Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Logika Berbagi dan Efek Bahagianya yang Membahagiakan

6 Maret 2021   20:46 Diperbarui: 6 Maret 2021   20:58 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Model Piramida Kebutuhan Abraham Maslow | brandadventureindonesia.com

Sedangkan sebagai makhluk religius, secara kodrati manusia yang dibekali kesadaran diri, akan merasakan adanya keterikatan dengan Tuhan-Nya sebagai sumber ketentraman sekaligus kebahagiaan, sebagai manifestasi riil dari bentuk keimanan  dan ketaqwaan  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa yang biasa kita aplikasikan dalam bentuk ritual agama. 

Merujuk pada penjabaran di atas, manusia yang diciptakan Tuhan sebagai makhluk multidimensial, menjadikannya sebagai makhluk paling sempurna. 

Dengan kesempurnaanya, sebagai makhluk susila manusia bisa berpikir, bertindak, berusaha dan menentukan perkara baik dan benar. Meskipun di sisi lain, sebagai makhluk individu manusia juga mengakui keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki, sehingga tetap merasa perlu bersosialisasi untuk berhubungan dengan manusia lainnya untuk memenuhi semua kebutuhan hidup (makhluk sosial), termasuk fitrahnya sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan untuk beribadah (makhluk religius) hanya kepada-Nya, Dzat yang Maha sempurna pengatur seluruh sistem kehidupan di muka bumi. 

Kompleksitas dimensional manusia inilah yang kelak akan membentuk beragam kebutuhan manusia sesuai dengan referensinya masing-masing.

Model Piramida Kebutuhan Abraham Maslow | brandadventureindonesia.com
Model Piramida Kebutuhan Abraham Maslow | brandadventureindonesia.com

Filosofi Berbagi dan Hakekat Kebutuhan Manusia

Salah satu teori hierarki kebutuhan manusia yang paling populer adalah teori kebutuhan Abraham Maslow yang membagi kebutuhan manusia sebagai berikut,  

  1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological needs) atau kebutuhan dasar seperti sandang pangan dan papan.
  2. Kebutuhan  akan  rasa  aman  dan  perlindungan  (Safety  and  security  needs), bentuk kebutuhan  ini menyangkut perasaan, seperti bebas dari rasa takut, bebas dari ancaman penyakit, ketidakadilan, peperangan, kemiskinan, kelaparan dll. 
  3. Kebutuhan sosial (sosial needs), bentuk kebutuhan yang berhubungan dengan interaksi, seperti kebutuhan untuk dikasihi, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan, kerja sama yang tulus, persahabatan, keinginan berbagi dan bentuk interaktif lainnya.
  4. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs), bentuk kebutuhan akan dihargai kemampuan, kedudukan, jabatan, status dan pangkat.
  5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization), bentuk kebutuhan untuk memaksimalkan semua potensi yang dimiliki, bisa kemampuan, keahlian, bakat, kreativitas, ekpresi diri, pretasi dll.

Merujuk pada teori dimensi manusia dan juga teori kebutuhan versi Abraham Maslow berikut penjabarannya diatas, jelas terlihat bentuk anatomi dari "berbagi" sebagai bagian dari kebutuhan manusia.

Kosakata "berbagi' dalam KBBI dimaknai sebagai membagi sesuatu bersama ; membagi diri; bercabang atau secara sederhana bisa dimaknai sebagai mengeluarkan atau mengambil sebagian dari milik kita untuk diserahkan atau dibagikan kepada pihak lain.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali analogi sederhana yang bisa menjelaskan logika perlunya "berbagi" berikut fungsi dan manfaatnya, termasuk posisinya sebagai bagian dari kebutuhan manusia. Salah satunya adalah siklus dari aktifitas makan/minum kita. 

Dari makanan/minuman yang masuk kedalam tubuh, secara global akan menghasilkan dua produk yaitu zat-zat bermanfaat yang akan diserap oleh tubuh untuk melanjutkan kehidupan dan sampah produksi yang tidak bisa dimanfaatkan yang secara otomatis akan dikeluarkan tubuh sebagai kotoran. 

Tubuh mengajari kita untuk tidak tamak, tidak "memakan" semua asupan yang masuk, tapi memilih serta memilahnya secara seksama dan yang terpenting, hanya akan mengambil yang benar-benar diperlukannya, sekaligus mengeluarkan apa saja yang tidak dibutuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun