Jalur Pedestrian A. Yani
Jika Anda pernah berkesempatan plesiran ke Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!, sepertinya mustahil tidak melewati jalan paling terkenal di seantero Kota Banjarmasin, bahkan se-Kalimantan Selatan ini, atau setidaknya pernah mendengar namanya!
Jalan Ahmad Yani atau biasa disingkat sebagai Jalan Ayani saja ini, selain menjadi penghubung jalur darat satu-satunya lima provinsi di Pulau Kalimantan (Kalbar-Kalteng dengan Kaltim-Kaltara), jalan sepanjang sekitar 6 (enam) km dari titik 0 (nol) km di tengah Kota Banjarmasin sampai batas kota di Jalan Ayani kilometer 6 (enam), ke arah Bandara Syamsoedin Noor Banjarbaru atau ke arah Kalimantan Timur-Kalimantan Utara ini merupakan "etalase" terpenting Kota Banjarmasin dan juga Kalimantan Selatan.Â
Baca Juga:Â Sisi Unik Pasar Terapung Banjarmasin yang Masih Jarang Diketahui Publik
Tidak heran jika kawasan yang sekarang menjadi kawasan elit super premium ini, pembangunan fasilitas umum dan juga berbagai sarana penunjang kehidupan masyarakat kotanya tampak jauh lebih maju dan moderen dibanding dengan kawasan lain di seluruh penjuru ibu Kota Kalimantan Selatan ini.
Salah satunya yang terlihat mencolok adalah keberadaan jalur pedestrian ramah difabel yang telah berfungsi sejak akhir 2019 yang lalu.
Untuk memantapkan diri sebagai salah satu kota ramah difabel, selama 3 (tiga) tahun terakhir Kota Banjarmasin serius membenahi fasilitas umum kotanya agar bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh saudara-sadara kita yang berkebutuhan khusus.
Terbaru dan yang paling aktual adalah pembangunan jalur pedestrian yang dilengkapi dengan bangku taman, tempat sampah, lampu-lampu taman kota ya artistik dan tentunya guiding block di sepanjang sekitar 6 (enam) km jalan Ayani yang masuk wilayah Kota Banjarmasin, baik di sisi kiri yang menuju luar kota, maupun di sisi kanan yang menuju dalam kota.
Baca Juga:Â Icip-icip Katupat Kandangan di Warung Kaum, Banjarmasin
Pembeda jalur pedestrian di Kota 1000 Sungai dan kota-kota lain di dunia, mungkin ada pada lebarnya. Karena sebagian besar jalanan darat di Kota Banjarmasin diapit oleh jalur sungai, maka otomatis lebar jalur pedestrian tidak bisa stabil rata atau sama dari ujung ke ujung.Â