Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Senandika Esok Hari, Mengudap "Legitnya Madu" Ubi Cilembu di Kota Buludru, Sumedang

5 Desember 2020   14:10 Diperbarui: 6 Desember 2020   09:03 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi Mengonsumsi Umbi-umbian

Masyarakat nusantara yang dikenal sebagai masyarakat agraris yang gemah ripah loh jinawi, dengan beragam kearifan lokal agrarisnya di masing-masing daerah, tentu sudah sangat familiar dengan budaya serta tradisi pemanfaatan beragam jenis tanaman umbi-umbian hasil bumi,  sebagai sumber pangan, baik langsung  dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat dan juga protein, diolah menjadi beragam penganan, maupun sebagai komoditas perdagangan.

Kita mengenal masyarakat Bogor yang dikenal dengan beragam olahan kuliner berbahan dasar umbi talas (Colocasia esculenta), begitu juga masyarakat Wonogiri yang terkenal dengan olahan nasi tiwul-nya, nasi khas dari Wonogiri yang terbuat dari tepung gaplek, salah satu hasil olahan umbi kaspe atau singkong/ketela pohon (Manihot esculenta). 

Baca Juga :  "Negeri Bedil" Cipacing, Etalase Kreativitas Kelas Dunia di Sudut Kota Tahu Sumedang                        

Jika di Kalimantan Selatan, Umbi Keladi (Colocasia esculenta L) diolah menjadi olahan sayur dan umbi singkong (Manihot esculenta) diolah menjadi beragam wadai paisan (kue pepes-pepesan ; kue yang dibungkus daun), maka dari bumi Sumedang, Jawa Barat yang juga dikenal sebagai puseur budaya sunda tersebut,  kita mengenal komoditas Ubi Cilembu, "ubi ajaib" paling terkenal di seantero nusantara bahkan dunia, dengan citarasa manis legitnya bak madu yang menggoda.

Bagaimana tidak ajaib!? Ubi ini jika dipanggang akan mengeluarkan sebentuk cairan pekat dengan citarasa mirip madu, yang menjadikan citarasa daging ubinya manis legit. Anehnya, kalau bibit ubi Cilembu ini ditanam di luar Desa Cilembu, maka citarasanya tidak lagi manis legit laiknya madu. Nah lho!

Fakta ajaib inilah yang membuat saya sampai detik ini, terus berobsesi bisa menikmati langsung legitnya citarasa Ubi Cilembu di Kota Buludru, Sumedang atau syukur-syukur langsung di tanah tempatnya ditanam, tumbuh dan dipanen di Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, kabupaten Sumedang, Jawa Barat, bukan yang dijual di pinggir-pinggir jalan di berbagai pelosok nusantara yang ternyata banyak palsunya.

Eh iya, tahu sebabnya Bung Karno memberi julukan Kota Sumedang dengan Kota buludru? Konon pada dekade tahun 60-an saat Presiden Soekarno berkunjung ke Sumedang, view pemandangan kota yang hijau segar jika dilihat dari udara mirip hamparan buludru.

Umbi Ubi Cilembu | zipitrans.com
Umbi Ubi Cilembu | zipitrans.com

Mengenal Ubi  Cilembu

Ubi Cilembu yang baru dikenal luas sejak medio 1990-an tersebut, merupakan salah satu varietas unggul (kultivar) dari ubi jalar (Ipomoea batatas) ras lokal yang masuk dalam kategori  varietas sweet potato (rasanya manis) dengan serat yang halus. 

Sejauh ini ada beberapa jenis varietas ubi jalar yang dikembangkan di Desa Cilembu, yaitu jenis Anet, Nirkum, Menes, Eno, dan Jawer, dengan jenis Nirkum sebagai andalannya. Konon, citarasa legit jenis nirkum yang sekarang lebih dikenal sebagai Ubi Cilembu tersebut, sudah menjadi primadona sejak zaman Belanda bahkan oleh oleh para kompeni.

Setidaknya ada 3 (tiga) elemen keajaiban dari Ubi Cilembu yang bisa kita temukan, yaitu eksklusivitasnya, citarasa masnis legitnya yang serasa madu dan ubinya yang sering dipalsukan.

1. Ubi Cilembu dikatakan eksklusif karena tidak bisa ditanam di luar Desa Cilembu.  

Menurut penelitian, rasa manis legit layaknya madu pada Ubi Cilembu disebabkan oleh keberadaan bakteri bakteri Rhizosfer dan Endofit yang melimpah di area penanaman Desa Cilembu yang posisinya tepat di kaki Gunung Kareumbi tersebut, makanya jika bibit Ubi  Cilembu ditanam di luar Cilembu, citarasanya bisa dipastikan akan berubah.

Artinya, komposisi tanah dan unsur hara Desa Cilembu memang eksklusif dan bisa digolongkan sebagai indigenous soil yang memiliki kesesuaian dengan kebutuhan tumbuh kembang Ubi Cilembu yang ditanam. Karenanya, banyak kalangan yang berpendapat kawasan Desa Cilembu seharusnya segera dicagarkan, agar kelestariannya terjaga, karena bisa jadi merupakan satu-satunya di dunia.

Ubi Cilembu | FB Sumedang Banget
Ubi Cilembu | FB Sumedang Banget

2. Citarasa manis legitnya.

Keajaiban sekaligus keisimewaan Ubi Cilembu adalah citarasa manisnya yang begitu legit layaknya madu, khususnya bagi ubi yang dipanggang             atau dioven, bukan digoreng ataupun direbus. Jika dipanggang, setelah matang ubi akan mengeluarkan sejenis cairan kuning kental dan lengket seperti madu, dengan citarasaa pun memang manis dan lembut seperti madu. 

Uniknya, Ubi Cilembu akan semakin terasa legit manisnya jika sudah dalam keadaan layu atau saat kandungan airnya sangat minim dan hanya tersisa gula alaminya saja dalam daging umbi yang biasanya ditandai dengan warna kulit yang sudah memudar dan batang umbi sudah bisa dipatahkan, kira-kira sekitar 10 hari pasca panen. 

Selain itu, Umbi dari ubi Cilembu ini juga mempunyai komposisi warna kulit dan daging umbi yang cukup menarik perhatian, tampak krem-kemerahan saat masih mentah dan bertransformasi menjadi warna kekuningan setelah dimasak atau dimatangkan dengan cara dipanggang atau dioven.

3. Banyak Dipalsukan

Berbagai fakta ajaib yang dimiliki oleh Ubi Cilembu, punya andil besar ikut mengerek nilai ekonomisnya di pasaran, termasuk proses diaspora-nya ke seluruh pelosok nusantara, bahkan juga ke luar negeri. 

Tingginya permintaan yang tidak seimbang dengan produksi panen, menyebabkan munculnya banyak pemalsuan di tingkat penjual, terutama diaerah-daerah yang jauh dari Sumedang. Modusnya dengan cara menjual umbi yang bukan hasil panen di Desa Cilembu dengan label sebagai ubi Cilembu. Mungkin ini satu-satunya ubi yang sering dipalsukan di dunia!

Baca Juga  :  Tergoda Sajian "Cuanki Jalanan" Asli dari Kota Garut

Padahal, Ubi Cilembu sesuai UU No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis, sudah terdaftar dalam Indikasi Geografis, yaitu suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu produk yang menitikberatkan pada faktor lingkungan geografis yang dapat berupa faktor alam, faktor manusia bersifat teknis dan kombinasi dari faktor alam dan manusia yang nantinya akan terus melekat pada barang untuk meningkatkan nilai jual produk. 

Maknanya, label "Ubi Cilembu" hanya boleh dilekatkan pada varietas umbi ubi Cilembu yang dipanen di lahan Desa Cilembu saja, bukan yang lainnya! 

Seluruh elemen asyarakat, baik sebagai petani, pedagang apalagi pembeli Ubi Cilembu, wajib memahami hal ini dan seharusnya mendapatkan edukasi perihal ini, agar kedepan tidak ada pihak yang dirugikan.

Kandungan Manfaat pada Ubi Cilembu

Ubi Cilembu layaknya jenis umbi-umbian lainnya, juga sarat karbohidrat, sehingga sangat layak menjadi bahan pangan pokok alternatif pengganti beras jika diperlukan. Menariknya lagi, dengan kandungan energi yang sangat tinggi Ubi Cilembu juga sangat cocok menjadi menu diet untuk menurunkan berat badan, apalagi didukung dengan fakta kandungan kolestrolnya yang sangat rendah.

Berikut tabel kelengkapan nutrisi dalam 100 gram ubi cilembu berdasarkan AKG 2000 kalori :

idnmedis.com
idnmedis.com

Kandungan nutrisi utama dalam Ubi Cilembu adalah vitamin A, B dan vitamin C serta mineral dan kalori yang tinggi. Kandungan vitamin A sebesar 7.100 IU (International Unit) yang tentunya lebih besar dari jenis umbi-umbian manapun tersebut, sangat bermanfaat untuk memperbaiki gizi bagi yang kekurangan vitamin A, menstabilkan kadar gula darah, dan juga untuk menurunkan resistensi insulin.  

Pada ubi Cilembu ukuran panjang sekitar 5 inci dan diameter 2 inci (100 gram), jika dibakar dalam kulit, tanpa mentega/minyak, akan mengandung 103 kalori dan  3 gram serat atau sekitar 24% dari kebutuhan serat yang direkomendasikan setiap hari yang bermanfaat untuk membantu menurunkan kolesterol, kadar gula darah, dan mengurangi risiko stroke. Selain itu juga mengandung kalsium sebesar  46 mg yang berguna untuk metabolisme tubuh dan memperkuat tulang dan gigi. 

Ubi Cilembu banyak mengandung pigmen karotenoid yang memberikan warna daging oranye yang bisa berfungsi sebagai senyawa antioksidan, bahkan dalam beberapa penelitian, ubi Cilembu yang juga memiliki senyawa penting, seperti lutein dan zeaksantin telah terbukti menjadi sumber karoten yang lebih baik daripada sayuran berdaun hijau. 

Menurut National Cancer Institute, hasil kolaborasi Vitamin C dengan betakaroten, akan menghilangkan radikal bebas dari tubuh, anti-inflamasi, dan dapat mengurang risiko terkena kanker, sehingga dengan mengonsumsi Ubi Cilembu juga berpotensi meningkatkan imunitas tubuh yang tentunya sangat bermanfaat membantu menjaga diri dari invasi covid-19.

Ubi Cilembu Panggang | cookpad.com
Ubi Cilembu Panggang | cookpad.com

Tips Mematangkan Ubi Cilembu

Ubi Cilembu umumnya dimatangkan dengan cara dipanggang atau dibakar dan tidak cocok digoreng, dikukus apalagi direbus. Kalau digoreng, kandungan gula alaminya yang tinggi menyebabkannya mudah gosong dan lengket, sehingga tekstur dan citarasanya menjadi kurang nikmat. Begitu juga jika dikukus apalagi direbus dengan media air yang tentunya akan mengurangi, bahkan menghilangkan aroma dan materi "madu" dalam daging umbi Ubi Cilembu.  

Untuk mendapatkan citarasa Ubi Cilembu terbaik, jangan mengolah umbi yang baru dipanen, tapi pilihlah umbi yang telah layu, kira-kira umur 10 (sepuluh) hari pasca panen dan disimpan di tempat yang kering. Ubi Cilembu yang telah dioven/panggang bisa bertahan sekita 3-4 hari dan bisa bertahan sampai 5-8 hari dengan citarasa tetap terjaga tapi dengan tekstur lebih legit jika di masukkan dalam lemari pendingin.

Berikut beberapa cara terbaik mematangkan Ubi Cilembu dengan cara di panggang,  

  1. Bakar dengan oven, umbi dicuci hingga bersih-dikeringkan. Lalu disusun rapi (tidak menumpuk) di dalam loyang. Umbi di oven dengan suhu sekitar 220 C selama 40 menit. Usahakan ubi dibolak-baliktiap 10 menit, agar matangnya merata.
  2. Bakar dengan teflon, umbi yang sudah bersih-kering dibungkus dengan aluminium foil, sisakan bagian atas. Lalu susun rapi (tidak menumpuk) dalam teflon. Panaskan teflon dan bolak-balik setiap 10 menit sekali.
  3. Bakar dengan arang, umbi yang sudah bersih-kering disusun ubi di alat pemanggang dengan rapi dan tidak menumpuk, setelah bara api dari arang mulai stabil. Bolak-balikkan umbi sesuai kebutuhan agar kematangannya merata.

Selain dikonsumsi dengan cara 'tradisional", dibakar atau dipanggang, ditangan generasi muda kiwari, ubi cilembu juga mulai banyak diolah menjadi beragam kreasi kuliner yang unik dan lezat dengan tetap mempertahankan kandungan nutrisi terbaiknya, seperti seperti jus ubi cilembu, bolu ubi cilembu, agar-agar ubi cilembu, kripik, tape, dodol, keremes dan banyak lagi yang lainnya. Tertarik mencoba?

Yuk jalan-jalan ke Sumedang!

Semoga Bermanfat!

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kredit : Daftar pustaka/referensi bisa langsung di klik pada link hidup pada teks.

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun