Wadai Koya Sang Legenda
Wadai Koya atau Kuwe Koya yang paling terkenal saat itu dan sepertinya sampai sekarang masih tetap eksis, khususnya di toko-toko online adalah Cap Delima Tawon. Kuwe Koya legendaris ini, dari dulu sampai sekarang tampilannya tetap sama.Â
Bentuk kuenya bulat layaknya koin, setebal kira-kira 1cm pada bagian pinggir dan bagian tengahnya yang berongga, tebalnya bersisa setengahnya.
Citarasa dan juga teksturnya tetap tidak berubah. Tetap manis dengan aroma vanili yang lembut. Kuwenya pun tetap mudah ambyar. Begitu juga dengan model, materi, dan bentuk kemasannya, semua masih tetap sama.
Wadai Koya ini dibungkus dengan kertas kue berwarna putih dengan bentuk menyesuaikan bentuk wadainya yang rata-rata bulat koin yang ditumpuk beberapa keping sehingga membentuk layaknya tabung.
Sedangkan materi ornamen dalam kertas pembungkus berupa gambar tawon dan buah delima, berikut tulisan merek dan informasi yang ada didalamnya, semua berwarna merah yang akan membawa persepsi kita pada berbagai ornamen khas tionghoa.
Sayang, wadai koya legendaris cap Delima Tawon yang sangat enak dijadikan teman minum teh di pagi ataupun sore hari ini, di "Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!" sulit ditemukan, termasuk di toko-toko kue tua yang rata-rata dikelola oleh saudara-saudara kita masyarakat Tionghoa yang rata-rata juga sudah lanjut usia.
Di sini, justru di pasar-pasar tradisional wadai koya bisa ditemukan, hanya saja wadai koya yang dijual bukanlah wadai koya Cap Delima Tawon yang legendaris itu, tapi Cap SAN TO, TAU SA KO dengan keterangan dari MALANG.
Uniknya, baik nama merek produk, bahan dan bentuk kemasan, maupun elemen informasi, serta desain kemasan yang didominasi warna merah, semuanya sangat identik dengan produk wadai koya legendaris Cap Delima Tawon.
Mungkin satu-satunya yang tampak mencolok perbedaannya adalah bentuk wadai koyanya yang sekarang lebih beragam, tidak hanya bulat tabung seperti umumnya, tapi ada juga yang kotak.