Oya, mess staf yang kami tinggali ini ada di dalam lingkungan pabrik yang lokasinya di pinggiran Kota Sidoarjo sebelah barat. Selain kami para jomlo-wan, bangunan megah dua lantai ini juga dihuni para jomlo-wati yang jumlahnya kurang lebih sama dengan kami.Â
Meskipun berada dalam satu bangunan yang sama, tapi sebenarnya diantara mess jomlo-wan dan jomlo-wati dipisahkan oleh sebuah koridor terbuka yang dimanfaatkan untuk menjemur baju sama Mbok Mi. Uniknya, baik dilantai satu maupun dua yang konon keduanya wingit alias ada penjaganya yang tak kasat mata, sehingga diantara  jomlo-wan dan jomlo-wati tidak ada satupun yang berani saling menyeberang sejak bangunan berdiri.
Pantesan, sudah hampir satu dekade tetap tidak ada jomlo-wan dan jomlo-wati yang berjodoh!
Saat lagi asyik-asyiknya nyeruput kopi nashittel alias kopi panas, pahit dan kentel butanku sendiri sambil nonton aksi Trison, vokalisnya edane yang sejak rilis album 170 Volts setiap pagi pasti wira-wiri di Bursa Musik ANTV  dengan lagunya  "Kaupikir kaulah segalanya", tiba-tiba terdengar jeritan dari lantai dua dan aku mengenal sekali, itu suara Mbok Mie.
Mendengar jeritan nggak biasa di pagi yang sedikit mendung ini, saya dan semua penghuni mess langsung menhambur kearah koridor lantai dua, tempat asal suara Mbok Mi menjerit.
Sampai di koridor, ternyata sudah ada Pak Amin dan Mbah Kadri yang kamarnya memang paling dekat dengan lokasi koridor, ada juga beberapa penghuni mess  jomlo-wati yang mencoba menyadarkan Mbok Mi yang sepertinya tidak sadarkan diri dengan menggunakan minyak angin. Setelah sadar, Mbok Mie tiba-tiba menunjuk kearah tempat wadah cucian kotorÂ
Baca Juga:Â Rezeki Anak Saleh | "Berkah" Digigit Anjing
"Mbah ... niku clanane sinten kok ageng sanget, tur niku  ambune apek mboten ketulungan!? (Mbah, itu selana siapa kok besar sekali, juga baunya sanget apek!? )" Tanya Mbok Mie kepada Mbah Kadri yang berdirinya paling dekat dengan  wadah cucian kotor di pojok koridor.Â
Mendengar ucapan Mbok Mie, aku langsung menuju ke wadah tempat cucian kotor dimaksud dan aku melihat celana hitam dan begitu didekati, bau apeknya memang sangat menyengat. Persis baju kuli bangunan yang dipakai selama seminggu tanpa ganti. Apek-nya  pol!Â
Kemudian, celana hitam itu kuangkat dan kukeluarkan dari wadah cucian kotor dan betapa terkejutnya kami ketika mengetahui ukuran celana itu memang tidak sewajarnya ukuran celana yang kita pakai, bahkan untuk ukuran orang Eropa sekalipun yang biasanya mempunyai tubuh bongsor! Celana super jumbo yang setelah kami letakkan di atas lantai keramik ukuran 30 x 30 cm terungkap mempunyai panjang lebih dari 250 cm atau sekitar 2,5 meter dengan lebar yang sepadan.