Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kisah Mubarak, Gagal Memilih Anggur Manis yang Berbuah Bidadari

12 April 2021   23:04 Diperbarui: 13 April 2021   20:33 5165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyebut nama Abdullah bin Mubarak atau Abdullah Ibnu Al Mubarak sepertinya bukan hal yang asing bagi umat Islam. Banyak sekali kisah penuh hikmah yang dinukil dari kisah perjalanan hidup ulama hadis terkemuka yang dikenal jenius sejak kecil ini.

Sosok ksatria tampan dan berhati lembut ini merupakan sosok ulama besar yang juga dikenal luas sebagai saudagar yang dermawan, bagaimana tidak!? Hasil keuntungan usahanya,  setiap hari habis dibagikannya untuk fakir miskin di kota tempatnya tinggal.

Tapi siapa sangka Abdullah bin Mubarak yang sangat wara' alias selalu menjaga diri dari segala perbuatan dosa, maksiat, subhat dan aktifitas tidak bermanfaat lainnya itu mewarisi semuanya dari sang ayah, Mubarak! Seorang budak hitam yang menurut kisah dari beberapa sumber disebutkan berwajah buruk dan berkaki pecah-pecah, tapi jangan salah ya!  Sejak muda, Mubarak yang dipekerjakan sebagai penjaga kebun, dikenal sebagai budak yang saleh dan juga wara'.

Baca Juga :  Duel dengan Beruang Lapar 

Pada suatu hari, saat hari sedang terik-teriknya, tuan si Mubarak datang untuk mengunjungi kebunnya yang dijaga Mubarak dan langsung meminta si-budak untuk memetik senampan anggur manis untuknya.

"Mubarak, petiklah senampan anggur untukku sekarang juga!" Perintah si tuan 

Mendengar perintah tuannya, Mubarak langsung pergi menuju rerimbunan kebun anggur yang setiap hari dijaga dan dirawatnya. Tidak lama, Mubarak kembali dengan membawa senampan anggur berwarna kemerahan yang sangat enggoda siapa saja untuk mencicipinya.

"Mubarak, kenapa kau ambil anggur yang asam? Carikan lagi segera yang manis untukku!" Bentak si tuan kepada Mubarak.  

Mendengar perintah tuannya, Mubarak segera kembali lagi ke kebun untuk memetik senampan lagi buah anggur manis dan tidak lama kemudian Mubarak kembali lagi dengan membawa anggur berwarna hijau segar yang sangat menggiurkan.

"Mubaraaaaaak! Kenapa kau petik anggur yang asam lagi!? Aku suruh kau memetik anggur yang manis saja, masak begitu saja tidak bisa? Bukannya kamu sudah lebih dari lima tahun kupekerjakan di kebun ini?" Si tuan pemilik kebun sepertinya marah besar dengan ulah si Mubarak yang menurutnya sangat keterlaluan.

Baca Juga :  3 Hilal di Muara Ramadan Penyempurna Kebahagiaan

"Maafkan saya tuanku! Sampai detik ini, saya memang benar-benar tidak bisa membedakan jenis dan rasa anggur di kebun ini. Tuanku mempekerjakan saya di kebun ini sejak enam tahun lalu hanya sebagai penjaga kebun, jadi sejak itu tugas saya hanya menjaga dan saya belum pernah sekalipun merasakan makan anggur. Jadi maafkan saya tuanku, kalau sampai saat ini saya belum bisa membedakan anggur manis, pahit maupun yang asam" Jawab Mubarak pelan tapi jelas kepada tuannya.

"Masha Allah!"  Begitu jawaban si tuan kepada Mubarak, tapi dalam hatinya saja, sambil melangkahkan kaki untuk pulang. Ternyata pulangnya si tuan bukan pulang sembarang pulang, tapi pulang untuk mengabarkan berita gembira untuk istri dan juga putri semata wayangnya yang cantik bak bidadari.

"Anakku, ayah sudah bertemu dengan seorang ksatria terbaik yang sangat cocok menjadi imam dalam hidupmu!" Kata si tuan kepada putri cantiknya.

"Siapa dia suamiku?" Tanya istri si tuan yang tiba-tiba ada disamping anak gadis mereka.

"Mubarak" Jawab si tuan dengan tegas.

"Mubarak penjaga kebun kita?" Tanya isteri si tuan lagi.

"Iya!" Jawab si tuan kepa isterinya

"Ayah, ibu kalau memang ayah dan ibu meridhai dan merestui Mubarak menjadi imam saya, maka saya juga ikhlas menerimanya"  Jawab anak gadis si tuan nan cantik jelita.

"Alhamdulillah" Kata si tuan sambil melangkah pergi,kembali ke kebun untuk memnyampaikan kabar baik ini kepada Mubarak, sesegera mungkin.

Akhirnya, tidak menunggu lama si tuan kaya raya pemilik kebun anggur yang sangat luas itu akhirnya menikahkan putrinya yang cantik jelita bak bidadari dengan seorang budak berkulit hitam penjaga kebun anggurnya dan kelak dari pernikahan inilah lahir Abdullah bin Mubarak.

Semoga Bermanfaat!

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun