Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rezeki Anak Saleh | "Berkah" Digigit Anjing

18 Februari 2021   23:37 Diperbarui: 19 Februari 2021   07:32 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Digigit Anjing | okezone.com

"Ya Allah, apa yang telah terjadi? Kenapa seluruh badanku sakit semua?" Rintih Mahdi, sesaat setelah siuman dan merasakan sekujur badanya merasakan sakit luar biasa. Mahdi semakin kebingungan ketika melihat sekujur badannya diperban.

"Ya Allaaaaaaaaah kenapa seluruh badanku diperban? Dimana ini Ya Allah?" Masih dengan rintihannya, Mahdi berusaha membangun kesadarannya.

"Maaf kak, kakak istirahat saja ya! Kakak aman disini dan tadi ibu dokter Nina bilang sedang menjemput keluarga kakak", seorang perawat berparas manis dengan baju putih dipadu kerudung putih bersih berusaha menenangkan Mahdi sambil mengatur aliran cairan infus di samping ranjang tempatnya berbaring.

"Bu dokter Ni ... aaaah siapa tadi!?  Menjemput keluarga ... ah nggak paham saya!" rintih Mahdi yang disambut dengan senyuman oleh si perawat.

"Sudaaah, kakak istirahat saja, nggak usah dipikirkan ya!" Si perawat manis kembali menenangkan Mahdi sebelum berpamitan untuk menngunjungi pasien yang lain.

Betul saja, tidak berapa lama datang keluarga besar Mahdi yang dikenal di seantero kota sebagai dinasti pengusaha bakso yang sukses ke kamar tempat Mahdi dirawat. Berbeda dengan keluarga lain yang lebih memilih cara aman menjadi pengusaha bakso dengan meneruskan label dan nama besar "klan" bakso yang sudah kesohor, Mahdi lebih memilih menjadi pengusaha bakso dari nol dengan membangun nama "klan" sendiri. 

Mumpung masih muda, saya harus tahu usaha bakso dari pangkalnya hulu sampai muaranya hilir secara up to date dengan cara saya, seperti Mbah Kung, seorang perantau gigih ketika dulu pertama kali membangun "klan" bakso yang sekarang begitu populer.

"Alhamdulillah, kamu masih dikasih umur panjang le! Sing sabar, sareh ya le, ikhlaskan saja semuanya! "  Sambil mengusap kepala Mahdi, ibunda tersayang berusaha terus mneguatkan Mahdi untuk sabar dan ikhlas menerima semuanya.

"Inggih bu, Alhamdulillah" Mahdi berusaha tetap tersenyum sambil menahan rasa sakit disekujur tubuhnya ketika melihat ibundanya begitu tegar melihat kondisinya.

"Alhamdulillah, tadi pas Nina yang piket jaga di UGD dan begitu lepas piket langsung kerumah mengabari ibu. jadi ibu dan semuanya bisa segera kesini!" Ibu mencoba membuka obrolan dengan gaya khasnya yang selalu memikat. Kali ini ibu menyebut nama Nina, sosok gadis idaman semua pria yang pernah menanam benih-benih bunga cinta di hatiku untuk yang pertama kali, gumam Mahdi dalam hati. Tapi ...

"Nina?" Tanya Mahdi lirih yang sepertinya tidak begitu terdengar oleh ibundanya yang terus saja bercerita kronologi Mahdi sampai ke rumah sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun