Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kisah Kocak Sahabat Zakaria bin Yahya, Buta Huruf yang Mendapat Tawanan Puteri Cantik

28 April 2021   20:42 Diperbarui: 28 April 2021   21:13 5032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasca perang Tabuk yang pada hakekatnya adalah perang antara muslimin dengan para munafik, Rasulullah menerima petunjuk dari Allah untuk mengumumkan secara langsung tokoh-tokoh munafik yang selama ini menjadi duri dalam daging umat Islam, sebagai peringatan sekalgus pelajaran berharga bagi umat Islam kedepannya.

Pada suatu ketika, setelah selesai shalat berjamaah, Rasulullah langsung naik ke atas mimbar dan langsung mengumumkan siapa saja tokoh-tokoh munafik yang wajib diketahui oleh umat Islam tersebut. 

Kecuali nama Abdullah bin Tsalul yang memang sudah dikenal oleh seluruh masyarakat Madinah sebagai tokoh munafik, maka semua nama para munafik yang totalnya ada 36 orang , termasuk yang saat itu juga hadir di masjid untuk ikut shalat berjamaah, semuanya disebutkan terang-terangan oleh Rasulullah SAW.

Baca Juga :  Saatnya Memunculkan Kategori Penghargaan "Article of The Year" di Kompasianival 2021

Selain mengabarkan tentang nama-nama para munafikin yang atas petunjuk Allah SWT harus segera diumumkan secara terbuka, saat itu Rasulullah juga mendapatkan berita gembira tentang kegemilangan perjuangan umat Islam pasca perang Tabuk, kedepannya umat Islam tidak akan pernah kalah lagi alias menang terus dalam medan jihad.

Bahkan saat itu, menurut Rasulullah, beliau juga diperlihatkan secara langsung diorama penakhlukan wilayah Hira' salah satu kabilah di jazirah Arab yang menjadi boneka Romawi yang sangat kuat.  

"Kelak, Hira'akan dikuasai oleh pasukan umat Islam di masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab". Kata Rasulullah. Kebetulan saat Rsulullah menyampaikan itu, Umar bin Khattab dan juga Khalid bin Walid yang kelak pada saat hari pekhlukan menjadi panglima perang belum berada di masjid. 

"Nanti dari pintu gerbangnya akan keluar unta merah yang membawa seorang puteri penguasa Hira' yang cantik jelita bernama Syaima binti Nufaila Al-Uzdiya untuk menyerahkan diri", lanjut Rasulullah lagi.

Baca Juga :  Kisah Dahsyatnya Istighfar Tukang Roti Membongkar Kemustahilan Rizki 

Saat itulah sahabat Zakaria bin Yahya tiba-tiba maju kedepan. Karena keyakinannya pada apa yang disampaikan oleh Rasulullah, Zakaria bin Yahya meminta Rasulullah untuk menjadikan Syaima binti Nufaila Al-Uzdiya yang nanti menyerahkan diri pertama kali tersebut sebagai bagian harta rampasan perangku, kalau perang itu sudah terjadi dan Rasulullah menyetujuinya.

Sepeninggal Rasulullah, atau tepatnya dimasa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab, peristiwa penakhlukan Hira' seperti yang pernah dikisahkan Rasulullah sebelumnya, akhirnya benar-benar terjadi. 

Dibawah kepemimpinan panglima perang Khalid bin Walid, pasukan muslimin yang didalamnya didominasi oleh para tabi'in dan beberapa golongan sahabat yang tersisa, termasuk sahabat Zakaria bin Yahya, akhirnya benar-benar bisa menundukkan Hira' yang saat itu dibawah kepemiminan Abdul Masi bin Nufaila Al-Uzdiya.

Baca Juga :  Menjadikan Setiap Detik Waktu Kita Bernilai Ibadah

Persis seperti penuturan Rasulullah, Syaima binti Nufaila Al-Uzdiya perempuan cantik bercadar hitam yang juga adik kandung Abdul Masi, benar-benar keluar dari pintu gerbang untuk menyerahkan diri kepada pasukan muslimin dengan menggunakan unta merah. 

Melihat situasi ini, Zakaria bin Yahya yang telah menunggu momen ini sejak bertahun-tahun silam atau sejak Rasulullah mengisahkan gambaran perang Hira' ini lansung menangkap tali kekang unta merah yang dikendarai Syaima. Zakaria bin Yahya langsung menawan Syaima dan menyeru kepada semua pasukan muslimin, kalau Syaima adalah bagian dari harta rampasan perangnya.

Melihat kejadian ini, pasukan muslimin yang sebagian besar golongan tabiin dan tidak mengetahui kronologi permintaan Zakaria bin Yahya kepada Rasulullah terkait Syaima, jadi mempertanyakan ulah Zakaria bin Yahya tersebut.

"Rasulullah sudah memutuskan Syaima memang menjadi tawananku" Jawab Zakaria bin Yahya kepada semua pasukan muslim yang ada disitu, termasuk Panglima perang Khalid bin Walid yang juga mengaku tidak tahu menahu dengan pengakuan Zakaria bin Yahya tersebut.

Baca Juga :  Kojima Solusi Praktis Gaya Hidup Sehat ala Rasulullah

Beruntung diantara pasukan muslimin ada dua orang dari golongan sahabat yang masih mengingat peristiwa di masjid saat Rasulullah menyetujui permintaan Zakaria bin Yahya menjadikan Syaima sebagai bagian harta rampasan perang atau tawanannya, yaitu sahabat Muhammad bin Maslamah dan Muhammad bin Bisyr yang akhirnya memberi kesaksian untuk klaim dari Zakaria bin Yahya tersebut.

Akhirnya, Syaima binti Nufaila Al-Uzdiya benar-benar menjadi tawanan Zakaria bin Yahya. Sesaat setelah sang adik menyerahkan diri kepada pasukan muslimin,  Abdul Masi bin Nufaila Al-Uzdiya akhirnya menerima perdamaian dan ingin menebus adiknya yang ditawan oleh  Zakaria bin Yahya.

Disinilah kejadian lucu itu terjadi. Ketika Abdul Masi menanyakan kepada Zakaria bin Yahya, berapa harga tebusan untuk adiknya Syaima binti Nufaila? Dengan percaya dirinya, Zakaria bin Yahya yang tidak bisa membaca, menulis dan berhitung langsung menyebut angka 100 Dirham untuk menebus Syaima binti Nufaila.

Baca Juga :  Kisah "Dilema Delima" Ali bin Abi Thalib, Mengungkap Keajaiban Sedekah

Mendengar jawaban Zakaria bin Yahya yang hanya meminta uang tebusan seharga 100 Dirham untuk Syaima, para sahabat dan pasukan muslim, termasuk panglima perang Khalid bin Walid jadi terheran-heran. Kenapa Zakaria bin Yahya hanya minta uang tebusan yang sangat kecil? Padahal untuk ukuran keluarga pemimpin kabilah atau suku seperti Syaima angka 100.000 Dirham-pun masih tergolong murah.

Demi mendengar permintaan Zakaria bin Yahya yang hanya meminta uang tebusan seharga 100 Dirham, tanpa banyak bicara Abdul Masi langsung menyetujui dan membayarnya secara tunai, setelah selesai saat itu juga Syaima di bawa kembali ke rumah.

Setelah Abdul Masi dan Syaima pergi, pasukan muslimin kembali mendatangi Zakaria bin Yahya untuk mencari tahu alasannya meminta tebusan yang sangat murah untuk Syaima. 

"Memangnya ada angka yang lebih tinggi lagi dari 100 Dirham" Jawab Zakaria kepada para sahabat.  

Dari sinilah semua baru menyadari, kalau si-Zakaria tenyata tidak bisa membaca dan berhitung alias buta huruf, tulis dan berhitung. Alamaaaaaaaak!

Semoga Bermanfaat!

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan KOMBATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun