KBBI dimaknai sebagai waktu tidak tepat, terlambat dari waktu yang telah ditentukan (dalam rapat, pertemuan, dan sebagainya) ini, bahkan sering diidentikkan sebagai salah satu budaya negatif warga +62.
Istilah jam karet, tentu sangat familiar bagi kita semua, masyarakat Indonesia. Frasa idiomatik bermakna konotatif yang dalanIni yang unik! Kalau kita punya kecenderungan memaknai istilah "jam karet" sebagai salah satu kebiasan negatif, tapi sekelompok musisi jenius dan idealis dari California, USA justeru menjadikannya sebagai nama band kebanggan mereka.
Menurut data dalam biografi Djam Karet dalam www.djamkaret.com nama Djam Karet kebanggan band mereka (dilafalkan 'jam care-RAY) mengambil dari istilah “Jam Karet” dalam bahasa Indonesia yang dalam bahasa Inggris berarti “Elastic Time”.
Tujuan pemilihan kata “Djam” dengan huruf “D” di depan huruf “J” (seperti ejaan lama bahasa Indonesia), ternyata agar pelafalannya tidak tertukar dengan kosakata bahasa Inggris, “Jam” (dibaca : /dʒæm/) yang nantinya akan mengacu ke arti dan maksud dari kata yang lain.
Diomotori oleh duo gitaris Gayle Ellett dan Mike Henderson, serta bassis Henry J. Osborne dan drummer Chuck Oken, Jr., Djam Karet resmi berdiri di California, USA pada tahun 1984, dengan meramu beragam music influencer seperti new age, fusion, hard rock, musik elektronik, world, blues, bahkan musik surf menjadi komposisi unik khas Djam Karet yang disebut-sebut oleh media musik mainstream di Amrik selalu konsisten menghembuskan kehidupan baru ke dalam rock progresif.
Sejauh ini, Djam Karet telah merilis 23 album komersial yang uniknya, tidak ada satupun materi album yang mempunyai kesamaan satu sama lainnya.
Hebatnya, masing-masing album mendapatkan "penghargaan" luar biasa dari berbagai pihak dan yang paling mengkilat untuk ukuran band seidealis mereka adalah penghargaan dari ROLLING STONE untuk album Reflections From The Firepool (1989) yang menerima penghargaan sebagai "Album Independen Nomor 2 Tahun Ini".
Uniknya lagi, kalangan media di negeri paman sam juga memberi julukan band yang sering dibanding-bandingkan dengan King Crimson, Pink Floyd, The Grateful Dead, Ozric Tentacles dan Porcupine Tree ini sebagai "band Amerika terbesar yang belum ditemukan".
Nah lho, apa mungkin julukan ini ada hubungannya dengan nama besar Djam Karet yang sepertinya kurang dikenal dunia, termasuk masyarakat Indonesia yang notabene merupakan pemilik sekaligus pengamal frasa idiomatik jam karet!? Meskipun secara musikalitas, kejeniusan dan idealisme bermusik mereka diakui oleh sesama musisi dan juga media dunia sebagai salah satu yang terbaik!?
Atau jangan-jangan, justeru idealisme dan kejeniusan mereka sendiri dalam bermusik yang selayaknya maestro progressive rock garis lurus (biasa mengesampingkan tren selera pasar) yang akhirnya mengubur potensi besar mereka sendiri!?
Semoga Bermanfaat!
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H