Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bahan Pangan Langka, Ini Serunya Berburu Sayur-sayuran di Tengah Kepungan Banjir

20 Januari 2021   10:09 Diperbarui: 20 Januari 2021   10:20 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Efek banjir besar yang mengurung 10 Kabupaten dan Kota di Kalimantan Selatan dari total 13 Kabupaten/Kota yang ada, salah satunya adalah kelangkaan bahan pangan yang menyebabkan harga-harganya di tingkat pedagang khususnya para pengecer, ikut melambung.

Di sekitar tempat tinggal kami memang ada beberapa jenis pasar, mulai dari pasar tradisional legendaris dan ikonik di Pal 7 yang mempunyai nama resmi Pasar Kertakhanyar, ada juga pasar pagi Pemurus, Pasar Subuh A.Yani yang berada disepanjang jalan A.Yani dan Pasar Mini Mahligai yang lokasinya tepat di seberang pintu keluar samping komplek kami.

Baca Juga :  Banjir Terbesar Sejak 50 Tahun Terakhir, Mustahil Penyebab Banjir Kalsel "Hanya" Curah Hujan!

Sayangnya, ditengah kepungan banjir, meskipun intensitasnya di seputar Kota Banjarmasin tidak setinggi dan separah daerah-daerah lain, tetap saja situasi ini memaksa banyak pedagang memilih untuk tidak berjualan, selain karena ketinggian banjir yang rata-rata setinggi lintuhut atau dengkul orang dewasa menyulitkan mobilitas, pasokan sayur dan beberapa bahan pangan yang sangat terbatas menjadikan harganyapun  menjadi sangat fluktuatif dan insidental.

Pedagang Ikan Segar Juga Cepat Habis | @kaekaha
Pedagang Ikan Segar Juga Cepat Habis | @kaekaha

Menurut beberapa pedagang kenalan saya, situasi tidak pasti seperti ini akan menyulitkan mereka, selain tidak jelas untung ruginya, mereka juga mengaku menjaga tidak ingin mendapatkan stigma mengambil kesempatan dalam kesempitan dari para pelanggan. Ini unik dan inspiratifnya! Terlebih jika kita bandingkan dengan sifat keumuman kita yang selalu berusaha mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dalam hal apapun, betul?

Hanya saja, dengan semakin banyaknya pedagang yang memilih libur berjualan, otomatis menjadikan komoditas pangan dan sayuran semakin langka dan susah dicari.

Baca Juga :  Mewaspadai Ular Berkeliaran dan Memburu Ikan-ikan Tersesat Saat Banjir

Perburuan sayur-sayuran dan bahan pangan lainnya dimulai dari Pasar Mini Mahligai yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumah, tapi karena jalanan terendam air dan saya memilih untuk berjalan kaki, maka agak lambat untuk menuju pasar paling dekat ini. Sayang, pasar juga terendam air setinggi lintuhut dan pedagang sayuran yang biasa berjualan di sini ternyata juga memilih tidak berjualan sejak hari Jumat, konon karena akses jalan dari rumahnya yang berada dititik terendah Kota Banjarmasin menuju pasar terputus genangan banjir.

Pedagang Sayur Terapung | @kaekaha
Pedagang Sayur Terapung | @kaekaha

Beruntung, didekat pasar mini mahligai ini ada pedagang sayur terapung, yaitu pedagang sayur yang berjualan diatas sungai, unik dan sedikit melegakan! Pembeli mengerumuni penjual dari atas jembatan saja, tidak bisa kontak langsung dengan penjualnya yang berada diatas sungai. Selain itu, sepertinya stok sayuran dan juga beragam lauk ikan-ikanannya juga masih cukup banyak dan terlihat masih segar.   

Baca Juga :  "Kalimantan Selatan Juga Bagian dari Indonesia", Sisi Lain Banjir Besar Kalimantan Selatan di Awal 2021

Weleeh-weleeeh, ternyata saya salah sangka! Ternyata saya sudah telat alias kesiangan. Semua sayuran dan beragam jenis ikan-ikanan di pedagang terapung ini sudah ada yang punya, sedangkan pembeli yang berkerumun itu ternyata menunggu ikan yang sedang disiangi  atau yang sedang dibersihkan sama suami si-ibu penjual sayur terapung.

Perburuan dilanjutkan menuju ke Pasar Subuh A. Yani yang lokasinya agak jauh sedikit, sekitar 1 pal atau satu kilometer dari lokasi pasar mini mahligai ini. Ternyata kami tidak sendiri, dengan beberapa rombongan pemburu sayuran lainnya, kami berangkat menuju pasar yang lokasinya tepat dipinggir jalan Ahmad Yani, km. 7,8 sebelah kiri menuju Kota Banjarmasin.

 

Membawa Bak Untuk Panen Sayuran di Pasar | @kaekaha
Membawa Bak Untuk Panen Sayuran di Pasar | @kaekaha

Perjalanan menuju pasar Subuh di Jalan A.Yani terasa lebih berat daripada perjalanan menuju pasar mini mahligai tadi, karena selain lokasinya lebih jauh, tinggi air rata-rata disini juga lebih tinggi ditambah dengan batu-batu tajam sebesar genggaman orang dewasa yang terasa seperti berserakan begitu saja dijalanan ikut menyakitkan dan menyulitkan perjalanan.  

Baca Juga  :  Mereduksi "Kebiasaan Anthropogenic", Pemicu Bencana Banjir di Sekitar Kita

Tapi melewati jalan ini, kami bisa berinteraksi bertegur sapa dengan masyarakat yang lainnya, termasuk bertemu dengan beberapa pemburu ikan-ikan yang banyak berkeliaran di jalanan. Mereka ada yang hanya berbekal jaring kecil, tapi ada juga yang memang sengaja membekali diri dengan tombak pemburu ikan yang mempunyai tiga mata tajam.

Walaupun diantara mereka tidak satupun yang terlihat membawa ikan buruan, tapi mereka mengaku sudah beberapa kali mendapatkan ikan patin, lele dan juga nila yang biasanya memang langsung dibeli sama orang yang lewat, jadi tidak sempat dibawa pulang. Mungkin ini efek dari kosong dan langkanya bahan pangan, termasuk ikan-ikan segar yang termasuk pangan pokok Urang Banjar. 

Tempe 5000-an
Tempe 5000-an

Perjalanan terus berlanjut! Sayangnya setali tiga uang dengan pasar mini mahligai yang sudah kosong ketika kami datang. Pasar Subuh A.Yani juga menyisakan sedikit saja bahan pangan, terutama sayuran, tempe dan tahu yang memang sengaja kami buru. Akhirnya kami pulang hanya membawa seikat kecil kangkung segar seharga 6000-an, seikat kenikir segar seharga 3000-an, sepotong tempe gelondongan kira-kira sepanjang korek gas seharga 5000-an dan sambal pecel yang sepertinya memang tidak terlalu banyak penggemarnya, jadi terlihat masih agak banyak seharga 5000-an/bungkus.  

Setelah merasa tidak ada lagi yang kami perlukan, kami memilih pulang, tapi tidak melewati jalan berangkat yang tadi kami lewati. Kali ini kami memilih pulang melalui jalan pintu masuk utama komplek yang hanya berjarak puluhan meter saja dari pasar subuh A.Yani. 

Di pintu masuk utama komplek, ternyata kami bertemu dengan tukang sayur yang biasa keliling di komplek, tapi kali ini Mas Anshari si Tukang sayur tidak keliling menjajakan sayur lagi, tapi hanya mengantarkan sayuran, bumbu dapur, buah-buahan dan beragam lauk pesanan warga komplek yang telah memesan sehari sebelumnya melalui aplikasi WA. 

Untuk saya, Mas Anshari juga mengirimkan rilis harga sayuran yang siap dipesan untuk pengantaran nanti sore atau besok pagi. Berikut sebagian dari datanya. Ada yang mau pesan?

Ikatan Kangkung | @kaekaha
Ikatan Kangkung | @kaekaha

Ayam 65-80 rb/ekor

Udang kupas kecil 14rb-per 1/4kg

Kol 15000-30 rb/kg

Kangkung 6 rb/ikat

Sawi 4 rb/ikat

Seledri 2 rb/ikat

Tarung ungu 3 rb/bj  (tarung = terong)

Kentang 3 rb/bj

Wortel 2 rb/bj

Telur Ayam 2,5 rb-3 rb/btr

Tempe Glondong  20 rb

Tahu 6 rb/5 bj

Pisang Tanduk  1 rb/bj

Tomat

O ya, kata Mas Anshari, harga sewaktu-waktu bisa berubah dan nanti akan selalu di komunikasikan setiap ada orderan! Weeeh kreatif juga ini mas sayur 

Semoga bermanfaat!

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun