,
“Janganlah (kalian) mengkhususkan melakukan perjalanan (jauh) kecuali menuju tiga masjid, (yaitu) Masjidil Haram (Mekkah), Masjidku (masjid Nabawi Madinah), dan masjid al-Aqsha (Palestina)”..
Keliling Indonesia menjadi salah satu "cita-cita besar" kedua saya setelah "cita-cita besar" pertama menunaikan sunnah Rasulullah SAW yang terabadikan dalam hadist H.R. Bukhari-Muslim diatas yang Alhamdulillah tinggal menyisakan satu "cita-cita", yaitu berziarah ke Masjid Al Aqsha di Palestina yang pesonanya secara eksplisit disebut di dalam Alquran, Surah Al-Isra ayat 1.
“Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada waktu malam dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsha yang diberkahi sekelilingnya untuk Kami perlihatkan ayat-ayat Kami, bahwasanya Dia itu Maha Mendengar dan Maha Melihat”.
Kenapa Keliling Indonesia?
Inspirasi pertama saya ingin sekali keliling Indonesia adalah fakta miniatur nusantara dalam keluarga saya, sedangkan katalisatornya yang paling kuat adalah fakta nusantara berikut!
"Pesona alam, keunikan ragam tradisi dan budaya negeri kepulauan terbesar di dunia yang membentang dari Sabang sampai Merauke berjuluk untaian ratna mutu manikam ini terlalu berharga untuk dilewatkan sebelum menutup mata untuk selamanya!"
Hanya saja, karena cita-cita besar keliling Indonesia ini selain manjadi prioritas kedua, juga memerlukan alokasi biaya dan juga waktu yang relatif besar, jadi untuk mewujudkannya diperlukan kreatifitas dan juga strategi yang jitu.
Salah satunya yang saya lakukan adalah dengan mengkodifikasi sekaligus memetakan berbagai referensi potensi kekayaan alam, tradisi dan budaya nusantara ke dalam tulisan-tulisan saya.
Salah satunya yang perlu menjadi referensi adalah tulisan berjudul Cara Enak, Simpel dan Antiribet Menikmati "Keliling Indonesia" yang setidaknya akan kembali mengingatkan kita akan kekayaan tradisi kuliner nusantara kita yang begitu banyak dan sudah pasti ueeenaaaak, plus cara berkeliling Indonesia dengan modal cekak bin seadanya...he...he...he...
Baca Juga : Cara Enak, Simpel dan Antiribet Menikmati "Keliling Indonesia"
Momentum Ramadan di tengah pandemi covid-19 yang memaksa kita semua lebih banyak beraktifitas dirumah, menjadi waktu terbaik saya untuk lebih intens lagi mengkodifikasi sekaligus memetakan berbagai referensi potensi kekayaan alam, tradisi dan budaya nusantara, salah satunya adalah referensi beragam masjid nusantara, khususnya masjid-masjid tua dan legendaris dengan segala keunikan dan kekhasannya masing-masing yang saya dapatkan dari karya tulisan rekan-rekan kompasianer dari seluruh Indonesia yang sedang mengikuti even menulis secara marathon 1 day 1 article, khusus di sepanjang bulan Ramadan, Samber THR .
Keliling Indonesia di #samber 2020 hari 4
Dari #samber 2020 hari 4 yang rilis tanggal 1 Mei 2020, terdapat seratusan artikel tentang masjid-masjid nusantara dengan berbagai eksotikanya. Dari seratusan artikel menarik yang sangat bermanfaat tersebut, setidaknya ada beberapa artikel yang berisi tentang eksistensi masjid-masjid tua dari berbagai daerah yang seharusnya mendapatkan media aktual untuk bisa mengabarkan eksistensinya lebih luas lagi.
Dari bumi Kalimantan, selain masjid-masjid modern yang begitu megah, setidaknya ada empat masjid kuno eksotis berusia ratusan tahun yang paling menarik perhatian saya.
Masjid-masjid tua saksi sejarah peradaban di empat penjuru bumi borneo yang dibangun dengan bahan dasar kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) ini, selain terlihat unik, kuno nan klasik juga didesain dengan arsitektur yang luar biasa indahnya.
Dari Kalimantan Timur, pesona klasik Masjid Jami Adji Amir Hasanuddin, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur memang tak terbantahkan! Sayang, tidak ada kompasianer di Kalimantan Timur khususnya di seputar Samarinda atau Samarinda Seberang yang mengulas Masjid Tua Shiratal Mustaqiem, ikon masjid bersejarah Kalimantan Timur lainnya.
Tidak kalah menarik datang dari Kalimantan Barat. Ulasan 3 masjid tua bersejarah di Kalimantan Barat tentu menjadi referensi yang luarbiasa! Karena, umumnya jika hanya Masjid Jami' Pontianak nan legendaris itu saja yang sering tampil ke permukaan.
Sedangkan dari Kalimantan Selatan, selain kemegahan Masjid Agung Banjarmasin atau Masjid Sabillah Muhtadien dan juga keunikan Masjid Agung Al Karomah Martapura yang tetap mempertahankan situs kuno masjid jami' Martapura di dalam bangunan modern-nya, setidaknya ada dua masjid kuno berusia ratusan tahun yang diulas, yaitu Masjid Bersejarah Sultan Suriansyah di Kuin, Banjarmasin dan masjid baangkat atau Masjid Su'ada di Desa Wasah Hilir, Kab. Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.
Sayang Masjid Keramat Banua Halat di desa Banua Halat Kiri, Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin tidak diulas oleh Para-KOMBATAN, sebutan Kompasianer dari Kalimantan Selatan, begitu juga Masjid Pusaka Pasar Arba atau Masjid Pusaka Banua Lawas di desa Banua Lawas, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.
Dari Daratan Pulau Sumatera, Selain pesona Masjid Baiturrahman landmark Kota Banda Aceh yang sejak lama memang telah termasyhur, pesona Masjid Tuha Indrapuri juga tidak kalah mempesona. Konon, masjid yang terletak di Desa Pasar Indrapuri, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar ini dibangun sejak abad 12 Hijriah atau sekita abad 17 Masehi, dimasa kejayaan Sultan Iskandar Muda.
Dari Kota Palembang Darussalam, pesona masjid-masjid tua bersejarah seperti Masjid Suro dan juga Masjid Lawang Kidul juga sangat menarik, begitu juga dengan Surau Lubuk Bauk di Tanah Datar, Sumatera Barat, surau unik berbahan kayu dengan arsitektur khas bangunan tradisional Minangkabau yang telah diberdiri sejak tahun 1896 ini luar biasa eksotisnya.
Tidak ketinggalan dari kepulauan di pesisir timur Sumatera, Masjid Sultan Riau di Pulau Penyengat, menjadi satu-satunya masjid kuno nan tua eksotis dari kawasan ini yang hadir dalam rangkaian artikel di #samber 2020 hari 4. Mungkin ada yang mau menambahkan referensi lainnya?
Dari daratan Pulau Jawa, banyak sekali Masjid kuno dan bersejarah yang diulas oleh teman-teman kompasianer, walaupun sebagian besar masih terkonsentrasi di seputar Jawa Tenagh dan sekitarnya. Sebut saja, Masjid Gede Kauman, masjid raya "milik" Kesultanan Yogyakarta, atau Masjid Besar Yogyakarta, yang terletak di sebelah barat kompleks Alun-alun Utara Kraton Yogyakarta.
Dari Jogja juga ada Masjid Gedhe Mataram atau Masjid Agung Kotagede yang terletak di Dusun Sayangan RT 04 Jagalan Kecamatan Banguntapan, Kab. Bantul. Konon masjid yang arsitekturnya sangat unik ini berdiri sejak abad ke-16 dan dikenal juga sebagai masjid tertua di kota Jogja.
Dari Banten, hadir Masjid Agung Banten yang menurut sejarah dibangun pertama kali pada tahun 1556 oleh Sultan Maulana Hasanudin dan menjadi salah satu masjid tertua di Indonesia. Selain bangunan utama masjid yang unik, menara masjid yang mirip bangunan mercusuar juga tidak kalah menarik perhatian.
Dari Jawa Barat, Kota Garut juga mempunyai masjid bersejarah dengan bentuk bangunan khas kolonial ala art deco yang unik, yaitu Masjid Cipari yang nama aslinya adalah "Masdjid Sjoero" atau Masjid Asy-Syuro atau ada juga yang menyebutnya sebagai Al-Syuro yang terletak di kampung Cipari, Desa Sukarasa, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut.
Selanjutnya dari jalur pantura di bumi Indramayu, ada Masjid Darussajidin, masjid tertua di Indramayu dan sepertinya juga di Jawa Barat, juga di Indonesia yang menurut perkiraan dibangun pada tahun 1414 Masehi. Masjid yang terletak di Blok Bondan Barat Desa Bondan (dahulu bernama Blok Sapuangin) Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten Indramayu ini, bagian belakangnya masih mempertahankan semua elemen asli bangunan masjid yang terbuat dari kayu jati.
Dari Jawa Timur, Masjid Jami Al Abror Sidoarjo yang konon didirikan pada masa Kerajaan Mataram pada tahun 1678 yang juga tidak terlepas dari sejarah kelahiran Kabupaten Sidoarjo, menjadi satu-satunya masjid tua bersejarah dari Jawa Timur yang hadir di even menulis secara marathon 1 day 1 article dari Kompasiana, khusus di sepanjang bulan Ramadan, Samber THR di hari ke 4.
Masjid Raya Watampone atau Masjid Al-Jami Al-Ihsan yang terletak di pusat Kota Watampone, ibu kota Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan menjadi satu-satunya masjid tua dari bumi Sulawesi yang hadir. Begitu juga eksotisnya arsitektur dan budaya khas yang dibangun Masjid kesultanan Ternate atau Masjid Sigi Lamo dan ada juga yang menyebutnya sebagai Masjid Empat Muazin "milik" Kesultanan Ternate yang teletak di Ternate, Maluku Utara.
Semoga berkah dan manfaat!
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H