Sayangnya, sampai detik ini belum ditemukan catatan resmi sejarah masuknya Tarhim ke Indonesia, termasuk sejarah penyiarannya melalui stasiun radio, hingga melegenda. Satu-satunya sumber dokumen tertulis yang ada adalah dokumentasi berupa kopi rekaman Tarhim dari perusahaan rekaman Lokananta yang mencatat kepingan rekaman berupa piringan hitam itu direkam tahun 1959.
Baca Juga : Â Terus Berikhtiar, Pasar Wadai Ramadan-pun Move On ke Layanan Online
Memang tidak ada dokumen ataupun catatan resmi Syekh Mahmoud Khalil Al-Husary merekam lantunan  Tarhim tersebut di Lokananta pada tahun-tahun tersebut, meskipun banyak sumber yang menyebut Syekh Mahmoud Khalil Al-Husary memang pernah ke Indonesia pada tahun-tahun tersebut.
Syair Tarhim
Ash-shalatu was-salamu 'alayk, Ya Imaamal Mujahidin, Â Ya Rasulallah
Ash-shalatu was-salamu 'alayk, Ya Nashiral Huda, Â Ya Khayra Khalqillah
Ash-shalatu was-salamu 'alayk, Ya Nashiral Haqqi Ya Rasulallah
Ash-shalatu was-salamu 'alayk, Ya Man asra bikal muhayminu laylan
Nilta ma nilta wal-anaamu niyamu
Wa taqaddamta lish-shalati fashalla
Kullu man fis-samai wa antal imamu