Pada hari Jumat, masyarakat Banjar atau Urang Banjar biasa melazimkan berbagai amalan baik seperti yang dicontohkan Rasulullah, dengan porsi lebih banyak dari hari-hari biasanya. Salah satunya yang paling umum adalah berbagi kebahagiaan yang biasa dikenal sebagai sedekah.Â
Mulai Jumat pagi, Urang Banjar melazimkan bersedekah lebih banyak dari hari-hari biasa, terutama berbagi makanan dan minuman.Â
Ini yang unik! Selain membagikan makanan ke pesantren, panti asuhan, atau ada juga yang membuat posko darurat untuk memberikan makan gratis di lokasi-lokasi stratedis, banyak juga yang berbagi makanan dan minuman, bahkan juga sembako di jalanan protokol di seluruh penjuru kota, layaknya di seputaran Masjidil Haram/Masjidil Nabawi di Saudi Arabia.
Berbagi Bahagia dalam Senyap
Berbekal insprasi dari "universitas berbagi" terbaik dan konsistensi tradisi berbagi ala Urang Banjar , setiap hari Jumat saya juga terpanggil untuk "membuat anggaran", melazimkan berbagi makanan-minuman, sesekali sembako, pakaian bekas layak pakai atau uang kepada para dhuafa.Â
Hanya saja, setelah merasakan "sensasi berbagi secara terbuka" yang sepertinya kurang pas dengan visi kami, akhirnya kami lebih memilih berbagi secara bergerilya alias berbagi bahagia dalam senyap dengan konsep one vision (kami mengenali mereka, tapi mereka tidak mengenali kami).
Cara ini, selain sesuai dengan visi kami, rasanya juga jauh lebih nikmat, melegakan dan membahagiakan.
Selain itu, pola berbagi gerilya yang pasti on target ini, bermanfaat untuk mengantisipasi tidak terkendalinya "mental miskin" di pinggir jalanan Kota Banjarmasin yang tiap Jumat, trotoarnya seperti etalase kaum dhuafa. Â
Tidak kalah pentingnya juga, untuk meghindari publikasi berlebih yang khawatirnya mengganggu keikhlasan/ketulusan kami, keamanan dan juga kenyamanan privasi kami, terlebih setelah "kue" yang kami bagi semakin banyak dan beragam, pasca mendapatkan amanah dari sahabat, keluarga dan juga tetangga dekat yang ikut mensuport dengan uang/material bahkan alat transportasi.
Berdasar hasil survey sebelumnya, selepas Subuh, kami biasa bergerilya di lokasi yang berbeda tiap Jumat-nya, dengan strategi hit n run, kami ke kantong-kantong dhuafa untuk memberi nasi bungkus, langsung kepada anak-anak jalanan, pemulung, orang gila, buruh bangunan, tukang becak, lansia, dll.Â
Upaya kami berbagi kebahagiaan tidak berhenti disitu, beberapa kali kami menutup hutang pedagang yang terjebak rentenir berkedok koperasi, membayar tagihan PLN/PDAM mushalla yang tidak terbayar, menyantuni anak sunat, membelikan perlengkapan sekolah dan teraktual, meminjami smartphone+kuota gratis untuk beberapa anak  dhuafa terpilih yang semuanya kami lakukan dalam kesenyapan.Â