Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kisah Qadi Abu Bakar Berjodoh dengan Pewaris Berlian Temuannya

13 April 2021   21:42 Diperbarui: 13 April 2021   22:04 2345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Sepulang shalat di Masjidil Haram, di sebuah tikungan jalan yang berbatu tidak jauh dari rumahnya, tiba-tiba kaki Qadhi Abu Bakar atau lengkapnya Al-Qadhi Abu Bakar Muhammad bin Abdul Baqi Al-Baghdadi Al-Bazzaz Al-Anshari, seorang tabiin menginjak sebuah benda layaknya bebatuan dengan bentuk meruncing sedikit tajam yang setelah diperiksa ternyata terbungkus dalam kantong kain sutera yang terlihat masih bagus.

Kantong kain sutera berwarna biru itu diambil dan dibawa pulang kerumah, ketika dibuka ternyata isinya sebutir permata sebesar telur burung berwarna kemerah-merahan bebentuk kerucut yang sangat indah. Demi melihat berlian itu, Qadhi Abu Bakar sangat terkejut dan langsung keluar rumah dengan membawa kantong berlian itu untuk mencari pemiliknya.

Ketika Qadhi Abu Bakar Muhammad bermaksud mengumumkan temuannya ke warga masyarakat yang berada di alun-alun kota, ternyata ada seorang kakek tua yang sepertinya seorang kepala kabilah dari luar daerah sedang berteriak-teriak mengumumkan kehilangan kantong sutera dengan ciri-ciri persis seperti yang ditemukan oleh Qadhi Abu Bakar.

Baca Juga:  Kisah Mubarak, Gagal Memilih Anggur Manis yang Berbuah Bidadari

"Penduduk Makkah, aku kehilangan kantong sutera berisi berlian merah senilai 500 dinar, jika ada yang menemukan dan mau mengembalikan kepadaku, maka akan kuganti dengan 5000 dinar!" Kata si kakek tua.

Mendengar teriakan si kakek tua, Qadhi Abu Bakar Muhammad langsung menghampirinya dan mengajak si kakek tua menuju rumah untuk menyerahkan barang temuannya. Setelah benar-benar yakin si kakek tua adalah pemilik sah dari kantong sutera berwarna biru tersebut, Qadhi Abu Bakar langsung menyerahkan kantong berikut isi berlian didalamnya. 

Sesuai dengan janjinya, si kakek tua langsung menyerahkan uang 500 dinar kepada Qadhi Abu Bakar, tapi dengan tegas Qadhi Abu Bakar menolak pemberian si kakek tua, karena dia ikhlas karena Allah memang ingin mengembalikan amanah dari Allah tersebut.

Mendapati keteguhan pemuda tampan di hadapannya yang bersikeras menolak balasan uang 500 dirham darinya, si kakek tua akhirnya meninggalkan Qadhi Abu Bakar sambil merasakan kekaguman luar biasa kepada anak muda saleh dan amanah tersebut dan dalam perjalanan pulangnya tersebut si kakek tua bermunajat kepada Allah SWT agar anak muda tampan itu kelak berjodoh dengan putri tunggalnya yang cantik bak bidadari.

Beberapa bulan setelah kejadian tersebut, Qadhi Abu Bakar meninggalkan kota Mekkah, beliau ingin berkelana untuk mendapatkan pengalaman hidup yang baru. 

Melalui Jeddah akhirnya beliau mengarungi lautan, sayang belum lama perjalanan dimulai kapal yang ditumpanginya dihantam badai di tengah lauatn dan hanya menyisakan beliau saja yang selamat setelah berpegangan pada serpihan kayu dari perahu yang telah hancur dan sempat terombang-ambing beberapa hari sampai akhirnya terdampar di sebuah pulau.

Baca Juga:  Duel dengan Beruang Lapar 

Qadhi Abu Bakar yang diselamatkan oleh warga pulau tersebut akhirnya tinggal di masjid yang menjadi pusat aktifitas masyarakat. Sayang menurut warga setempat, setelah pemimpin mereka meninggal beberapa bulan yang lalu belum ada yang menggantikannya menjadi pemimpin sekaligus menjadi imam di masjid megah kebanggaan masyarakat pulau tersebut.

Setelah beberapa hari mengamati perilaku, tindak-tanduk dan keilmuan Qadhi Abu Bakar, termasuk kemampuannya dalam membaca dan menulis ayat-ayat Al-Qur'an, masyarakat pulau tersebut akhirnya meminta beliau untuk menggantikan pemimpin mereka yang telah meninggal, menjadi imam shalat di masjid dan sebagai legitimasi, masyarakat juga menyarankan agar Qadhi Abu Bakar bersedia untuk menikahi satu-satunya putri dari pemimpin mereka yang cantik jelita.

Setelah didesak terus dan setelah menjalani shalat istikarah, akhirnya Qadhi Abu Bakar menrima permintan masyarakat pulau tersebut untuk menjadi pemimpin di pulau tersebut, termasuk menjadi imam di masjid dan juga menikahi putri pemimpin mereka.

Ketika keduanya dipertemukan dalam proses taaruf di masjid tersebut, betapa terkejutnya Qadhi Abu Bakar ketika melihat batu berlian kemerahan yang tergantung di leher putri cantik jelita tersebut. Saking kagetnya, sampai beberapa saat pandangan mata Qadhi Abu Bakar tidak terlepas dari batu berlian tersebut, sampai ada warga yang menegurnya, 

"Wahai anak muda, anda telah menzalimi hati gadis ini, taaruf ini untuk kau lihat wajahnya, bukan berlian dilehernya! Apa yang kau pikirkan dengan batu berlian itu?" Tanya warga pulau.

Baca Juga: Celana Genderuwo

Kemudian Qadhi Abu Bakar menceritakan kisah batu berlian di leher gadis itu yang dulu pernah ditemukannya di Makkah, berikut pertemuannya dengan kakek tua yang mengaku sebagai pemiliknya yang juga memaksanya untuk menerima imbalan 500 dinar. 

Demi mendengar cerita Qadhi Abu Bakar tersebut, masyarakat kampung di dalam masjid tiba-tiba bertakbir, "Allahu Akbar!"

"Kenapa kalian bertakbir?" Qadhi Abu Bakar berbalik bertanya kepada warga di dalam masjid.

"Hai anak muda, tahukah kamu siapa orang tua yang kau temui itu? Itulah ayah dari gadis cantik ini dan juga pemimpin kami yang telah meninggal itu. Beliaulah pemilik batu berlian itu dan beliau juga pernah bercerita tentang semua kebaikanmu sepulang dari Makkah. Beliau juga pernah meminta kami untuk mengaminkan doa beliau agar engkau berjodoh dengan putri cantiknya dan doa itu ternyata hari ini dikabulkan oleh Allah SWT!" Jawab warga dalam masjid.

"Masha Allah, Alhamdulillah!" Semua yang ada didalam masjid langsung bersujud demi mendengar keajaiban-demi keajaiban yang akhirnya dibukakan rahasianya oleh Allah SWT.

Semoga Bermanfaat

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun