Nusantara Menyambut Ramadan
Setiap mendekati bulan Ramadan, masing-masing entitas masyarakat muslim di berbagai pelosok nusantara dan juga dunia, pada umumnya mempunyai tradisi dan atau fenomena sosial khas berbasis kearifan lokal yang biasanya akan selalu memunculkan aktifitas unik yang juga bisa berfungsi sebagai penanda akan datangnya bulan suci yang diyakini penuh berkah, sehingga kehadirannya menjadi yang paling dinanti oleh seluruh Umat Islam.
Baca Juga : Â Perjalanan Panjang Pasar Wadai Mewarnai Ramadan di Kota Banjarmasin
Di Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas dan sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan ada beberapa "penanda" semakin dekatnya kehadiran bulan Ramadan, yaitu munculnya penjual buah belungka batu atau ada juga yang menyebutnya sebagai bilungka batu, belungka rakah dan belungka masak di pinggir-pinggir jalanan dan juga mulai munculnya pasar wadai di berbagai tempat.
Sayangnya, karena pandemi covid-19 yang melumpuhkan dunia, penyelenggaraan even tradisional Pasar Wadai Ramadan yang ikonik, sejak Ramadan 1441 H/ 2020 yang lalu dan sepertinya berlanjut pada Ramadan 1442 H/ 2021 tahun ini, secara resmi pemerintah Kota Banjarmasin tidak akan menyelenggarakan tradisi tahunan khas Urang Banjar, Pasar Wadai Ramadan.
Berbeda dengan even Pasar Wadai Ramadan yang tahun ini kembali absen meramaikan syiar Ramadan, maka kehadiran para pedagang buah belungka batu yang tersebar di pinggir jalan sejak sebulan terakhir, sepertinya tetap akan melanjutkan tradisi tahunan untuk memberi tanda, semakin dekatnya kehadiran bulan suci Ramadan bagi masyarakat Kota Banjarmasin dan juga banua Kalimantan Selatan.
Memasuki bulan Syaban atau sebulan sebelum Ramadan tiba, pedagang belungka batu biasanya sudah mulai bermunculan di tepian jalan Kota 1000 Sungai dan juga daerah-daerah lain di Kalimantan Selatan.
 Di sepanjang jalan Ahmad Yani, jalan lintas/poros Kalimantan yang menghubungkan semua propinsi di Pulau Kalimantan, sekaligus menjadi etalase utama Kota Banjarmasin dan sekitarnya, biasanya menjadi tempat pertama yang paling banyak "menyediakan" buah belungka batu, khususnya setelah keluar dari batas kota Banjarmasin di KM 6.
Baca Juga :Â Â Munculnya Belungka Batu, Pertanda Kota Banjarmasin Memulai Ramadan
Menjelang Ramadan seperti sekarang, tidak hanya penjual buah reguler saja yang menjajakan buah belungka batu, tapi juga banyak pedagang buah dadakan yang biasanya datang langsung dari daerah-daerah penghasil belungka batu, seperti dari kabupaten  Tapin dan Tanah Laut. Pedagang-pedagang ini bisa dikenali dari caranya berjualan.
Kalau pedagang buah reguler, biasanya selain menggunaa lapak buah yang menetap atau setidaknya semi permanen, selain menjual belungka batu biasanya mereka juga menjual buah-buah lainnya, termasuk buah-buahan yang ramai diburu setiap bulan puasa seperti  semangka, melon, juga blewah.
Sedangkan pedagang buah dadakan atau musiman, biasanya akan menggunakan mobil pick-up atau gerobak-gerobak buah yang bisa dipindah setiap saat untuk  menjajakan si buah Ramadhan di pinggir-pinggir jalan protokol di Kota Banjarmasin dan sekitarnya.Â
Pemandangan sedikit berbeda akan terlihat di sepanjang jalan Desa Pandahan, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut yang menghubungkan Kota Banjarmasin dan Kabupaten Kotabaru setiap menjelang Ramadan.Â
Selain dikenal sebagai kampung penghasil belungka batu, di sepanjang jalan kampung ini kita juga bisa menemukan warga yang membuat lapak berjualan belungka batu sederhana di depan rumah masing-masing. Jadi, berada disini kita serasa berada di pasar khusus yang menjual belungka batu.
Mengenal Belungka Batu
Buah belungka batu yang termasuk dalam keluarga Cucurbitaceae atau keluarga ketimun-timunan ini lebih populer dan dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai Timun Suri.
Meskipun termasuk tanaman semusim (sekali panen) tapi tetap bisa ditanam sepanjang musim atau kapan saja, di Kalimantan Selatan, anehnya buah belungka batu ini hanya bisa di temukan di sekitar bulan Ramadhan saja, sehingga wajar jika masyarakat Banjar juga menyebutnya sebagai "Buah Ramadhan", karena diluar bulan Ramadhan memang sulit sekali menemukan buah yang masih satu keluarga dengan buah melon itu. Â
Fakta ini sepertinya juga tidak terlepas dari fungsi buah Belungka Batu itu sendiri, yang relatif hanya cocok untuk membuat es buah saja, sedangkan inovasi diversifikasi produk olahan yang lain masih belum ada, sehingga sebagian besar petaninya juga lebih memilih untuk pragmatis dengan hanya menanam buah Belungka batu di sekitar bulan Ramadan saja, ketika permintaan sedang berada pada fase puncak.
Sudah menjadi kebiasaan Urang Banjar menyebut keluarga ketimun atau mentimun (Cucumis sativus L) dengan sebutan belungka atau bilungka. Begitu juga untuk menyebut timun suri yang sepertinya juga didasarkan pada bentuk umum dari keluarga besar jenis buah ini yang relatif sama bulat gilig (lonjong) dan memanjang.
Baca Juga : Â Mengenal Belungka Batu, "Buah Ramadhan" Masyarakat BanjarÂ
Keunikan khas dari buah ini adalah citarasa daging buahnya yang cenderung hambar dan mudah hancur jika masak, meskipun banyak mengandung vitamin C, vitamin A, asam linoleat, kalium, potasium, magnesium dan beragam nutrisi lainnya yang berkhasiat baik untuk tubuh. Dengan karakter daging buah seperti itu, menjadikan buah ini lebih cocok untuk membuat es buah saja.
Es buah berbahan utama belungka batu inilah salah satu sajian paling populer untuk berbuka puasa di kalangan Urang Banjar di Kalimantan Selatan berikut diasporanya di berbagai daerah.
Menariknya, untuk membuat es buah belungka batu ini, umumnya Urang Banjar menjadikannya sebagai bahan tunggal alias tidak menambahkan elemen campuran lain ke dalam olahan es-nya.Â
Biasanya, potongan buah belungka batu berbentuk dadu itu hanya dimasukkan kedalam campuran stroop atau sirup merah frambozen, susu kental manis dan es batu. Mudah dan sederhana, tapi citarasa segarnya dijamin nagih lho!
Bagi Urang Banjar, Belungka batu bukan hanya sekedar buah semusim yang hadir setahun sekali saja untuk meramaikan pernik kuliner dan asupan bergizi yang menyegarkan selama bulan Ramadhan, sehingga kehadiran si Timun Batu akan selalu dirindukan ketika bedug mulai bertalu-talu sepanjang petang, tapi juga pemberi sinyal kehadiran bulan yang ditunggu-tunggu setahun penuh, yaitu Bulan Suci Ramadan yang penuh berkah.Â
Semoga Bermanfaat!
"Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan 1442 H"
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H