Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepeda-Sepeda Persembahan dari Langit

27 September 2020   19:58 Diperbarui: 30 September 2020   13:39 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepeda dari Langit! | @kaekaha

"Bilang saja, semalam ada urang bakirim sama Haji Rahman, tapi Haji Rahman juga tidak patuh sama orang itu!" Jawab Haji Rahman sambil memberi isyarat agar kedua bocah tersebut segera pulang, khawatir dicari orang tuanya.

Sepeninggal kedua bocah tersebut, Haji Rahman juga baru teringat dengan si bapak pemberi sarung yang sama sekali tidak terlihat lagi batang hidungnya setelah menitipkan dua sarung tersebut kepada sidin.

***

"Dari siapa ini nak?" Tanya mama Burhan dan Karim setelah dua bocah itu menyerahkan sarung pemberian Haji karim titipan dari seorang bapak-bapak beberapa hari yang lalu itu kepada mamanya.

"Ujar Pak Haji Rahman, kemarin ada urang titip sama beliau, tapi beliau tidak kenal juga sama orang itu, Ma!" Jawab Burhan si kakak kepada mamanya, persis seperti petunjuk Haji Rahman di masjid, sesaat sebelum pulang tadi.

"Alhamdulillah, kalau gitu simpan di lemari baju kalian ya!" Sambil menyerahkan sarung-sarung itu kepada kedua anaknya, mama si Karim sepertinya tidak berhenti mengucap syukur kepada Sang Khaliq yang telah memberikan kebahagiaan kepada kedua anaknya di saat dirinya masih belum mampu menjanjikan apapun untuk hadiah kenaikan kelas duo bocah kesayangannya tersebut.

"Nggak boleh dibuka ma?" Tanya si bungsu Karim sambil malu-malu.

"Boleeeeeh, tapi nanti setelah buka puasa, sekalian nunggu abah datang ya nak!" Jawab si ibu sambil memberi kode untuk bersiap-siap melanjutkan buka puasa sunnah Senin-Kamis di dapur.

Sebelum kumandang azan Isya, abah si-Burhan pulang dari kerjaanya keliling kota sebagai pengemudi ojek online. Begitu mendengar dari istrinya, ada orang baik hati yang memberi anaknya masing-masing kain sarung, abah si-Burhan yang saat itu hendak menuju ke kamar mandi, langsung bersujud syukur di ruang tamu yang multifungsi tersebut. 

Tanpa dikomando, duo bocah itu langsung menunjukkan sarung masing-masing kepada abahnya.

"Masha Allah, bagusnya!" Kata abah Burhan ketika melihat sarung bermerek terkenal dengan kombinasi warna hitam abu-abu dan hitam cokelat yang memang dikenal sebagai sarung mahal itu masih terbungkus plastik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun