Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepiring Lodeh Terong Buatan Ibu dan Pelajaran Tanpa "Katanya" yang Sarat Makna

3 Desember 2020   20:34 Diperbarui: 3 Desember 2020   20:40 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gigitan Pertama | @screenshoot You Tube IKLAN TV

Contoh riilnya, saya sendiri! Saya yang terlahir dari keluarga dengan basis budaya kuliner khas Jawa Timuran yang terkenal dengan basic citarasanya yang identik dengan rasa asin-pedas plus paduan beragam jenis kuah kaldu yang suedaaapnya luar biasa, akhirnya "selera" kedua orang tua itu juga yang tertanam dalam memori otak saya sekaligus menjadi basis selera saya, sampai saat ini!

Lodeh Terong Lauk Telur Ceplok Buatan Ibu | @kaekaha
Lodeh Terong Lauk Telur Ceplok Buatan Ibu | @kaekaha

Kisah Lodeh Terong Buatan Ibu

Diantara sekian banyak jenis masakan rumahan yang sering dibuat oleh ibu yang semuanya selalu enak dan sedap untuk disantap, saya paling exited kalau beliau menghidangkan olahan kuliner yang lazim disebut sebagai sayur lodeh, yaitu olahan sayur berkuah santan khas Indonesia yang menurut ibu saya merupakan  kuliner paling demokratis di dunia, selain mudah dibuat dengan modal relatif murah, sayur lodeh juga adaptif alias bisa menerima semua jenis bahan olahan sayur, baik ragam jenis sayur-sayuran, termasuk tempe dan tahu, juga jenis daging dan ikan-ikanan yang semuanya bisa masuk! 

Begitu juga dengan pilihan taste  atau citarasanya, mau super pedas, pedas, sedang-sedang saja pedasnya atau malah hanya sedikit saja pedasnya yang biasanya disebut ibu saya dengan istilah sumer wae!  Semuanya dijamin enak dan tetap bisa disebut sebagai sayur lodeh. Nah kalau kamu suka yang mana, gaes?

Tidak hanya itu keunikan sayur lodeh (buatan ibu saya)! Sayur lodeh bisa menjadi teman makan jenis nasi apa saja yang ada dan umum di makan oleh masyarakat nusantara, mau nasi putih, merah, hitam atau mungkin nasi jagung, semuanya sangat sedap disantap dengan sayur lodeh buatan ibu saya. 

Begitu juga dengan jenis lauk atau teman makannya, sayur lodeh juga adaptif dengan segala jenis lauk pauk. Mau tempe goreng, tahu goreng, ikan asin, sampai ayam goreng ataupun daging goreng semuanya uenak! Apalagi jika ditambah dengan sambal terasi pedas buatan ibu hmmmmm... nasi hangat di bakul dijamin ludes!

Khusus untuk saya dan adik-adik, ibu biasanya punya cara khusus untuk lebih memaksimalkan standar kenikmatan sayur lodeh olahan beliau di lidah kami, yaitu dengan menambahkan telur ceplok atau telur mata sapi spesial yang dibuat dengan full of love. Kalau sudah begitu, tidak segan-segan saya dan juga adik-adik akan memberi pujian terindah buat ibu,  "sayur lodeh buatan ibulah yang paling enak dan paling sedap di dunia!". Keren kan!?

Itulah ibu saya, sosok ibu rumah tangga tulen yang menjadikan hampir seluruh waktunya sebagai quality time untuk mendampingi bapak, mengurus rumah tangga, termasuk didalamnya menjadi sekolah bagi saya dan adik-adik saya! 

Hebatnya, ibu tidak perlu waktu dan juga strategi khusus untuk menjadi "sekolah" bagi anak-anaknya, tapi uniknya semua yang dikatakan dan dilakukan beliau selalu menjadi pelajaran berharga penuh makna bagi saya dan adik-adik saya, walaupun banyak diantaranya justeru kami sadari setelah dewasa atau bahkan setelah kami menjadi orang tua bagi anak-anak kami. Termasuk salah satunya, "pelajaran" terkait pernak-pernik sayur lodeh, si sayur demokratis kegemaran saya diatas! 

Masak Sama Ibu | @screenshoot You Tube IKLAN TV
Masak Sama Ibu | @screenshoot You Tube IKLAN TV

Masakan Ibu Paling Enak Sedunia

Sering saya dengar, mungkin anda juga!? Statemen yang mengklaim bahwa "masakan ibu itu paling enak!", betul? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun