Dekade 90-an dengan produk penanda zamannya, musik 90s, bisa diibaratkan layaknya pasar induk Beringharjo di Jogjakarta atau Pasar Induk Antasari di Banjarmasin yang mampu menyediakan beragam kebutuhan aktual masyarakat sehari-hari, semuanya!
Musik 90s merupakan sejarah dekade musik Indonesia yang paling lengkap dan paling kompetitif, bila dibanding dengan era zaman sebelum dan sesudahnya. Makanya sangat masuk akal jika banyak kalangan yang menyebut era music 90s merupakan puncak kreativitas dan keragaman musik Indonesia, sehingga sampai sekarang terasa masih ngangeni, betul?
Kelengkapan isi etalase musik 90s yang layaknya pasar induk Beringharjo di Jogjakarta atau Pasar Induk Antasari di Banjarmasin bukan isapan jempol semata!Â
Bagaimana tidak, musik 90s benar-benar menyediakan semua aliran musik yang mungkin pernah ada di nusantara, mulai dari Pop, Rock, Rock Melayu, Pop-Rock, alternatif-brit pop, Ska, Metal dengan beragam musik turunannya, Regge, Qasidah, Rap, Hip-hop, jazz, Â dangdut, pop dangdut, lagu daerah hingga jenis lagu-lagu parodi dan lagu anak-anak pun ada dan hebatnya, semuanya ngehits sehingga harus bergantian hilir mudik di media radio dan televisi!
Tidak hanya itu, musik 90s juga diramaikan oleh "jenis" penyanyi yang tidak kalah beragam, mulai dari yang solo, duo, trio, kwartet baik grup dengan konsep band maupun grup vokal saja, semua ada dan yang tidak boleh ketinggalan adalah masih adanya eksistensi lagu anak-anak berikutnya penyanyinya yang juga anak-anak yang imut-imut.
Selain menawarkan beragam aliran atau genre yang membuat pendengar tidak mudah bosan, pembeda musik 90s dengan era lainnya adalah sisi musikalitasnya yang begitu kaya, dalam dan tidak sederhana, walaupun tidak berarti rumit. Begitu juga dari sisi penulisan liriknya yang penuh taste, sehingga citarasanya begitu awet dan terbukti  masih saja ngangeni siapa saja  yang pernah menjadi saksi hidup kehadirannya, sampai detik ini!
Baca Juga : Â Membedah 150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa (1)
Menariknya lagi, musik 90s tidak hanya dibekali oleh skill mumpuni dan  sound yang rapi dan detail, sehingga musisi dan penyanyi era 90-an yang rata-rata memang besar dipanggung bisa tampil maksimal, all out! Tapi juga mempunyai basis penggemar alias fans berat yang kritis dan mempunyai militansi cukup unik. Â
Saat itu, jika musisi idola tampil tidak maksimal di panggung, maka botol-botol plastik, sandal jepit dan lain-lain bisa saja terbang bebas, melayang ke panggung. Fans yang kritis dan militan, selalu menuntut musisi idolanya "manggung" sesempurna seperti audio yang terdengar pada album-album rekaman mereka. Jadi jangan harap, pada era 90-an ada musisi atau penyanyi yang tidak siap tampil, nekad melakukan lip sync atau sejenisnya! Bisa celaka!
Squad Musik 90s
Punggawa musik 90s sebenarnya banyak didominasi oleh generasi rocker yang berkolaborasi dalam format band era sebelumnya yang semakin memantapkan eksistensinya di era 90-an, seiring dengan banyaknya festival dan juga even musik rock di Indonesia saat itu dan yang mungkin tidak akan terlupa adalah festival musik rock tingkat nasional besutan Log Zhelebour, bos dari Loggis Record dari Surabaya yang dikenal bertangan dingin mencetak band-band cadas dari seluruh penjuru nusantara.
Baca Juga : Â Album Segitiga, Cara Boomerang Menghargai Karya Musik Legendaris Indonesia
Sejarah musik Indonesia akhirnya mencatat, banyak sekali band-band cadas sebagai simpul dari beragam aliran musik keras seperti speed rock,  metal, heavy metal sampai trash metal, hip metal dan grindcore yang lahir belakangan dari tangan dingin Log Zhelebour sekaligus mewarnai blantika musik Indonesia di era 90-an, sebut saja nama Boomerang yang sebelumnya lebih dikenal sebagai Lost Angels, band cadas yang berkategori legend dari Surabaya yang telah menelurkan banyak album fenomenal.
Berikutnya, berturut-turut siapa yang tidak mengenal nama Power Metal (Surabaya), Andromeda (Surabaya), Grass Rock (Surabaya), Jamrud (Bandung), Elpamas (Pandaan), Sahara (Bandung), Kaisar (Solo), Whizzkid (Bandung) dan Roxx (Jakarta) yang kesemuanya merupakan alumni dari ajang Festivak Rock Indonesia yang eksis di tahun 90-an.Â
Diluar mereka, musik 90s juga mempunyai grup musik rock yang besar dari panggung lainnya meskipun bukan dari ajang festival rock, sebut saja nama-nama Gong 2000, edane, Voo Doo, Netral, /rif dan bayak lagi yang lainnya.Â
Untuk band pop rock musik 90s mempunyai Dewa 19, Padi, Cokelat, Ungu, Gigi, Slank, Sheila On 7, Base Jam, Protonema, Wayang, ADA band, Kantata, Funky Kopral, sedangkan untuk genre alternatif rock-britpop ada beberapa band indie dari Bandung yang akhirnya teken kontrak dengan label major dan akhirnya menasional seperti seperti Pas Band, Pure Saturday dan lain-lain. Siapa yang menjadi idolamu?
Masih ada lagi! Musik 90s juga mempunyai band ska yang pernah meramaikan blantika musik di awal-awal dekade 90-an, seperti Tipe-X, Purpose, Noin Bullet, Gallery dan lain-lainnya. Khusus untuk band Ska "Gallery" hitsmaker lagu berjudul "terkenal", mungkin banyak yang tidak menyangka jika Cindy Fatikasari yang sekarang lebih dikenal sebagai pemeran Mbak Amira di sinetron TOP alias tukang ojek pengkolan, adalah mantan vokalis utamanya!?
Untuk rock melayu, di era 90-an jelas tidak terlepas dari serbuan band-band dari negeri jiran Malaysia seperti Search, Iklim, UK's yang saat itu, uniknya juga punya segmen pasar sendiri. Sedangkan untuk musik jazz, musik 90s punya beberapa legend yang susah dicari gantiny, seperti Adegan yang memainkan jazz rock, Halmahera yang kental fussion jazz-nya, Karimata yang bubar 1991 dan legenda jazz Indonesia, Krakatau yang pernah meluncurkan album "Let There Be Life pada 1992 dengan hits fenomenal Lihat sekitar Kita dan grup band beraliran jazz terakhir alias paling bontot ada Bunglon dengan hitsnya, Kau yang juga pernah dipopulerkan oleh Candra Darusman.
Di jalur musik Pop, untuk format band musik 90s punya Kahitna, Java Jive, KLa Project dan untuk format duo sampai kwartet yang biasanya grup vokal, musik 90s punya, duo/duet Anang-Kris Dayanti, Indra Lesama-Sophia Latjuba, Fatur-Nadila, untuk trio sampai kwartet ada Trio Libels, Lingua, AB Three, Cool Colors, Elfas Singers, Coboy, ME dan tentunya Padhayangan Project, cikal bakal P Project yang sukses memperkenalkan musik parodi di Indonesia.
Baca Juga :  Belahan Jiwaku, Apa Kabarmu?            Â
Untuk musik Rap dan Hip Hop, Musik 90s tentu tidak akan bisa melupakan fenomenalnya lagu Kuingin Kembali dan Bebas-nya Iwa K yang berhasil memperkenalkan musik rap di Indonesia, sekaligus melambungkan namanya sebagai rapper Indonesia.  Begitu juga dengan Denada melalui lagunya Kujelang Hari dan Sambutlah yang rilis tahun 1997, serta  grup hip hop Neo dengan lagu 'Borju' dan Sweet Martabak lewat lagu 'Cewek Matre' dan 'Tididit'. Ada yang masih ingat lagunya?
Untuk solois di genre Pop/Rock di era '90-an, ada nama Krisdayanti, Tiiti DJ, dan Ruth Sahanaya Atiek CB, Nicky Astria, Anggun C. Sasmi, Nike Ardilla, (alm) Poppy Mercury dll. Sedangkan untuk prianya ada sang legenda Iwan Fals, Ikang Fawzi, Ahmad Albar, (alm) Hari Mukti, Mus Mujiono, Hengky Supit, Nugie, Katon Bagaskara, Anang Hermansyah dan di penghujung tahun muncul (alm) Glenn Fredly.
Di era musik 90s juga eksis lagu dangdut dan turunannya genre pop dangdut, yaitu genre dangdut yang teknik bernyanyi tidak lagi memakai cengkok ala dangdut yang pakemnya khas dan paten, tapi lebih dekat ke ala lagu pop yang cenderung soft dan fresh, begitu juga warna musiknya.Â
Baca Juga : Â Membedah 150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa (2)
Jika musik dangdut konvensional masih digawangi para senior seperti Rhoma Irama dengan Soneta-nya, Mansyur S, Meggy Z, Hamdan ATT, Yus Yunus, Elvy Sukaesih dll, maka untuk musik pop dangdut yang lebih fresh juga digawangi penyanyi muka baru yang saat itu juga tak kalah fresh-nya seperti Lavenia, Yeni Eria S, Merry Andani, Nini Carlina, Milla Rosa, Helvy Maryand  dll. Salah satu lagu yang sangat populer saat itu antara lain ada lagu Cinta lahir batin, Dinding pemisah, Cintaku terbagi dua, Gantengnya Pacarku, MAS Joko dll. Ada yang kamu suka?
Untuk lagu atau musik daerah, tahun 90-an juga ditandai lahirnya musik campursari (crossover), yaitu perkawinan antara ensemble gamelan dengan instrumen musik standart band dari barat yang diramu sekaligus dipopulerkan pertama kali oleh seniman musik tradisional Jawa, Manthous mulai awal 90-an yang kelak juga melejitkan nama Didi Kempot, The Godfather of Brokenheart.
Meskipun perkembangan campursari banyak dikritik oleh para pendukung kemurnian musik tradisi Jawa, diakui atau tidak, secara faktual kelahiran genre campursari telah berhasil merevitalisasi kembali eksistensi musik tradisional Jawa.Â
Salah satu sisi unik musik 90s adalah puncak eksistensi dua grup musik samrah atau qasidah yang masih bersaudara, Nasida Ria dan Nida Ria dari Semarang di era 90-an dengan lagu-lagu hitsnya, seperti perdamaian, kota santri, pengantin baru, tahun 2000, jilbab putih, anakku dan lain-lainnya. Saat itu, Nasida Ria juga ditemani kepopuleran grup-grup Nasyid atau lagu-lagu dakwah-pop dari negeri Jiran, Malaysia seperti Raihan dan Rabbani, dengan hitsnya seperti senyum, Ya Rasulullah, 25 Rasul, Peristiwa Subuh, I'tiraf dll.
Baca Juga : Â Nasida Ria dan Pesan "Perdamaian" yang Akan Terus Aktual dan Melegenda
Terakhir, musik 90s juga mempopulerkan penyanyi anak-anak dengan lagu anak-anak terbaik yang dijamannya juga nge-hits sebut saja nama Joshua Suherman dengan lagu legendarisnya Diobok-obok, Bondan Prakoso dengan lagu Si Lumba-lumba, Melisa dengan lagu Abang Tukang Bakso.  Selain itu ada juga nama-nama tenar seperti Enno Lerian, Agnes Monika, Trio Kwek-Kwek, Chikita Meidy, Susan dan Kak Ria Enes dan banyak lagi yang lainnya.Â
Bagaimana, sudah puas nostalgianya dengan musik 90s?
Semoga Bermanfaat!
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan  Bungas!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H