Dari lokasi pangakalan bus bajajalanan ini, bus langsung menuju ke jalan RE Martadinata atau dikenal oleh masyarakat sebagai kawasan pelabuhan lama Banjarmasin yang lokasinya tepat dipinggir Sungai Martapura di seberang Kantor Walikota Banjarmasin. Di lokasi ini juga dibangun semacam plaza untuk pertunjukan seni dan budaya yang lokasinya tepat dipinggir sungai dan juga restoran atau rumah makan terapung yang menyajikan beragam kuliner khas masyarakat banjar.
Selanjutnya, bus melaju ke arah kawasan Pasar Rambai atau sekarang dikenal sebagai jalan MT Haryono dan secara berurutan menuju ke jalan Pangeran Samudera yang dikenal sebagai pusat bisnis terbesar dan tertua di Kota 1000 Sungai, dilanjut ke kawasan Teluk Dalam atau Jalan Sutoyo S yang berujung ke Pelabuhan Tri Sakti di tepian Sungai Barito, tapi karena kita tidak mengarah ke Pelabuhan tapi kembali ke arah Masjid Raya Sabilal Muhtadin, maka bus menuju ke arah Jalan R Suprapto.Â
Baca Juga :Â Mengenal Sasirangan, Kain (Batik) Khas Banua Kalimantan Selatan
Dari jalan R. Suprapto yang teduh oleh rimbunnya pepohonan ini, di sebelah kiri jalan yang berbatas sungai, dari dalam bus bajajalanan kita bisa menyaksikan komplek salah satu masjid terluas, terbesar dan termegah yang menjadi kebanggaan Urang Banjar, Masjid Sabilal Muhtadin. Perjalanan berlanjut  dengan menyeberangi salah satu  jembatan ikonik di Kota 1000 Sungai, yaitu Jembatan Merdeka.Â
Jembatan sepanjang 120 meter yang sudah eksis sejak jaman belanda ini, selain bersejarah juga menjadi salah sati destinasi foto ngehits di Kota 1000 Sungai, karena lokasinya yang membentang eksotis diatas Sungai Martapura dengan beragam aktifitas budaya sungai khas masyarakat didalamnya plus penampakan pagar jembatannya yang berwarna-warni cemerlang ala motif kain sasirangan.Â
Turun dari Jembatan menuju ke arah Jalan A. Yani, kita langsung disambut oleh bangunan cagar budaya Kelenteng Soetji Nurani  yang biasa disebut masyarakat Banjar sebagai tempekong, bergeser sedikit sebelum bertemu Jembatan Dewi dan Kampung Ketupat, kita akan bertemu dengan salah satu ikon wisata tepi sungai lainya, Patung Bekantan (nasalis larvatus) raksasa. Setelah itu, barulah kita memasuki jalan A. Yani, jalan raya paling populer di Kota 1000 Sungai.
Dari double way A Yani kita menuju ke perempatan Gatot Subroto yang ditandai dengan keberadaan flyover yang dibangun untuk mengurai kemacetan di perempatan yang dulu memang dikenal sebagai  pusatnya macet Kota 1000 Sungai. Dari sini kita menuju ke kawasan Banua Hanyar atau juga dikenal sebagai Jalan  Pangeran Hidayatullah, kawasan yang sekarang dipplotting menjadi sentra wisata kuliner Kota Banjarmasin yang lokasinya tepat di tepian Sungai Martapura.
Baca Juga  :  Sarapan "Katupat Batumis" di Batang Banyu, Menikmati Peradaban Sungai khas Urang Banjar