Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kisah Kecerdikan Utsman bin Affan "Mengakuisisi" Sumur Yahudi

17 April 2021   07:37 Diperbarui: 17 April 2021   07:41 6468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumur Wakaf Utsman bin Affan, sekarang | @tawaf.or.id 

Sebagai khalifah ke-3 sekaligus menantu Rasulullah yang bergelar Dzun Nurrain (pemilik dua cahaya), nama Utsman bin Affan ra yang terkenal dengan sifat pemurah dan dermawan tersebut tentu sangat familiar bagi seluruh umat Islam. 

Memimpin umat dari  tahun 644 sampai 656  M atau selama 12 tahun, pasca meninggalnya Umar bin Khattab ra, menjadikannya sebagai khalifah terlama dalam sejarah politik Islam di era Khulafaur Rasyidin, karenanya tidak heran jika kemudian banyak catatan penting dalam sejarah Islam yang melibatkan sosok sahabat yang juga tercatat sebagai salah satu bussinesman ulung nan cerdas dan juga konglomerat muslim kaya raya di jamannya. 

Salah satu catatan sejarah menarik yang sampai sekarang masih abadi dalam ingatan umat adalah kisah akuisisi atau pembelian sumur milik Yahudi di Kota Madinah.

Baca Juga :  Syahdunya Lantunan Tarhim Syaikh Mahmoud Al-Hussary Memang Ngangeni

Bagi anda yang pernah berhaji atau berumrah pasti paham betul bagaimana pentingnya air di Kota Madinah yang kering kerontang dengan lingkungan geografis yang didominasi oleh gunung-gunung batu. 

Saat itu, umat Islam baru saja hijrah ketika musim kering berkepanjangan yang menyebabkan sebagian besar sumur warga kehilangan deposit air melanda Madinah. Situasi ini diperparah oleh jumlah penduduk yang bertambah padat sejak kedatangan kaum Muhajirin dari Makkah tersebut.

Sayangnya, sumur Bi'ru Raumah, satu-satunya sumur yang masih mempunyai deposit air terbesar dan terbaik di Kota Madinah yang ternyata milik warga Yahudi, saat itu justeru sengaja dikomersilkan dengan harga yang mahal, sehingga warga Madinah banyak yang tidak sanggup untuk membelinya. 

Mendapati situasi Madinah yang sedang darurat air bersih, sekaligus melihat fakta kezaliman yahudi pemilik sumur, seperti diriwayatkan dalam HR Muslim, Rasulullah bersabda,

"Wahai Sahabatku, siapa saja diantara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka akan mendapat surgaNya Allah Ta'ala"

Demi mendengar sabda Rasulullah, Utsman bin Affan sang bussinesman ulung nan cerdas tersebut langsung bergegas mendatangi si yahudi pemilik sumur Bi'ru Raumah, bermaksud membeli sumur tersebut untuk diwakafkan kepada seluruh warga Madinah.

Sayangnya, ternyata negosiasi dengan si yahudi tidak berjalan mulus bahkan beberapa kali berakhir dengan deadlock, karena kebakhilannya si-yahudi hanya mau melepas sumur dengan harga yang tidak masuk akal. 

Alhamdulillah, akhirnya Allah SWT memberikan petunjuk melalui kecerdasan dan pengalaman Utsman sebagai bussinesman. Disinilah, kecerdasan strategi Utsman benar-benar terbukti brilian! 

Utsman setuju menerima harga tinggi si yahudi, bahkan lebih tinggi dari yang ditawarkan, tapi Utsman hanya mengajukan penawaran untuk membeli "separuh" saja dari sumur tersebut, jadi deengan harga separuh juga, yaitu seharga 20.000 dirham, dengan teknis perjanjian sehari sumur menjadi milik  Usman bin Affan dan sehari besoknya kembali menjadi milik si Yahudi.

Baca Juga :  Kisah "Dilema Delima" Ali bin Abi Thalib, Mengungkap Keajaiban Sedekah

Strategi penawaran harga tinggi Utsman bin Affan, tapi hanya mengambil separuh bagian sumur Bi'ru Raumah ini diterima oleh si Yahudi dengan suka cita. Si yahudi telah berhitung akan mendapatkan untung besar, yaitu dapat uang dari pembayaran Utsman bin Affan dan yang pasti sumur Bi'ru Raumah secara fisik tidak berkurang sedikitpun alias tetap menjadi miliknya. Toh yang diambil airnya saja, bukan sumurnya!

Setelah prosesi akad jual beli tuntas, Utsman bin Affan atas nama Rasulullah SAW langsung mengumumkan kepada seluruh warga Madinah, bahwa sejak hari ini dan berjeda tiap satu hari, semua warga Madinah boleh mengambil air bersih di sumur Bi'ru Raumah untuk kebutuhan masing-masing selama dua hari tanpa harus membayar alias gratis.

Artinya, jika perjanjian di mulai hari ini, maka hari ini warga Madinah boleh mengambil air di sumur secara gratis dan  besoknya warga Madinah tidak bisa lagi mengambil air di sumur secara gratis, karena hari itu sumur kembali menjadi milik si Yahudi. Jadi kalau warga Madinah mau mengambil air gratis lagi, baru bisa mengambil besok lusa. Begitulah seterusnya! 

Disinilah, kecerdikan Utsman terbukti! Keesokan harinya, sumur  Bi'ru Raumah yang kembali menjadi milik si yahudi ternyata tidak ada pembelinya, karena semua penduduk Madinah sudah mempunyai persedian air yang cukup di rumah untuk dua hari. Situasi ini terus berulang, sampai akhirnya si yahudi merasa rugi, karena tidak ada pendapatan lagi, sampai akhirnya si-yahudi menjual "separuh" sumur tersisa yang menjadi haknya kepada Usman bin Affan.

Baca Juga :  Kisah Penjual Susu, Pewaris Kesalehan Khalifah Umar bin Abdul Aziz

Sekali lagi, disini Utsman menunjukkan kesalehan dan kebesaran jiwanya, secara hukum ekonomi si yahudi yang telah pasrah separuh sumurnya dihargai berapapun oleh Utsman, sebagai bussines man tentu sah-sah saja sebenarnya Utsman membeli separuh sumur "kedua' itu dengan harga yang murah! 

Tapi Utsman tidak memilih opsi itu! Demi kemanusiaan, Utsman lebih memilih untuk tetap membeli sumur itu dengan harga tinggi, yaitu sama dengan harga pembelian separuh sumur yang pertama, sebesar 20.000 dirham. 

Sejak saat itu, sumur Bi'ru Raumah sepenuhnya menjadi milik Utsman bin Affan dan diwakafkan sepuhnya kepada seluruh masyarakat Kota Madinah yang memerlukan air, termasuk si Yahudi pemilik terdahulu. Wallahu A'lam.

Semoga Bermanfaat!

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas! 

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun