Masyarakat suku Banjar di Kalimantan Selatan sejak dulu dikenal mempunyai tautan budaya yang begitu kuat dengan peradaban budaya Islam yang lebih dulu lahir dan berkembang di jazirah Arab.
Sejarah interaksi di antara masyarakat Banjar dengan Agama Islam sebagai tatanan kehidupan yang paripurna diyakini para sejarawan telah dimulai jauh sebelum berdirinya Kesultanan Banjar, kesultanan pertama di pulau Kalimantan yang menjadikan Islam sebagai agama resmi negara, sekitar 5-6 abad silam.
Baca Juga:Â Masjid Sultan Suriansyah, Monumen Berdirinya Kota Banjarmasin
Tidak heran jika kemudian, secara emosional Urang Banjar seperti menyatu dengan Islam berikut segala atribut yang dibawanya, seperti digambarkan oleh antropolog Judith Ann Nagata, Profesor Emeritus dan Antropologi dari York University, Toronto, Kanada.
"Di mana Suku Banjar merupakan salah satu suku di Indonesia yang identitas kesukuannya bertumpang tindih dengan identitas keagamaan, "Agama ya suku, suku ya agama".
Sejak saat itu, Islam dengan segala pernak-pernik budayanya menjadi identitas spiritual dan kultural masyarakat suku Banjar. Sampai sekarang, jejak-jejak kedekatan d iantara keduanya masih tampak jelas, baik dalam bentuk ritus (personal maupun komunal), falsafah kehidupan, tradisi dan juga berbagai peninggalan fisik seperti arsitektur masjid, surau dsb.
Salah satu tradisi keislaman masyarakat Banjar yang sampai sekarang masih terpelihara dengan baik adalah terkait ritus peringatan nisfu syaban di pertengahan bulan syaban yang dalam perjalanannya terbukti membentuk sebuah tatanan kehidupan sosial yang unik dan khas di lingkungan komunal masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan yang sepertinya tidak akan bisa ditemukan di tempat lain di Indonesia.Â
Baca Juga:Â Ketika Orang Banjar Naik Haji
Pada sore hari atau biasa disebut sebagai malam nisfu itu, biasanya masyarakat muslim di Kota 1000 Sungai dan Kalimantan Selatan pada umumnya akan berbondong-bondong menuju masjid untuk mengikuti ibadah shalat Maghrib berjamaah dan disusul selanjutnya dengan beberapa amaliah malam nisfu syaban yang dilaksanakan setelahnya sampai selesai yang biasanya diakhiri dengan shalat Isya berjamaah.