Sepulang shalat di Masjidil Haram, di sebuah tikungan jalan yang berbatu tidak jauh dari rumahnya, tiba-tiba kaki Qadhi Abu Bakar atau lengkapnya Al-Qadhi Abu Bakar Muhammad bin Abdul Baqi Al-Baghdadi Al-Bazzaz Al-Anshari, seorang tabiin menginjak sebuah benda layaknya bebatuan dengan bentuk meruncing sedikit tajam yang setelah diperiksa ternyata terbungkus dalam kantong kain sutera yang terlihat masih bagus.
Kantong kain sutera berwarna biru itu diambil dan dibawa pulang kerumah, ketika dibuka ternyata isinya sebutir permata sebesar telur burung berwarna kemerah-merahan bebentuk kerucut yang sangat indah. Demi melihat berlian itu, Qadhi Abu Bakar sangat terkejut dan langsung keluar rumah dengan membawa kantong berlian itu untuk mencari pemiliknya.
Ketika Qadhi Abu Bakar Muhammad bermaksud mengumumkan temuannya ke warga masyarakat yang berada di alun-alun kota, ternyata ada seorang kakek tua yang sepertinya seorang kepala kabilah dari luar daerah sedang berteriak-teriak mengumumkan kehilangan kantong sutera dengan ciri-ciri persis seperti yang ditemukan oleh Qadhi Abu Bakar.
Baca Juga: Â Kisah Mubarak, Gagal Memilih Anggur Manis yang Berbuah Bidadari
"Penduduk Makkah, aku kehilangan kantong sutera berisi berlian merah senilai 500 dinar, jika ada yang menemukan dan mau mengembalikan kepadaku, maka akan kuganti dengan 5000 dinar!" Kata si kakek tua.
Mendengar teriakan si kakek tua, Qadhi Abu Bakar Muhammad langsung menghampirinya dan mengajak si kakek tua menuju rumah untuk menyerahkan barang temuannya. Setelah benar-benar yakin si kakek tua adalah pemilik sah dari kantong sutera berwarna biru tersebut, Qadhi Abu Bakar langsung menyerahkan kantong berikut isi berlian didalamnya.Â
Sesuai dengan janjinya, si kakek tua langsung menyerahkan uang 500 dinar kepada Qadhi Abu Bakar, tapi dengan tegas Qadhi Abu Bakar menolak pemberian si kakek tua, karena dia ikhlas karena Allah memang ingin mengembalikan amanah dari Allah tersebut.
Mendapati keteguhan pemuda tampan di hadapannya yang bersikeras menolak balasan uang 500 dirham darinya, si kakek tua akhirnya meninggalkan Qadhi Abu Bakar sambil merasakan kekaguman luar biasa kepada anak muda saleh dan amanah tersebut dan dalam perjalanan pulangnya tersebut si kakek tua bermunajat kepada Allah SWT agar anak muda tampan itu kelak berjodoh dengan putri tunggalnya yang cantik bak bidadari.
Beberapa bulan setelah kejadian tersebut, Qadhi Abu Bakar meninggalkan kota Mekkah, beliau ingin berkelana untuk mendapatkan pengalaman hidup yang baru.Â
Melalui Jeddah akhirnya beliau mengarungi lautan, sayang belum lama perjalanan dimulai kapal yang ditumpanginya dihantam badai di tengah lauatn dan hanya menyisakan beliau saja yang selamat setelah berpegangan pada serpihan kayu dari perahu yang telah hancur dan sempat terombang-ambing beberapa hari sampai akhirnya terdampar di sebuah pulau.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!