Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Kematianmu Sehari Setelah Kita Menikah, Akhirnya Terjawab Sayang!

29 Maret 2021   13:31 Diperbarui: 29 Maret 2021   13:42 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Momen inilah yang akhirnya mendekatkanku dengan Laila,  Gusti Lailatul Mucharomah nama lengkapnya, teman seangkatan sekaligus sekelasku yang dijuluki teman-teman lain sebagai si-misterius. Semua memang mengagumi kecantikannya yang begitu meneduhkan dan menenangkan, tapi sikap pendiam dan tak banyak bicaranya yang menurut sebagan besar teman dikampus sudah sangat akut, menjadikannya seorang penyendiri dan sepertinya memang  tidak mempunyai teman.

Tapi itu dulu! Sekarang, setelah kami sama-sama diterima menjadi dosen di kampus, secara perlahan Laila mulai sedikit terbuka, setidaknya denganku. Karena keintiman kami yang kemana-mana sekarang lebih banyak berdua, sekaligus "keberhasilanku" membuat Laila "mau" berbicara dengan orang lain, semua teman-teman kami akhirnya menjodoh-jodohkan kami berdua.

The show must go on! Kami akhirnya sepakat melanjutkan studi master di universitas yang sama di Inggris seperti saran beberapa dosen senior yang dulu menjadi pembimbing dan juga penguji tugas skripsi kami. 

Ternyata, keputusan kami berdua untuk sama-sama melanjutkan studi di tempat yang sama, juga mendorong lahirnya ide "nakalku". Berdua setiap hari dengan gadis yang cantiknya seperti bidadari di negeri nun jauh disana, mana kuaaaaaaaat!? Iman mungkin tahan, kalau imron!? Hadeeeeeew ...

Karena itulah, pada suatu siang dengan mengambil momen makan siang berdua yang jarang-jarang kami lewatkan di kedai Jukung Julak, aku memberanikan diri mempresentasikan ide nakalku kepada Laila.

"La, kamu mau nggak kita nikah dulu sebelum berangkat ke Eropa?" Sambil mengunyah nasi putih karau dengan lauk olahan ikan talang asam manis khas Banjar kesukaan kami, aku berusaha bersikap wajar dan biasa-biasa saja saat mengucapkan ide nakal itu, walaupun dalam hatiku sebenarnya sedang berdegup dengan kencangnya.

"Kawin? Kamu serius kal?" Tanya Laila yang sepertinya memang benar-benar terkejut mendengar ide nakalku yang pastinya tidak dia duga sebelumnya. Tapi aku berusaha menanggapi keterkejutannya dengan santai dan tetap dengan ekspresi biasa-biasa saja, bahkan tanpa menatapnya sama sekali, walaupun sambil terus menyantap makan siangku, dari sudut mataku aku tetap berusaha merekam ekspresi wajah cantiknya yang tetap cantik meskipun matanya melotot kearahku ... he ... he ... he. 

Baca Juga :  Rejeki Anak Saleh | Uang 100 Juta Dalam Plastik di Tempat Sampah                        

Kali ini aku membuktikan sendiri bagaimana keajaiban doa bekerja, bahkan saat harus bertemu dengan misteriusnya rezeki dan jodoh! Rezeki diangkat jadi dosen dan Laila yang akhirnya menerima pinanganku, jadi buktinya. 

Khusus untuk Laila, sepertinya perlu kubongkar sebuah rahasia! Sejujurnya, sejak awal kuliah aku sudah menaruh hati dengan gadis cantik yang masih zuriat Kesultanan Banjar ini, sayang sampai sama-sama lulus tidak ada satupun "mak comblang" yang menjadi penghubung. Tidak aku saja yang merasakan kesulitan untuk mendekatinya, tapi semua pengagum dan pemuja rahasia Laila yang lainya. 

Sikapnya yang pendiam, cuek dan cenderung dingin ditambah dengan kepintarannya yang hampir sempurna plus adanya darah pagustian atau darah biru yang mengalir didalam tubuhnya, menjadi kombinasi sempurna barrier to entry bagi para pemuja dan pengagum rahasianya untuk mendekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun