Belum selesai duo bocah itu menyusun sandal dan juga beragam alas kaki jamaah yang berserakan di pintu belakang masjid yang terhubung langsung dengan area parkiran, tempat wudhu dan juga toilet itu, tiba-tiba ada bapak-bapak setengah baya yang sepertinya terburu-buru keluar dari masjid dan secara tidak sengaja menyepak beberapa sandal dan sepatu yang sudah tersusun rapi dengan pasangannya masing-masing.
Tanpa berkata apapun, si-bapak hanya sekilas menatap ke arah duo bocah yang sepertinya sama sekali tidak terganggu dengan sandal dan beberapa sepatu yang kembali berserakan karena tidak sengaja disepak oleh si-bapak tadi.
Bahkan, duo bocah yang sepertinya kakak-beradik itu juga kompak, sama sekali tidak berminat untuk sekedar menengok ke arah si-bapak. Secepat kilat, mereka berdua langsung menyusun sandal dan juga sepatu itu kembali seperti semula, rapi dengan pasangannya masing-masing.
Tidak berapa lama si bapak yang sepertinya habis dari toilet sekaligus bersuci kembali di tempat wudhu yang tempatnya memang bersebelahan, terlihat keluar dengan wajah segar dan tidak buru-buru lagi seperti saat keluar dari masjid tadi.
Di depan pintu masjid, si bapak celingak-celinguk menoleh ke-kanan dan ke-kiri seperti mencari sesuatu, tapi karena sepertinya tidak mendapatkan yang dicari, setelah mengembalikan sekaligus merapikan sandal yang baru dipakai mengikuti pola yang telah disusun oleh kedua bocah tadi, si-bapak kembali masuk masjid dan berbaur dengan jamaah masjid Al Mujahidin yang sore ini terlihat ramai.
Maklum, ini hari pertama masjid  kembali dibuka, sejak ditutup beberapa bulan lalu akibat pandemi covid-19 di Kota Banjarmasin dan sekitarnya yang semakin meluas dan tidak terkendali.
Besoknya, kejadian mirip seperti kemarin kembali terulang, ketika si-bapak kembali keluar dari masjid dan hendak menuju ke toilet di bagian belakang masjid, secara tidak sengaja si-bapak kembali menyepak beberapa sandal yang telah disusun duo bocah tersebut, memang kali ini sandal yang berserakan tidak sebanyak kemarin.
Uniknya, si bapak tetap mendapati kedua bocah itu masih saja bersikap seperti kemarin, cuek-bebek seperti tidak terjadi apa-apa dan terus menyusun sandal dan juga sepatu berserakan itu.
Kejadian itu terus terulang sampai hari ketiga. Bedanya, di hari ketiga si bapak tidak lagi menyepak sandal-sandal yang telah disusun duo bocah tersebut. Si bapak hanya melewati kedua bocah yang tetap asyik menyusun sandal seusai shalat Maghrib berjamaah tersebut untuk menuju ke toilet.
Ajaibnya, dua bocah itu tetap saja cuek seperti tidak melihat si bapak yang baru saja melewati mereka.