Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tentang "Pluviophile" dan Rinai Hujan yang Membahagiakannya

5 Januari 2021   15:57 Diperbarui: 5 Januari 2021   16:07 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hujan adalah rahmat" 

Begitulah petuah ibu saya setiapkali hujan turun mengguyur bumi, membasahi tanah dan menyejukkan udara. Selanjutnya, untuk mempermudah pemahaman saya terhadap makna tersurat dan tersirat dari frasa tersebut, dengan cerdik beliau selalu melanjutkannya dengan bakisah (bercerita/mendongeng ; bahasa banjar) tentang banyak hal terkait hujan, mulai dari kronologi, siklus sampai legenda dan beragam hikmah dari diturunkannya hujan.  

Semuanya tetap ilmiah dan menggugah, walaupun dikemas dengan bahasa sederhana dan yang terpenting tetap bisa masuk akal bocah-bocah  yang saat itu masih ingusan dan katanya masih bau minyak telon dan kadang-kadang bau kencur pula!

"Kita tidak boleh mencela turunnya hujan, apapun yang terjadi kita tetap harus mensyukurinya, karena turunnya air hujan merupakan rahmat, salah satu sebab dari kehidupan"

Anak-anak Hobinya juka Mandi Hujan | @kaekaha
Anak-anak Hobinya juka Mandi Hujan | @kaekaha

Kalimat ibu inilah inilah yang tertanam dalam alam bawah sadar saya, sekaligus menjadi pattern saya "mencintai" fenomena alam bernama hujan. Kecintaan saya pada hujan berikut rinai-nya yang menurut saya sangat romatis semakin menjadi-jadi, ketika mengetahui dalam Alquran, Allah  SWT banyak sekali memberi pengetahuan yang luar biasa terkait hujan.

Baca Juga :  Diam-diam Terinfeksi Covid 19, Diam-diam Juga Virus Mutasinya Melakukan Reinfeksi!

Begitu juga dengan Alhadits dari Rasulullah Muhammad SAW, yang beberapa diantaranya juga menyebut keistimewaan momen turunnya hujan. Salah satunya yang paling masyhur adalah yang menyebutkan saat turun hujan adalah waktu mustajabnya berdoa kepada Allah SWT.

Itulah kronologi si bocah ingusan dari kaki Gunung Lawu itu akhirnya tumbuh menjadi sosok pluviophile, penikmat hujan.

Mandi Hujan dengan Anak-anak | @kaekaha
Mandi Hujan dengan Anak-anak | @kaekaha

Pluviophile, Sang Penikmat Hujan

Saya masih ingat, selain mendengarkan ibu bakisah tentang hujan, setiap hujan turun terutama di awal hujan, ibu juga menyuruh saya untuk membasahi tangan dan kaki saya dengan air hujan, menurut beliau, kebiasaan itu juga didapat beliau dari orang tuanya atau kakek-nenek saya yang katanya juga sebagai bagian dari mengikuti sunnah Rasulullah untuk bertabarruk (mengambil berkah) dari air hujan.

Tahukah anda, inilah awal dari hobi saya mandi hujan alias bermain air hujan setiap kali hujan deras turun yang tentunya semakin menyempurnakan cara menikmati hujan yang penuh rahmat dan berkah, hingga akhirnya lahir sebutan pluviophile alias penikmat hujan dari orang-orang disekitar saya.

Mandi Hujan | @kaekaha
Mandi Hujan | @kaekaha

Apa itu pluviophile?

Kosakata pluviophile berasal dari bahasa latin, pluvial berarti hujan dan phile yang artinya bisa mengacu pada orang atau benda. Secara umum pluviophile dimaknai sebagi orang yang suka terhadap hujan, bahkan ada juga yang menyebutnya sebagai pecinta hujan, pengagum hujan, pemuja hujan dll.  Tapi kalau saya, secara pribadi lebih suka memaknai pluviophile sebagai penikmat hujan.

Sebagai penikmat hujan, saya tidak hanya menikmati hujan sebatas suasana dan visualnya saja yang dalam  psikologi memang identik dengan tema kerinduan dan kebijaksanaan (romantis) dengan beragam romantika-nya,  tapi jika memungkinkan (waktu, tempat adan momentum mengijinkan) wajib berbasah-basah ria bermain di tengah hujan, karena saya merasakan adanya kedamaian, kebahagiaan dan kehangatan dalam pelukan hujan yang turun. 

Baca Juga :  Banjarmasin Kembali Belajar Tatap Muka Minggu Depan, Siap Mengadopsi Strategi Finlandia?

Dalam guyuran air hujan, saya juga "belajar" membangun kemampuan berimajinasi, berkreasi juga hobi. Dari situ, banyak sekali muncul sosok-sosok tanpa bayangan yang kelak membantu saya memilih raw model bagi masa depan saya.    

Dulu sekali, waktu baru mengenal "cinta monyet" saya sering memperagakan adegan-adegan film Bollywood-nya Amitabh Bachchan dan Hema Malini, kejar-kejaran  sambil berimaji,  membayangkan si monyet, eh ...  si gadis pujaan maksudnya, benar-benar ada di hadapan saya, saat menatap teduh matanya, saat membelai lembut rambut hitamnya ... 

Tidak hanya itu, air hujan yang turun juga biasa menghadirkan sosok Diego Maradona dalam diri saya, ketika kami main bola dan saya kebagian jadi bomber-nya atau bisa juga jadi sosok Hermansyah jika kebetulan harus jadi penjaga gawang! 

Belum lagi kehadiran sosok Rambo, Hulk, Jaka Sembung sampai Brama Kumbara yang wira-wiri memainkan senjata andalannya menumpas musuh yang jahat! Wooow seru kan!? Ada yang pernah mengalami seperti itu di masa kecil?

Pluviophile | You Tube/Youssef Berkane
Pluviophile | You Tube/Youssef Berkane

Tanda-tanda Pluviophile

Merujuk pada Thoughcatalog, setidaknya ada  7 tanda aktual seorang pluviophile, seseorang yang secara psikologi (dianggap) mempunyai penyakit kejiwaan atau gangguan psikologis,  yaitu :

  1. Ada kedamaian yang hadir saat hujan mulai turun, sehingga merasa lebih bahagia yang salah satunya ditandai dengan mood yang jauh lebih baik.
  2. Lebih suka menikmati hujan dengan cara berhujan-hujan secara langsung. Makanya, justeru merasa senang jika beraktifitas bersama hujan.
  3. Menikmati aroma petrichor, bau wangi khas dari tanah kering yang tersiram air hujan.
  4. Langit yang gelap justeru lebih menarik. 
  5. Jika situasi tidak memungkinkan untuk berhujan-hujan, menikmati rinai hujan dari balik jendela tetap menjadi aktifitas menyenangkan yang bisa menghadirkan kedamaian, apalagi sambil mengenang memori indah yang telah lampau. 
  6. Tidak merasa terganggu oleh basah kuyup karena hujan, karena menikmati hujan lebih penting. Bahkan, semakin deras hujannya semakin tinggi pula sensasi rasa bahagia yang hadir. Sepertinya "rasa bahagia" inilah jawaban kenapa pluviophile tidak pernah sakit karena kehujanan!  
  7. Senang mendengar suara hujan. Suara air yang jatuh ke bumi, laksana ritmis alunan nada yang menyenangkan dan menghadirkan kedamaian.

Nikmati saja hujan yang turun dan jangan lupa untuk selalu dan "selalu meminta" kepada Pemiliknya agar menurunkan hujan yang bermanfaat, karena memang ada kalanya hujan yang turun membawa bencana, walaupun sebenarnya sifatnya hanya sebagai "katalis" yang juga bermanfaat sebagai "alarm" bagi kita, masihkah kita bergantung hanya kepadaNya? Karena sejatinya, penyebab bencana yang sebenarnya bukan air hujan yang turun, tapi nafsu serakah kita, manusia!

 

Semoga Bermanfaat!

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan| KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan| KOMBATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun