Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kisah Penjual Susu, Pewaris Kesalehan Khalifah Umar bin Abdul Aziz

15 April 2021   07:55 Diperbarui: 15 April 2021   08:17 4046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kejujuran Gadis Penjual Susu | healthcentral.com

"Ketaatan-ketaatan yang ikhlas kita lakukan karana Allah SWT, Insha Allah akan terwariskan kepada anak keturunan kita"  (Ustadz  DR. Khalid Basalamah)

Ketokohan dan keteladanan Umar bin Khatab bagi umat Islam tentu sudah sangat kita kenal dan mafhumi bersama, begitu juga dengan Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang tidak lain adalah cicit beliau. Nama dua Umar diatas, sungguh begitu harum dengan beragam keteladanannya masing-masing, karena itu sudah menjadi keharusan bagi kita semua untuk serius meneladani sekaligus belajar dari dua nama Umar tersebut.

Memang, ketika menyebut kesalehan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, kita tidak akan bisa melepaskan diri dari kesalehan kakek buyutnya, Khalifah Umar bin Khatab. Tapi, menurut berbagai sumber ulama, ternyata pewaris kesalehan dan bergam keteladanan dalam diri Khalifah Umar bin Abdul Aziz tidak hanya turun dari sang kakek yang juga salah satu sahabat terdekat Rasulullah Muhammad SAW,  tapi juga dari salah satu neneknya, siapakah dia?

Salah satu warisan keteladanan Umar bin Khatab yang paling kita kenal adalah kesukaan sekaligus kebiasaannya blusukan tanpa pengawalan ke berbagai penjuru Kota Madinah secara acak  pada malam hari untuk melihat dan mengamati dengan mata kepalanya sendiri situasi dan kondisi aktual kehidupan rakyatnya.

Baca Juga :  Kisah Mubarak, Gagal Memilih Anggur Manis yang Berbuah Bidadari

Pada  suatu malam, saat umar tengah melintas di salah salah satu gang sempit, dari salah satu rumah sederhana yang dilintasinya  terdengar pecakapan antara seorang perempuan yang sepertinya berprofsei sebagai penjual susu dengan seorang anak gadisnya.

"Ibu, perahan susu kita hari ini hanya sedikit, sedikitnya  rumput hijau di musim kemarau sepertinya menyebabkan domba-domba kita hanya memiliki sedikit susu untuk diperah". Kata si gadis kepada ibunya.

"Iya, anakku, mudah-mudahan setelah musim kemarau beralalu kita bisa memerah susu dari domba kita lebih banyak lagi". Jawab sang ibu.

"Lalu bagaimana kita bisa memenuhi pesanan yang datang begitu banyak dari langganan kita?" Tanya si gadis kepada ibunya lagi.

"Untuk pesanan kita harini yang lebih banyak dari persediaan susu, lebih baik kita tambahkan sedikit air pada susu-susu itu, sehingga kita bisa segera mengirimkan kepada pelanggan kita!" Jawab si ibu lagi.

"Ibu, Kalifah Umar pasti marah kalau mengetahui ibu mencampur susu itu dengan air" Jawab si gadis

"Anakku, Umar tidak akan tahu kita mencampur sedikit air pada susu itu" Jawab si ibu lagi sambil menyuruh si gadis untuk segera melakukan perintahnya.

"Kalau Kalifah Umar tidak tahu, bagaimana dengan Tuhannya Umar, Ibu?" Sambil menangis, anak gadis itu berusaha memegang tangan kedua ibunya, ternyata demi melihat linangan airmata anak gadisnya, hati si ibu akhirnya luluh dan ikut meluluhkan air mata saat memeluk anak gadisnya yang saliha.

Baca Juga :  Kisah Qadi Abu Bakar Berjodoh dengan Pewaris Berlian Temuannya

Mendengar jawaban dari anak gadis penjual susu kepada ibunya sambil berisak tangis tersebut, Khalifah Umar bin Khatab yang dari awal mendengar secara jelas kronologi percakapan keduanya, langsung bergegas pulang dan pada tengah malam itu langsung membangunkan semua anak lelakinya untuk ditawari nikah.

Umar beranggapan, tangisan anak gadis penjual susu kepada ibunya saat menyebut nama Tuhannya merupakan bentuk  tanda kejujuran tertinggi seoarang anak manusia. Ini nilai bobotnya sangat besar di hadapan Allah SWT dan sangat baik untuk keluarga dan anak keturunannya nanti.

"Siapa yang mau menikah dengan gadis saliha anak penjual susu" Tanya Umar kepad anak-anak lelakinya yang baru saja bangung dari lelap tidurnya.

 Untuk sesaat, semua diam dan tidak ada jawaban dari anak-anaknya yang sepertinay masih belum lengkap betul kesadarannya, apalagi ditawari untuk nikah malam ini juga dengan gadis yang sama sekali tidak mereka kenal.

"Kalau tidak ada yang mau nikah, aku sendiri yang akan menikahi gadis jujur ini!" Tambah Umar lagi memberi ultimatum. 

Tiba-tiba Ashim, salah satu putra Umar yang belum genap berumur 20 tahun mengangkat tangan dan bersedia dinikahkan dengan anak gadis penjual susu yang dimaksud ayahnya.

"Saya ayah, saya mamu menikahi gadis jujur anak penjua susu itu sebagai bentuk bakti saya kepada ayah" Jawab Ashim mantab tanpa ragu sama sekali.

Besok paginya, betapa terkejutnya keluarga penjual susu melihat kedatangan Khalifah Umar bin Khatab dan putranya, Ashim bin Umar k erumahnya sepagi itu.

Baca Juga :  Rezeki Anak Saleh | Uang 100 Juta Dalam Plastik di Tempat Sampah

Di tengah ketakutan keluarga penjual susu yang mengira ada kesalahan yang harus dipertanggungjawabkan kepada Khalifah, Ashim bin Umar pun tersenyum dan menjelaskan maksud kedatangan dari rombongannya. 

"Maaf tuanku, apakah kami yang miskin ini pantas menerima pinangan putera anda". Tanya si ibu penjual susu kepada Khalifah Umar. 

Demi mendengar pertanyaan si ibu penjual susu, Khalifah Umar bin Khatab-pun menceritakan semua kronologi kejadian tadi malam kepada keluarga penjaul susu yang saat itu hadir menyambut rombongan Kalifah Umar. Mendengar jawaban Khalifah Umar yang tegas dan lugas, si ibu penjual susu tampak tersipu malu, meskipun tetap tidak bisa menyembunyikan  kegembiraan dan kebahagian di wajahnya. 

Saat itu juga, akhirnya Ashim bin Umar dinikahkan dengan anak gadis penjual susu yang jujur tersebut. Dari pernihan ini kelak lahir Laila binti Ashim yang kelak diperistri oleh Khalifah Abdul Aziz bin Marwan dan dari perkawinan inilah nantinya lahir Umar bin Abdul Aziz, muslim sejati berakhlak mulia, pemimpin bangsa arab terbesar dimasanya.

Semoga Bermanfaat!

Salam dari  Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun