Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belajar Diversifikasi Pangan Murah, Sehat, dan Berkelanjutan dari Si Gundul

27 Januari 2021   22:23 Diperbarui: 27 Januari 2021   22:25 1629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manfaat Kulit Pisang | You Tube Trans 7

Selain itu, kulit pisang juga mengandung beberapa antioksidan, seperti fenolik, flavonoid, tanin, karotenoid dan polifenol yang sangat bermanfaat. Tidak hanya, kulit pisang ternyata juga mengandung senyawa yang bersifat antiinflamasi dan antimikroba yang efektif untuk melawan bakteri, jamur, dan ragi. Naaah, masih mau buang kulit pisang?

Baca Juga :  Kisah Demam Harga, Anomali Sayur "Carter" Pesawat dan Ikan Haruan Seharga Daging Sapi                                                

Dari keluarga besar pohon pisang ini, ternyata si Gundul tidak hanya berhasil mengungkap kekayaan kuliner nusantara dari buah dan kulit buahnya saja, tapi juga jantung, batang, sampai bagian bonggol pisangnya, ternyata juga sedap diolah menjadi beragam olahan kuliner lezat dan tentunya bernutrisi, seperti gulai dengan ditambah buah pisang mudanya, opor yang sedap, abon dan juga camilan keripik yang renyah dan lezat. 

Olahan Gulai Walang Sangit, Konon Kandungan Protein Serangga Lebih Tinggi dari Daging Sapi | You Tube Trans 7
Olahan Gulai Walang Sangit, Konon Kandungan Protein Serangga Lebih Tinggi dari Daging Sapi | You Tube Trans 7

"Spesial Bahan Pangan Hewani"

Jejak si Gundul tidak hanya mengajak kita mengenali bahan pangan alternatif dari tumbuh-tumbuhan saja, tapi juga bahan pangan hewani. Hanya saja, khusus untuk sajian bahan pangan hewani ini, memang ada beberapa yang mungkin terlihat "kurang nyaman" untuk ditonton, baik dari segi keumuman dan juga segi kehalalan-nya yang mungkin masih menjadi polemik di masyarakat, khususnya bagi umat Islam, semisal olahan tongseng tokek, arem-arem bekicot, mangut kelelawar, lemper kadal, kue isi kaki seribu atau aneka olahan ulat dan sejenisnya. 

Khusus kuliner yang mungkin termasuk ekstrim ini, saya serahkan kepada pemirsa saja! Kalau mau terus menyaksikan untuk menambah informasi dan  pengetahuan ya monggo! Karena intinya, jika kesan pertama memang menggoda, selanjutnya memang terserah anda! Betul? 

Baca Juga :  Mengenal Teknik "Babanam", Barbeque Tradisional ala Urang Banjar                        

Apalagi, episode eksplorasi sajian kuliner yang sifatnya (mungkin) termasuk ekstrim ini prosentasenya tidak banyak, selain itu Jejak si Gundul juga masih mempunyai stok sajian inspiratif berbahan pangan hewani lainnya yang sangat menarik dan tentunya prosentasenya jauh lebih besar, termasuk tematik bahan pangan pengganti daging ayam dan juga telur yang mempunyai nilai manfaat sebanding.  

Penasaran dengan sajiannya?


Substitusi Ayam dan Telur

Seharusnya, masyarakat nusantara tidak perlu bingung dengan adanya fenomena daging sapi yang kelewat mahal apapun penyebabnya, juga kemungkinan kelangkaan telur ayam yang keduanya selama ini secara umum, menjadi andalan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan asupan gizi seimbang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun