Inilah "pecel tidak biasa" yang kami jadikan sebagai menu buka puasa hari ini!
Bentuk riil dari pecel transformasi ini bisa kita lihat dari semua unsur pembentukanya. Kita mulai dari intinya, yaitu sambal pecelnya. Sambal pecel asli dari Madiun biasanya citarasanya cenderung berimbang antara pedes, asin dan gurihnya, tidak ada yang menonjol, kecuali untuk varian pedas. Ini jelas berbeda dengan pecel transformasi yang kita sebut saja sebagai pecel kota 1000 sungai, citarasanya sudah disesuaikan dengan "lidah" Urang Banjar yang umumnya menambahkan kencur agak banyak.
Baca Juga : Â Berkah Teknologi, Asam Gunung dan Garam Laut pun Bisa Bersua dalam Belanga
Sedangkan dari bahan untuk sayuran, sangat jauh berbeda dengan pecel aslinya. Pecel transformasi biasanya menggunakan sayuran seadanya, karena dalam tradisi kuliner Banjar sendiri memang tidak begitu mengenal sayuran, kalaupun memasak sayuran biasanya sayuran dari rawa/sungai, bukan sayuran umumnya.Â
Tidak heran jika kemudian mayoritas sayuran untuk pecel pecel juga menggunakan sayuran rawa, seperti kangkung, supan-supan, genjer dan lain-lainya. Kalaupun ada daun singkong, kecambah, bahkan irisan labu dan lain-lainnya biasanya lebih sebagai variasi atau pemanis tampilan.
Dari barisan daftar lauk pauk, pecel ndeso asli Madiun biasanya memberi kelengkapan seperti tempe goreng tepung dan atau peyek, sedikit serundeng dan atau kering tempe basah. Ini jelas berbeda dengan pecel transformasi yang lauknya lebih lengkap, bisa telur ceplok, ayam goreng/bakar, lele goreng, sampai cumicumi bakar. Tambah keren kan?
Inilah salah satu keunikan dalam keluarga gado-gado yang terbentuk dari masing-masing ego tradisinya masing-masing. Pecel transformasi dan beragam jenis kuliner transformasi lainnya yang hadir dalam keluarga seperti ini merupakan sebuah keniscayaan sebagai bagian darai bentuk kompromi kedua belah pihak.
Baca Juga : Â Es Belungka Batu Teman Berbuka Puasa dari Kota 1000 Sungai
Bukan hal yang aneh, jika suatu saat kami masak Soto Banjar, malah ada elemen soto Madiun yang masuk, begitu juga sebaliknya ketika maunya masak lodeh jangan lombok, malah berasa lodeh kuah nangka temannya makan lontong tampusing khas Banjar. Asyik kan!  Mau coba juga untuk buka puasa!?