Bakpao Khasanah Pengantar Berkah-Nya
Uniknya, berhijrah bidang usaha ini, menurut Kang Nur termasuk salah satu pilihan tersulit dalam hidupnya. Bagaimana tidak, menjadi penjahit merupakan sebuah passion yang puluhan tehun telah digeluti dengan kebanggaan dan kebahagiaan, tapi harus ditinggalkan! Sedangkan, usaha wadai bakpao, secara teoritis hitungan angkanya sangat menguntungkan, sedangkan dari segi waktunya juga relatif lebih leluasa, karena semua kita yang mengatur. Hanya saja, semua masih memerlukan waktu untuk berproses (belajar).Â
Baca Juga: Mengenal Teknik "Babanam", Barbeque Tradisional ala Urang Banjar            Â
Alhamdulillah, dengan tekadnya yang kuat dan bulat, Kang Nur tidak perlu waktu terlalu lama untuk bisa menguasai seluk beluk per-bakpao-an, mulai dari takaran adonan yang menggunakan ukuran gayung, teknik mengadon yang menurut Kang Nur memerlukan sentuhan perasaan, ukuran kelembutan adonan, durasi pengukusan, kreasi dan komposisi isian bahkan juga beragam variasi dan diversifikasi produk sebagai bagian untuk mempertahankan eksistensi, karena di Banjarmasin juga banyak wadai bakpao kelas pabrik yang lebih dulu eksis.
Sambil terus meng-update kemampuannya mengolah bakpao, Kang Nur akhirnya memberikan branding produk bakpao-nya dengan nama Bakpao Khasanah. Untuk urusan nama ini, Kang Nur tergolong cerdas! Urang Banjar yang dikenal sangat relijius termasuk minded dan sensitif pada nama atau istilah yang bersumber dari bahasa Arab, yang biasanya juga dianggap sebagai jaminan kehalalan.
Baca Juga:Â Nasida Ria dan Pesan "Perdamaian" yang Akan Terus Aktual dan Melegenda
Selain itu, strategi Kang Nur yang lebih memilih berjualan melingkar seperti obat nyamuk bakar, terbukti mujarab untuk menggenjot omzet. Menyisir sekaligus merapatkan pasar dari pinggiran kota yang lepas dari pengamatan pesaing yang semuanya para pemain lama saja, sudah mengaharuskan Kang Nur merekrut 3 (tiga) karyawan baru untuk berjualan bakpao.
Hasilnya, rata-rata produksi perhari mencapai sekitar 400 biji bakpao beraneka isian seperti strawberry, ayam, kacang tanah, keju-susu, cokelat keju susu, pizza , kacang ijo, dan cokelat yang menghabiskan tepung terigu hampir 20 kg.
Menariknya, usaha bakpao Kang Nur relatif stabil, termasuk saat kawasan regional Kalimantan, termasuk Kalimantan Selatan mengalami krisis ekonomi akibat kegagalan bisnis tambang batubara yang rata-rata menjadi penopang utama perekonomian sebagian besar wilayah di Kalimantan. Begitu juga ketika pandemi covid-19 memaksa pemarintah Kota Banjarmasin memberlakukan PSBB beberapa jilid.