Denyut pagi di "Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan bungas" di masa pandemi covid-19 maupun setelah memasuki masa new normal tetap menawarkan fragmentaria kehidupan dengan beragam kisah menarik yang akan sulit terlupakan bagi siapapun yang pernah singgah untuk menikmati pesonanya apalagi merasakan kehangatannya.Â
Semua dibuat karindangan alias kangen berat!
Salah satu aktifitas pagi yang tidak boleh terlewatkan jika sedang berada di Banjarmasin adalah berburu sarapan alias makan pagi!Â
Sebagai daerah yang mempunyai karakteristik alam yang sangat unik, Kota Banjarmasin yang sebagian besar ketinggian daratannya lebih rendah dari permukaan air laut, menjadikannya sebagai kota dengan ragam kuliner dan juga destinasi untuk sarapan yang tidak kalah unik dan pastinya spesifik alias kekhasan yang menarik.
Ragam kuliner (termasuk untuk sarapan) "Kota 1000 Sungai" sebagian besar memang tidak bisa lepas dari besarnya potensi pangan dari rawa-rawa serta sungai yang luasannya mendominasi sebagian besar wilayah kota.
Begitu juga spot-spot destinasi kuliner yang asyik untuk sarapan pagi, hampir semuanya menawarkan eksotisnya view sungai atau rawa-rawa berikut aktifitas sehari-hari, tradisi dan budaya peradaban sungai khas Urang Banjar"Â yang tentunya akan memberikan pengalaman sekaligus kenangan tersendiri.
Salah satu yang terbaik adalah langsung menuju Kawasan Wisata Kuliner Banua Anyar di Kecamatan Banjarmasin Timur yang masih terletak di dalam kota dan lokasinya persis di tepian Sungai Martapura, salah satu sungai besar yang membelah Kota 1000 Sungai.Â
Jika anda pernah ke Banjarmasin dan pernah menikmati kuliner Soto Banjar Bang Amat yang lokasinya di tepian sungai, tidak salah lagi! Kawasan itulah yang sekarang telah dikembangkan oleh pemerintah Kota Banjarmasin menjadi kawasan wisata kuliner Banua Anyar.Â
Tidak hanya Soto Banjar Bang Amat saja, di sepanjang jalan di tepian sungai tersebut sekarang banyak berdiri kedai dan rumah makan yang semuanya menawarkan keragaman kuliner khas masyarakat Banjar.
Warung makan tradisional Banjar dengan tampilan arsitektur layaknya rumah-rumah kayu sederhana yang berdiri di tepian sungai khas masyarakat Banjar ini mempunyai dua muka.
Yaitu, muka yang menghadap ke jalan raya layaknya rumah di tepi jalan pada umumnya dan muka yang menghadap ke jalur Sungai Martapura, layaknya rumah-rumah Banjar bahari (lama; Bhs Banjar) yang mempunyai teras dan dermaga untuk tambat berbagai kendaraan air, seperti jukung, kelotok dan lainnya.
Penampakan dari arah jalan raya, rumah berbahan kayu ulin (Eusideroxylon zwageri)Â tua berwarna kehitaman ini tampak tidak terlalu besar, tapi begitu masuk kedalam tempat makan di bagian belakang rumah atau di bagian depan jika masuk melalui akses sungai.
Ruangan semi terbuka yang semua perabotnya juga terbuat dari kayu besi atau kayu ulin dan bisa mengakses langsung view sungai tersebut cukup luas dan sangat leluasa untuk menjadi destinasi sarapan pagi di tepian sungai ala Urang Banjar yang takkan terlupakan.
Jukung barenteng para pedagang pasar terapung yang sedang melintas pulang ditarik kelotok, taksi air yang masih sering wira-wiri mengantar penumpang berikut barang-barang bawaanya atau mungkin para petani keramba yang sedang memberi pakan ikan-ikan budidayanya, jelas akan menjadi kenangan tak terlupakan.
Tidak hanya itu!Â
Selain memberikan suasana rumah banjar bahari (jaman dulu) di tepian sungai, Warung Batang Banyu juga menyediakan menu-menu kuliner tradisional Banjar nan jadoel yang relatif susah ditemukan di pasaran karena berbagai sebab.
Salah satunya yang menjadi menu andalan adalah "katupat batumis, kuliner yang secara tradisional umumnya hanya bisa ditemukan pada acara-acara hajatan saja.
Sekilas, penampakan katupat batumis mirip dengan lontong sayur yang banyak terdapat di berbagai daerah di nusantara, salah satunya mungkin mirip dengan kuliner tepo jangan khas Madiun-Magetan, Jawa Timur yang umumnya punya citarasa kuah jangan lombok (kuah sayur lombok) gurih dan pedas.
Di mana, katupat yang sudah dipotong-potong di taruh dalam piring dan disiram dengan kuah santan yang sekilas juga mirip dengan sayur lodeh Jawa, tapi bercitarasa gurih dan punya kecenderungan sedikit manis yang biasanya berisi sayuran seperti wortel, kentang atau bisa juga labu atau pepaya muda dan juga kacang nagara atau kacang tolo putih. ini pembedanya!
Jadi, pembeda katupat batumis dengan kuliner lontong sayur pada umumnya adalah citarasanya yang gurih cenderung sedikit manis, penggunaan ketupat (bukan lontong ya!) dan keberadaan kacang nagara atau kacang tolo putih di kuah santannya.
Sekedar informasi, jika citarasa kuliner katupat batumis di Warung Batang Banyu ini relatif masih otentik dengan citarasa kuliner serupa dari kota asalnya di Martapura yang berjarak sekitar 40 km dari Kota Banjarmasin, maka ada sedikit perbedaan untuk "teman" menikmati katupat batumis ini.
Jika di Kota Martapura, katupat batumis biasa disajikan hanya dengan "mageli", yaitu olahan sejenis perkedel bercitarasa gurih dari bahan kacang nagara atau kacang tolo putih yang ditumbuk dan dicampur dengan bumbu, telur dan tepung yang kemudian digoreng, maka di Warung Batang Banyu variasi teman menikmati sajian katupat batumis lebih banyak lagi.Â
Tidak hanya mageli saja yang layak menjadi teman sedapnya, tapi juga ragam olahan "masak habang" khas Banjar lainya yang biasanya berisi ikan haruan/gabus, hintalu/telur itik, ayam dan juga daging sapi.
Hayo jangan nelan ludah dulu ya!
Yuk jalan-jalan ke Banjarmasin!
Semoga bermanfaat!
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!
- Menikmati Musik Panting & Soto Banjar di Tepian Sungai Martapura Banjarmasin
- Sarapan Lontong Tampusing Ma Haji, Kuliner "Bahari" Khas Banjarmasin
- Citarasa Istimewa di Balik Tampilan Sederhana Nasi Itik Gambut
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H