Pada artikel yang berjudul Tergoda "Wadai Untuk" Mbak Mida, saya menuliskan panjang lebar salah satu kekayaan tradisi kuliner kebanggan  Urang Banjar di Kalimantan Selatan, yaitu wadai atau kue tradisional yang biasa disebut sebagai untuk atau untuk-untuk.
Alhamdulillah, artikel yang yang juga menceritakan sekelumit kisah inspiratif dari pedagang wadai untuk langganan keluarga kami, Mbak Mida ini mendapatkan apresiasi luar biasa dari teman-teman KPB dan Kompasianer Widz Stoops, si-empunya even Lomba Menulis KPB: Salam Cinta UMKM Kompasianer yang ending-nya memilih artikel tersebut sebagai pemenang urutan ke-tiga, sehingga Mbak Mida berhak mendapatkan "suntikan dana tunai" sebesar 250 ribu dari panitia dan Alhamdulillah, saya yang menulis juga mendapatkan hadiah berupa paket K-Premium selama tiga bulan.Â
Terima kasih ya KPB, juga Mbak Widz Stoops!
Luar biasanya, teman-teman KPB bergerak super cepat! Begitu pemenang diumumkan, "suntikan dana tunai" sebesar 250 ribu untuk Mbak Mida langsung dikirim ke rekening saya, begitu juga voucher K-Premiunnya ke email pribadi saya.Â
Saya sangat mengapresiasi gerak cepat panitia ini, karena menciptakan multiplier effect luar biasa yang sebelumnya sama sekali tidak terduga. Tidak hanya multiplier effect yang secara langsung berpengaruh terhadap ekonomi domestik Mbak Mida, tapi juga multiplier effect kebaikan, pembangkit semangat juang keluarga-keluarga yang terpuruk sebagai imbas dari musibah pandemi covid-19 yang dilanjut dengan banjir besar di seluruh Kalsel di awal tahun 2021.
Baca Juga :  Tergoda "Wadai Untuk" Mbak Mida            Â
"Suntikan dana tunai" sebesar 250 ribu untuk Mbak Mida dari KPB saya serahkan beberapa hari sebelum foto seremonial penyerahan diambil, dengan maksud untuk melihat secara langsung dampak perubahan dari hibah dana ini pada lapak wadai Mbak Mida.
Terbukti, saat foto diambil, Alhamdulillah lapak jualan wadai Mbak Mida sekarang jauh lebih berwarna dari sebelumnya dan yang pasti pembelinya juga tambah lebih ramai dari biasanya.Â