Saya takut melihat apalagi harus turun ke dalam genangan/kantong air atau akumulasi air, seperti kolam renang, sungai, rawa dalam, danau dan laut. Setiap berada di dekat tempat-tempat yang berair seperti itu, saya merasa seperti ada yang memanggil dan menarik-narik saya untuk turun dan masuk kedalam air.
Baca Juga : Â Meluruskan Kekeliruan Massal "Umat Muslim"
Akibatnya, sampai saat ini saya selalu memilih untuk tidak dekat-dekat dengan tempat atau obyek destinasi baerbasis air. Ironis memang, apalagi jika melihat saat ini saya tinggal di Kota 1000 Sungai, Banjarmasin. Kota yang hampir setiap jengkal wilayahnya adalah air.Â
Selain itu, ada satu hal lagi yang membuat saya kadang-kadang menyesali status kejiwaan saya yang mengidap aquaphobia, yaitu hilangnya potensi mendapatkan pahala sunnah. Karena takut air, maka saya juga takut untuk belajar berenang. Padahal, seperti yang di sampaikan oleh Rasulullah, berenang, berkuda dan memanah merupakan olahraga yang dianjurkan alias disunnahkan dalam Islam.Â
Sayangnya lagi, gara-gara saya yang takut air, akhirnya dalam keluarga saya sama sekali tidak ada minat pada beragam olahraga air dan ini artinya, sama saja dengan membuang potensi pahala besar dari sunahnya Rasulullah bagi anak-anak saya, bahkan bisa jadi sampai pada anak cucu mereka juga kelak, khususnya dari olahraga berenang.
Ramadan Kembali Belatih di Air
Alhamdulillah, sejak pandemi covid-19 yang mewajibkan anak-anak lebih banyak beraktifitas dirumah, akhirnya malah mendapatkan wawasan mereka pada "kubangan air", setelah kakak sulung mereka atau anak pertama saya yang mondok dan menghafal quran di salah satu pesantren di Kabupaten sebelah pulang ke rumah.
Si kakak mengaku sudah bisa berenang, setelah mendapatkan pelajaran wajib berenang dan memanah  di pondok. Bahkan si kakak mengatakan kalau olahraga berenang dan bisa berenang itu asyik banget!
Berangkat dari cerita si kakak, akhirnya anak-anak minta "main air" di waterboom yang lokasinya tidak jauh dari rumah. Berangkat dari niat saya untuk mengenalkan anak-anak dengan "kubangan air", agar mereka kelak juga  tidak seperti saya, takut air. Meskipun dengan sedikit terpaksa, akhirnya saya memang harus buang jauh-jauh ego sekaligus kesalahan fatal saya memelihara aquaphobia dan membawa anak-anak main di kubangan air, eh kolam air maksudnya!
Baca Juga :  "Belungka Batu" Bertebaran di Pinggir Jalan, Pertanda Ramadan Sebentar Lagi!                  Â
Bersyukurnya, melihat anak-anak yang bersuka ria bermain air, muncul juga niatan saya merasakan asyiknya bermain air bersama mereka, sekaligus berusaha menerapi diri dari aquaphobia.