Kehadiran pandemi covid-19 memang telah berhasil memporakporandakan tatanan kehidupan umat manusia di seluruh dunia. Hanya saja, dengan ber-husnudzan alias berprasangka baik kepada-Nya.
Ternyata sekarang kita juga mendapati beragam kebiasaan baru yang justeru membawa manusia pada sebuah model dan level kehidupan yang jauh lebih baik, mudah dan tentunya lebih efektif dan efisien yang pada awalnya hanyalah sebagai bentuk dari kecerdasan adaptatif kita terhadap "invasi" covid-19.
Baca Juga : Â "Belungka Batu" Bertebaran di Pinggir Jalan, Pertanda Ramadan Sebentar Lagi!
Siapa sangka, pandemi covid-19 justeru menjadi katalisator penting bagi penerapan berbagai tekonologi canggih bermanfaat yang sebelumnya hanya dalam angan-angan kita.
Salah satunya adalah semakin maraknya aktifitas manusia yang berbasis daring atau online sebagai keniscayaan munculnya teknologi internet yang semakin merakyat.
Tidak hanya aktifitas belanja online yang sebelumnya memang lebih dulu ngetren, tapi juga aktifitas belajar-mengajar, seminar, pelatihan, rapat (meeting), permainan, nonton film, menikmati musik, baca buku, bahkan jalan-jalan dan konsultasi dengan dokter alias berobat.  Â
Tidak mau ketinggalan kereta terlalu jauh, terinspirasi pada aktifitas jual beli online dari berbagai situs jual beli baik dalam maupin luar negeri yang semakin riuh, demi menggerakkan kembali perekonomian masyarakat yang terdampak oleh pandemi.
Khususnya untuk mengakomodir para penggiat ekonomi di bidang kuliner yang kebetulan juga tidak lagi bisa berjualan di Pasar wadai ramadan yang terpaksa tidak diselenggarakan sebagai bagian dari upaya memutus mata rantai penyebaran covid-19.
Maka hampir semua pemerintah daerah di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah memodifikasi pasar wadai ramadan dari sistem offline di kawasan tertentu menjadi online.
Baca Juga : Â Kisah "Madam", Memahami Tradisi Merantau Urang Banjar ke Berbagai Penjuru Dunia
Lompatan inovasi yang diprakarsai oleh pemerintah daerah sebagai fasilitator ini, mungkin memang bukan ide baru, tapi keberanian pemerintah daerah untuk mengajak pedagang-pedagang kuliner tradisonal "bermigrasi" ke dunia baru berupa pasar wadai online, tentu bukan perkara mudah dan sepele!