Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berlian 70 Karat Pusaka Kesultanan Banjar akan Dikembalikan Belanda, Kepala Demang Lehman Kapan?

14 Oktober 2020   16:12 Diperbarui: 14 Oktober 2020   16:14 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Intan Sultan Adam di Rijks Museum Amsterdam Belanda | screenshoot rijksmuseum.nl

Menariknya, ada beberapa sumber yang meyakini bahwa berlian tersebut juga berada di Belanda, namun tetap saja, status dari berlian Tri Sakti yang konon setelah dipotong oleh JI Asscher & Co Amsterdam dan dibagi menjadi beberapa bagian, sama sekali tidak mempunyai pengotor, memiliki struktur yang sempurna, dan bersinar alami tersebut  sampai sekarang tetap tidak jelas! 

Semoga adanya wacana pengembalian berbagai artefak bersejarah yang disimpan oleh berbagai museum di negeri Belanda akan semakin memperjelas konstruksi sejarah nusantara yang sebagian diantaranya sampai saat ini masih berupa penggalan-penggalan cerita yang penuh misteri.

Sosok Demang Lehman | sindonews.com - wikimedia                     
Sosok Demang Lehman | sindonews.com - wikimedia                     

Kepala Demang Lehman

Khusus dari Bumi Banjar atau Kalimantan Selatan, tidak hanya artefak sejarah berupa ragam mustika berlian semata yang sampai sekarang masih menjadi koleksi museum-museum di negeri Belanda, masih banyak lagi benda penting bersejarah yang konon masih tersimpan di sana  dan salah satunya yang menjadi misteri terbesar bagi Urang Banjar adalah tentang penggalan kepala Demang Lehman!

Panglima Perang Kesultanan Banjar di era Sultan Hidyatullah yang menjadi kebanggaan masyarakat Banjar karena kegigihannya menentang dan melawan penjajahan Belanda tanpa kompromi, sampai memaksa pasukan Belanda melakukan berbagai tipu daya sarat kelicikan untuk menangkap dan akhirnya menggantung serta memenggal kepalanya dengan keji dan sadis pada 27 Februari 1864 di tengah Alun-alun kota Martapura.

Tujuan pemenggalan ini, salah satunya karena ketakutan Belanda pada ketinggian ilmu dan kesaktian Demang Lehman yang dikhawatirkan bisa hidup lagi jika kepalanya tidak dipisahkan dengan badannya, sekaligus untuk melemahkan mental para-Kombatan pasukan kesultanan Banjar saat itu yang tidak lain adalah anak buah Demang Lehman.

Tidak hanya itu, ini yang unik! Konon karena saking takutnya Belanda, sekaligus untuk tidak menggelorakan semangat waja sampai kaputing semua pengikut Demang Lehman, baik para relawan maupun pasukan Kesultanan Banjar, sampai saat ini masih belum ada pengakuan resmi dari pemerintah Belanda terkait nasib jasad tanpa kepala dari panglima perang yang mempunyai nama asli Idies ini. 

Baca Juga  :  Ternyata, Kepala Demang Lehman Masih Ditawan Belanda Sampai Saat Ini                        

Jadi sangat wajar, jika sampai sekarang masyarakat Banjar sangat penasaran dengan lokasi makam sebenarnya dari mantan panakawan atau ajudan setia dari Pangeran Hidayatullah II tersebut, begitu pula dengan kepalanya!

Kepala Demang Lehman yang pernah disayembarakan dan dihargai sangat mahal oleh penjajah Belanda kepada siapapun yang mampu membawanya, setelah dipenggal konon dibawa ke Belanda sebagai bukti keberhasilan pasukan penjajah Belanda di Borneo menaklukan Panglima Perang Kesultanan Banjar yang paling licin, merepotkan, dan sekaligus paling menakutkan ini dan sampai sekarang masih "ditawan" di Konservator Rijksmuseum van Volkenkunde. 

Sekali lagi, semoga dengan munculnya wacana pengembalian berbagai artefak bersejarah yang disimpan oleh berbagai museum di negeri Belanda, juga akan membawa titik terang terkait misteri jasad dan juga kepala Demang Lehman!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun