lebih sama dengan pola pengelolaan pada perkebunan kurma. Dari hotel yang dioperasikan oleh jaringan hotel profesional Sheraton grup itu, separuh dari total pendapatannya juga digunakan untuk kepentingan sosial dan separuhnya lagi ditabung ke rekening atas nama Utsman bin Affan, setelah dikurangi biaya operasional.Â
Kalau dihitung-hitung dari masa kehidupan khalifah utsman di abad ke -7 atau tepatnya 579-656 masehi, rekening abadi atas nama Khalifah Utsman bin Affan telah terpelihara selama lebih dari 1300-an tahun. Luar biasanya, sepeninggal beliau asset yang dimiliki semakin membesar dan terus memberi manfaat bagi kemaslahatan umat!
Bisa dibayangkan, berapa banyak pahala yang didapatkan oleh seorang Utsman bin Affan karena kedermawanan yang dimiliki semasa hidup?Â
Semoga bermanfaat!
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!