Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Terus Berikhtiar, Pasar Wadai Ramadan-pun Move On ke Layanan Online

14 April 2021   13:05 Diperbarui: 14 April 2021   13:10 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasar Wadai Ramadan atau pasar kue khas Urang Banjar yang umum diselenggarakan secara resmi oleh pemerintah daerah di Kalimantan Selatan dan sebagian Kalimantan Tengah sebagai bagian dari syiar bulan Ramadan, telah lama menjadi bagian tradisi budaya banua dalam menyemarakkan dan menghidupkan bulan ramadan selama sebulan penuh.

Luar biasanya, even tahunan ini tidak hanya sekedar mampu menggerakkan ekonomi masyarakat banua selama bulan ramadan, tapi juga terbukti bermanfaat menjadi media untuk memperkenalkan sekaligus melestarikan kembali keberadaan berbagai wadai tradisonal khas Banjar di ruang publik masyarakat yang lebih representatif.

Di pasar wadai ramadan ini, semua jenis wadai langka, baik karena kekhususan peruntukannya atau juga karena cara pembuatannya yang perlu syarat tertentu atau juga karena memang penggemarnya sudah sangat sedikit, biasanya akan bermunculan semuanya. 

Jadi tidak heran, kehadiran pasar wadai ramadan akan selalu dirindukan dan dinantikan oleh seluruh lapisan masyarakat di banua.


Sayang seribu sayang! Setelah eksis dalam beberapa dekade, pandemi covid-19 yang sebelumnya telah berhasil memporakporandakan tatanan kehidupan masyarakat dunia, terlebih pada sektor perkonomian.

Akhirnya juga berhasil memaksa pasar wadai ramadan untuk tiarap dan akhirnya harus absen pada ramadan tahun 2020 yang lalu dan tanpa disangka-sangka.

Ternyata waktu setahun masih belum cukup untuk membuat pandemi covid-19 angkat kaki, sehingga akhirnya memaksa pasar wadai ramadan 2021 di semua daerah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah kembali absen.

Baca Juga :  Pesan Bijak di Balik "Runtuhnya" Eksistensi Pasar Wadai Ramadan di Banjarmasin

Sudah barangtentu, absennya pasar wadai ramadan membuat banyak pihak merasa kehilangan, terutama para penikmat dan juga penggiat budaya yang biasa menjadikan even ini sebagai elemen penting untuk menggerakkan ekonomi sekaligus media konservasi beragam jenis kuliner tradisional Banjar yang sudah langka dan terkenal bercitara rasa luar biasa nyamannya.

Tapi inilah faktanya! Kuasa manusia memang terbatas, hanya sampai pada merencanakan saja, selebihnya memang Sang Khalik yang menentukan! 

Pasar Wadai Online | Disbudpar Kota Banjarmasin
Pasar Wadai Online | Disbudpar Kota Banjarmasin

Hikmah di Balik Musibah

Allah memang Maha Baik! Dalam setiap musibah pasti diselipkan-Nya beragam hikmah dan pelajaran kehidupan yang sangat bermanfaat bagi kita makhluknya, untuk terus belajar, bergerak dan berbenah (bertansformasi) menjadi lebih baik, syukur-syukur bisa mencapai derajat yang terbaik. 

Kehadiran pandemi covid-19 memang telah berhasil memporakporandakan tatanan kehidupan umat manusia di seluruh dunia. Hanya saja, dengan ber-husnudzan alias berprasangka baik kepada-Nya.

Ternyata sekarang kita juga mendapati beragam kebiasaan baru yang justeru membawa manusia pada sebuah model dan level kehidupan yang jauh lebih baik, mudah dan tentunya lebih efektif dan efisien yang pada awalnya hanyalah sebagai bentuk dari kecerdasan adaptatif kita terhadap "invasi" covid-19.

Baca Juga :  "Belungka Batu" Bertebaran di Pinggir Jalan, Pertanda Ramadan Sebentar Lagi!

Siapa sangka, pandemi covid-19 justeru menjadi katalisator penting bagi penerapan berbagai tekonologi canggih bermanfaat yang sebelumnya hanya dalam angan-angan kita.

Salah satunya adalah semakin maraknya aktifitas manusia yang berbasis daring atau online sebagai keniscayaan munculnya teknologi internet yang semakin merakyat.

Tidak hanya aktifitas belanja online yang sebelumnya memang lebih dulu ngetren, tapi juga aktifitas belajar-mengajar, seminar, pelatihan, rapat (meeting), permainan, nonton film, menikmati musik, baca buku, bahkan jalan-jalan dan konsultasi dengan dokter alias berobat.    


Tidak mau ketinggalan kereta terlalu jauh, terinspirasi pada aktifitas jual beli online dari berbagai situs jual beli baik dalam maupin luar negeri yang semakin riuh, demi menggerakkan kembali perekonomian masyarakat yang terdampak oleh pandemi.

Khususnya untuk mengakomodir para penggiat ekonomi di bidang kuliner yang kebetulan juga tidak lagi bisa berjualan di Pasar wadai ramadan yang terpaksa tidak diselenggarakan sebagai bagian dari upaya memutus mata rantai penyebaran covid-19.

Maka hampir semua pemerintah daerah di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah memodifikasi pasar wadai ramadan dari sistem offline di kawasan tertentu menjadi online.

Baca Juga :  Kisah "Madam", Memahami Tradisi Merantau Urang Banjar ke Berbagai Penjuru Dunia

Lompatan inovasi yang diprakarsai oleh pemerintah daerah sebagai fasilitator ini, mungkin memang bukan ide baru, tapi keberanian pemerintah daerah untuk mengajak pedagang-pedagang kuliner tradisonal "bermigrasi" ke dunia baru berupa pasar wadai online, tentu bukan perkara mudah dan sepele!

Perlu visi besar dan terukur, pendekatan, strategi dan waktu yang tentunya tidak bisa serba instan, mengingat latarbelakang beragam dari penggiat ekonomi mikro yang sebagian besar berlabel masih tradisional tersebut. Jadi wajar jika untuk yang satu ini, banyak pihak yang angkat topi atas dedikasi pemerintah.


Luar biasanya, pada gelaran pasar wadai online pertama yang difasilitasi oleh Pemko Banjarmasin pada ramadan tahun 2020 yang lalu, omset total transaksi selama penyelenggaraan sebulan penuh mencapai 2,6 milyar rupiah lebih dan angka ini ternyata justeru naik tajam dibanding catatan omset total transaksi penyelenggaraan pasar wadai ramadan secara reguler alias secara offline.

Untuk penyelenggaraan pasar wadai ramadhan online 2021 di lingkungan Kota 1000 Sungai kali ini, Pemko Banjarmasin sebagai fasilitator berjanji terus melakukan berbagai pembenahan dan perbaikan sebagai bentuk evaluasi dari penyelenggaraan tahun sebelumnya.

Dengan harapan penyelenggaraan pasar wadai ramadhan online kali ini, akan berjalan jauh lebih baik, berkualitas dan memberi manfaat lebih dibanding penyelenggaraan tahun sebelumnya.

Semoga bermanfaat!

Salam dari kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun