Tradisi Mengonsumsi Umbi-umbian
Masyarakat nusantara yang dikenal sebagai masyarakat agraris yang gemah ripah loh jinawi, dengan beragam kearifan lokal agrarisnya di masing-masing daerah, tentu sudah sangat familiar dengan budaya serta tradisi pemanfaatan beragam jenis tanaman umbi-umbian hasil bumi,  sebagai sumber pangan, baik langsung  dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat dan juga protein, diolah menjadi beragam penganan, maupun sebagai komoditas perdagangan.
Kita mengenal masyarakat Bogor yang dikenal dengan beragam olahan kuliner berbahan dasar umbi talas (Colocasia esculenta), begitu juga masyarakat Wonogiri yang terkenal dengan olahan nasi tiwul-nya, nasi khas dari Wonogiri yang terbuat dari tepung gaplek, salah satu hasil olahan umbi kaspe atau singkong/ketela pohon (Manihot esculenta).Â
Baca Juga :  "Negeri Bedil" Cipacing, Etalase Kreativitas Kelas Dunia di Sudut Kota Tahu Sumedang            Â
Jika di Kalimantan Selatan, Umbi Keladi (Colocasia esculenta L) diolah menjadi olahan sayur dan umbi singkong (Manihot esculenta) diolah menjadi beragam wadai paisan (kue pepes-pepesan ; kue yang dibungkus daun), maka dari bumi Sumedang, Jawa Barat yang juga dikenal sebagai puseur budaya sunda tersebut, kita mengenal komoditas Ubi Cilembu, "ubi ajaib" paling terkenal di seantero nusantara bahkan dunia, dengan citarasa manis legitnya bak madu yang menggoda.
Bagaimana tidak ajaib!? Ubi ini jika dipanggang akan mengeluarkan sebentuk cairan pekat dengan citarasa mirip madu, yang menjadikan citarasa daging ubinya manis legit. Anehnya, kalau bibit ubi Cilembu ini ditanam di luar Desa Cilembu, maka citarasanya tidak lagi manis legit laiknya madu. Nah lho!
Fakta ajaib inilah yang membuat saya sampai detik ini, terus berobsesi bisa menikmati langsung legitnya citarasa Ubi Cilembu di Kota Buludru, Sumedang atau syukur-syukur langsung di tanah tempatnya ditanam, tumbuh dan dipanen di Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, kabupaten Sumedang, Jawa Barat, bukan yang dijual di pinggir-pinggir jalan di berbagai pelosok nusantara yang ternyata banyak palsunya.
Eh iya, tahu sebabnya Bung Karno memberi julukan Kota Sumedang dengan Kota buludru? Konon pada dekade tahun 60-an saat Presiden Soekarno berkunjung ke Sumedang, view pemandangan kota yang hijau segar jika dilihat dari udara mirip hamparan buludru.
Mengenal Ubi  Cilembu
Ubi Cilembu yang baru dikenal luas sejak medio 1990-an tersebut, merupakan salah satu varietas unggul (kultivar) dari ubi jalar (Ipomoea batatas) ras lokal yang masuk dalam kategori  varietas sweet potato (rasanya manis) dengan serat yang halus.Â
Sejauh ini ada beberapa jenis varietas ubi jalar yang dikembangkan di Desa Cilembu, yaitu jenis Anet, Nirkum, Menes, Eno, dan Jawer, dengan jenis Nirkum sebagai andalannya. Konon, citarasa legit jenis nirkum yang sekarang lebih dikenal sebagai Ubi Cilembu tersebut, sudah menjadi primadona sejak zaman Belanda bahkan oleh oleh para kompeni.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!