Pihak sekolah juga wajib menyediakan sarana-prasarana penunjang protokol kesehatan secara lengkap dan cukup, seperti menyediakan thermogun, tempat cuci tangan berikut sabun atau handsanitiser, termasuk memodifikasi jam belajar, menyediakan media komunikasi daring untuk komunikasi dengan orangtua siswa dan menutup kantin sekolah.
Jam belajar dimodifikasi hanya menjadi sekitar 4 (empat) jam saja per-hari tanpa istirahat. Kapasitas murid sekali tatap muka dibatasi hanya 50 % saja. Jadi, siswa masuk sekolah dengan cara digilir/sistem shift, sehari sekolah tatap muka di sekolah dan sehari berikutnya sekolah online dari rumah.
Semua guru yang akan mengajar nantinya diwajibkan melakukan test swab atau minimal rapid test terlebih dahulu yang difasilitasi oleh Pemko Banjarmasin, jadi gratis! Â
Sedangkan untuk siswa juga diberlakukan beberapa aturan baru sebagai bentuk adaptasi terhadap kebiasaan baru sekaligus antisipasi mandiri terhadap penyebaran covid-19, seperti memakai masker/faceshield dari rumah, membawa bekal makan dan peralatan ibadah sendiri dari rumah, menjaga jarak dan memastikan tidak saling berkontak fisik dengan siswa lain selama di sekolah, pulang-pergi ontime dan wajib diantar-jemput orang tua/orang serumah dan tidak boleh singgah-singgah, pengantar/penjemput dan yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke area sekolah.
Bahkan, untuk menjaga kepatuhan siswa terhadap semua aturan diatas, orang tua di rumah wajib membuat surat pernyataan bermaterai Rp. 6000,- agar selalu terlibat memantau aktifitas berikut kelengkapan atribut sekolah siswa.Â
Gambaran Strategi Finlandia Â
Finlandia melaksanakan pembelajaran jarak jauh untuk sekolah dasar hanya dua bulan saja sejak meliburkan sekolah tatap muka sekitar pertengahan Maret 2020, selanjunya mereka melakukan belajar tatap muka seperti biasa, tapi dengan menerapkan protokol kesehatan super ketat.Â
Mirip seperti yang dilakukan Pemko Banjarmasin, untuk mengambil keputusan berani tersebut, Pemerintah Finlandia perlu mempertimbangkan banyak hal, termasuk kebijakan mitigasi pandemi Covid-19 dari Lembaga Kesehatan dan Kesejahteraan Finlandia (THL). Â
Bahkan untuk itu, pemerintah juga mengawalinya dengan sebuah riset ilmiah dan juga melakukan inovasi aplikatif untuk mengontrol paparan Covid-19 yang potensial dialami masing-masing warga melalui aplikasi di smartphone yang disebut Koronavilkku. Keren kan?
Beruntungnya, masyarakat Finlandia mempunyai budaya tertib, termasuk tertib untuk mentaati semua  arahan pemerintah dalam rangka mengendalikan pandemi Covid-19, sehingga sangat membantu keberhasilan semua program pemerintah. Hebatnya lagi, Finlandia juga didukung oleh pers yang profesional dan sangat bisa dipercaya. Bagaimana dengan Banjarmasin dan Indonesia? Sepertinya ini PR terberat kita ...
Hasilnya, setelah masing-masing sekolah membuat detail perencanaan mekanisme belajar mengajar tatap muka sesuai dengan arahan pemerintah daerah dan hasil mitigasi THL, hasilnya keluar rekomendasi untuk membuka sekolah dasar sejak pertengahan Mei 2020. Wooow!