Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Uniknya Kupiah Jangang, Songkok dari Anyaman Akar Tanaman Khas Kalimantan Selatan

9 Juni 2020   10:38 Diperbarui: 9 Juni 2020   10:34 1677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Desa Margasari Sedang Membuat Kupiah Jangang | republika.co.id

Kopiah Pakaian Nasional

Masyarakat nusantara tentu sudah sangat familiar dengan istilah kopiah atau ada juga yang menyebutnya dengan songkok, kupluk atau juga peci, penutup kepala tradisional untuk laki-laki khas masyarakat melayu yang konon varian dari Fes, Tharbusy, tarbouche atau tarboosh, topi tradisional dari beberapa negeri dengan budaya Islam yang sangat kental seperti di kawasan utara Afrika sampai Turki.

Di Indonesia sendiri, kupiah tidak hanya dikenal dengan kelazimannya sebagai bagian dari "pakaian" umat Islam saja, tapi kemudian juga menjadi bagian dari pakaian nasional. Buktinya, coba deh lihat lagi foto resmi presiden dan wakil presiden berikut para menteri-menterinya, kecuali yang perempuan semunya pakai kopiah.

Memang, khusus untuk kupiah yang disebut-sebut sebagai bagian dari pakaian nasional Indonesia ini, lebih merujuk pada kopiah bentuk standar khas masyarakat melayu pada umumnya yang terbuat dari bahan kain khusus dengan warna hitam polos.

Tapi jangan salah! Fakta beragamnya etnis dan budaya masyarakat nusantara menjadikan masyarakat Indonesia tidak hanya mengenal kupiah melayu saja. Selain Fes, Tharbusy, tarbouche atau tarboosh impor dari negeri-negeri muslim lainnya, masyarakat nusantara lebih dulu akrab dengan berbagai kopiah khas masing-masing daerahnya sendiri! 

Deskripsi Kupiah Jangang | IG : sejarahbanjar
Deskripsi Kupiah Jangang | IG : sejarahbanjar

Kupiah Jangang dari Kalimantan Selatan

Dari Kalimantan Selatan, masyarakat Suku Banjar mempunyai produk kopiah khas yang unik nan antik yang biasa disebut dengan kupiah jangang, yaitu kopiah yang dibuat dari anyaman akar tanaman jangang (masyarakat Dayak menyebutnya sebagai Lang’am) yang banyak tumbuh di hutan-hutan Kalimantan.

Keunikan dari kupiah jangang khas Urang Banjar ini tidak hanya dari penampilan fisiknya semata yang memperlihatkan berbagai pola anyaman yang tidak hanya indah dan menawan, tapi juga rumit! Sejak dari pemilihan bahan, proses pengolahan bahan sampai proses penganyaman yang sekaligus pembentukan model kupiah yang tahan air, tahan lama dan pastinya juga eco friendly ini, semuanya dilakukan secara manual dan tradisional alias 100% handmade dan pastinya super unik! 

Dari sisi penampilan, kupiah jangang khas Urang Banjar ini akan terlihat transparan jika dilihat berseberangan dengan sumber cahaya, karena efek dari ragam motif anyaman tradisional yang diaplikasikan akan membentuk lubang-lubang dengan ragam bentuk dan ukuran kerapatan sesuai pola dan juga motif khususnya seperti gelombang, bunga teratai dan juga hati yang selain memberi aksen unik dan menarik, juga menjadi akses cahaya dan udara untuk menembusnya.

Kopiah Jangang Terlihat Transparan di Kepala si Bapak Penjual Kupiah | banjarmasin.tribunnews.co m
Kopiah Jangang Terlihat Transparan di Kepala si Bapak Penjual Kupiah | banjarmasin.tribunnews.co m

Ini yang bikin beda! Memakai kupiah jangang khas Urang Banjar ini, bagi rambut dan kepala pemakai, layaknya tinggal di sebuah rumah yang full AC  alias rumah dengan akses angin cendela yang leluasa sehingga anti lembab, menyegarkan dan pastinya juga menyehatkan.

Dari sisi pembuatannya, dari hulu pemilihan dan pengolahan bahan baku sampai finising sebagai muara, semuanya super unik! 

Bahan pembuatan kupiah berupa akar tanaman jangang, di Kalimantan Selatan sendiri sekarang mulai susah didapatkan. Karenanya, untuk keperluan keperluan produksi masal, para perajin kupiah jangang di sentra kerajinan anyaman Desa Margasari, Rantau, Kabupaten Tapin, sekitar 250 km dari Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, lebih mengandalkan pasokan bahan dari pedalaman hutan Kalimantan Timur dan Purukcahu atau  Muarateweh, Kalimantan Tengah.

kulit lapisan kedua | uin-antasari.ac.id
kulit lapisan kedua | uin-antasari.ac.id

Pengolahan bahan baku akar jangang, dimulai dari mengupas kulit luar sesaat setelah diambil dari hutan. Setelah itu, hasil kupasan ini biasa disebut kulit lapisan kedua dan jika dikupas lagi akan menghasilkan hati jangang. Lapisan ketiga inilah yang mempunyai tekstur paling lembut, lentur dan halus.

Keduanya, baik kulit lapisan kedua maupun hati jangang inilah yang selanjutnya diolah menjadi kupiah. Sedang kupasan kulit terluar yang relatif keras dan tidak elastis tidak bisa dimanfaatkan, jadi biasanya dibuang.

Hanya saja, hasil olahan kupiah dari kulit lapisan kedua dan hati jangang sangat jauh berbeda. Kupiah dari kulit jangang lapisan kedua yang bahannya relatif lebih keras/kaku dan sedikit lebih tebal, umumya akan mempunyai pola dan motif anyaman yang lebih kasar dan sederhana dengan lubang yang relatif besar-besar jika dibandingkan dengan kopiah berbahan hati jangang. 

hati jangang | uin-antasari.ac.id
hati jangang | uin-antasari.ac.id

Pada kupiah berbahan hati jangang yang bahannya jauh lebih  kecil, lembut, lentur dan halus, sehingga bisa dilipat (walaupun tidak direkomendasikan untuk perwatan dan pemeliharaanya, agar lebih tahan lama)  motif anyamannya tampak lebih kompleks, cantik, rapi dan pastinya lebih rumit dengan lubang lebih rapat yang memerlukan konsentrasi dan ketelitian ekstra saat membuatnya, wajar jika kupiah dari bahan jenis ini prosesnya bisa sampai satu bulan untuk pembuatan satu kupiah, jauh lebih lama dan pastinya jauh lebih mahal, bisa mencapai jutaan rupiah.

Warna asli akar jangang adalah gradasi coklat muda sampai tua alias tidak merata, agar terlihat merata, sehingga kupiah akan terlihat lebih rapi dan lebih indah, maka setelah selesai dianyam menjadi kupiah, direndam dulu selama 10-15 menit di air yang sudah dicampuri parutan kayu uwar, salah satu kekayaan hasil hutan Kalimantan lainnya.

Warga Desa Margasari Sedang Membuat Kupiah Jangang | republika.co.id
Warga Desa Margasari Sedang Membuat Kupiah Jangang | republika.co.id

Budaya Kopiah Jangang

Dari beberapa sumber disebutkan jika sejarah kupiah jangang sejak ratusan tahun lalu tidak bisa lepas dari sentra perajinnya di Desa Margasari yang dulunya, konon memang banyak ditumbuhi tanaman jangang.

Awalnya, konon kupiah jangang ini hanya dipakai oleh orang-orang tertentu saja, yaitu para alimulama berikut santri-santrinya saja, sehingga akhirnya muncul semacam konvensi daram masyarakat, pemakai kupiah jangang ini dianggap bisa  memimpin shalat berjamaah, memimpin ceramah, membaca doa atau memimpin majelis pengajian. Karenanya, kopiah jangang ini relatif sangat populer hanya di kalangan pesantren saja!

Seiring perkembangan jaman dan juga karena adanya komunikasi lintas nusantara diantara para alim ulama dan juga para santeri, keunikan dan keindahan kupiah jangang akhirnya menyebar tidak hanya di lingkungan Kalimantan Selatan saja, tapi juga lintas Kalimantan bahkan nusantara. Konsekuensinya, situasi ini berpengaruh terhadap posisinya yang sekarang lebih inklusif, karena bisa dipakai siapa saja! Bahkan, sekarang sudah menjadi oleh-oleh wajib bagi siapapun yang berkesempatan berkunjung ke Banua Banjar! Mau?

Semoga Bermanfaat!

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Selamat Idul Fitri 1441 H | @kaekaha
Selamat Idul Fitri 1441 H | @kaekaha

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun